BANDUNG, KOMPAS.com - Penyelenggaraan Debat Publik Perdana Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bandung Tahun 2024 yang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bandung di Grand Ballroom Sudirman, pada Rabu (30/10/2024), menuai keluhan dari pasangan calon.
Mereka menganggap waktu pelaksanaan debat yang dimulai pukul 21.00 WIB dan berakhir sekitar pukul 23.30 WIB terlalu malam.
Calon wali kota Bandung nomor urut 2, Haru Suandharu, menyatakan, "Ya terlalu malam, menurut saya baiknya mungkin jam 19.30 WIB lah paling malam. Kalau jam segini agak ngantuk," ungkapnya saat sesi debat.
Baca juga: Farhan-Erwin Pakai Baju Hansip saat Debat Pilkada Kota Bandung, Ini Alasannya
Senada dengan Haru, calon wakil wali kota Bandung nomor urut 2, Ridwan Dhani Wirianata, juga mengkhawatirkan dampak waktu debat terhadap pemirsa di rumah.
"Khawatirnya penonton di rumah itu bisa nonton, menyaksikan atau tidak. Kalau kita sih khawatir itu saja," bebernya.
Calon wali kota Bandung nomor urut 1, Dandan Riza Wardhana, menambahkan bahwa waktu pelaksanaan debat yang terlalu malam berpotensi mengurangi efektivitas acara.
"Ini kan waktunya bobo, ya. Menurut saya sih, terlalu pendek waktunya. Tapi kalau memang ini berlaku untuk semua, kita ikut saja. Tidak semua warga akan mendengar kalau jam 21.00 WIB. Beda kalau prime time jam 19.00 WIB misalnya, itu akan lebih baik lagi," tuturnya.
Sementara itu, calon wali kota Bandung nomor urut 4, Arfi Rafnialdi, meski mengapresiasi jalannya debat yang berlangsung lancar, tetap menilai waktu penyelenggaraan terlalu malam.
"Kalau penyelenggaraan di dalam acaranya bagus, rapi, hiburannya juga oke. Yang kita usulkan ke KPU supaya mulai debat itu enggak terlalu malam. Supaya warga bisa ikut menyimak debat dengan baik. Jadi kalau terlalu malam kasihan warganya," imbuhnya.
Arfi juga berharap warga Kota Bandung yang tidak sempat menyaksikan debat secara langsung dapat melihat rekaman melalui saluran penyiaran yang disediakan KPU, termasuk YouTube.
"Mudah-mudahan dengan berbagai channel di Youtube, rekaman dan mungkin di sosial media, warga yang tidak hadir dan tidak bisa menonton langsung tetap bisa mendapatkan informasi yang mumpuni dari debat publik hari ini," tandasnya.
Ketua KPU Kota Bandung, Khoirul Anam, menjelaskan bahwa penyelenggaraan debat publik telah mempertimbangkan berbagai aspek meskipun banyak keluhan yang muncul dari peserta Pilkada.
"Pertimbangannya yang pertama adalah kami melihat bahwa warga Bandung sudah selesai beraktifitas pukul 21.00 WIB dan juga sudah ada di rumah. Sama saja kayak nonton bola. Nonton bola juga nyetelnya jam 20.00 WIB atau jam 21.00 WIB. Itu kan masih masuk di jam prime time," akunya.
Baca juga: Debat Pilkada Kota Bandung, Ini Cara Empat Calon Atasi Masalah Sampah
Khoirul juga optimis bahwa dengan adanya siaran ulang yang disediakan oleh KPU, warga yang tidak sempat menonton siaran langsung masih dapat menyaksikan debat.
"Yang kedua juga kan itu ada masuk di YouTube, di channel juga, nanti juga di relay juga," tandasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang