Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upaya Yayasan Selesaikan Persoalan Universitas Bandung: Jual Gedung hingga Kerjasama Investasi

Kompas.com, 7 Januari 2025, 21:24 WIB
Agie Permadi,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Yayasan Bina Administrasi (YBA) yang menaungi Universitas Bandung tengah berupaya mencari solusi untuk mengatasi berbagai persoalan keuangan yang dihadapinya.

Berbagai langkah diambil, mulai dari memasarkan salah satu gedung kampus hingga menjajaki kerjasama dengan investor untuk membantu menutupi beban operasional.

Ketua Yayasan Bina Administrasi, Uce Karna Suganda, mengungkapkan bahwa pendapatan yayasan saat ini sangat minim, hanya mengandalkan Sumbangan Pengembangan Pendidikan (SPP) dari ratusan mahasiswa di fakultas yang masih aktif.

Baca juga: Akui Tak Punya Dana, Yayasan Universitas Bandung Sempat Patungan Gaji Dosen

"Berbagai upaya dilakukan guna mencari jalan keluar dari masalah yang dihadapi, bahkan ada rencana menjual aset gedung salah satu kampus di wilayah Ciwastra, Kota Bandung, Jawa Barat, seharga Rp 25 miliar," ujarnya di kantor LLDIKTI Kaar, Selasa (7/1/2025).

"Tapi ya kita berusaha. Kalau mengandalkan ini paling jual mobil, jual aset. Kita juga menawarkan untuk satu solusi itu menjual gedung kampus," lanjutnya.

Ia menjelaskan bahwa meskipun sudah ada tawaran untuk gedung tersebut, hingga saat ini belum ada transaksi yang terwujud.

Hasil dari penjualan gedung diharapkan dapat digunakan untuk membayar tunggakan gaji staf dan dosen, serta untuk pengembangan universitas ke depan.

Jika penjualan berhasil, Yayasan Bina Administrasi berencana memusatkan perkuliahan di kampus Universitas Bandung yang berlokasi di Jalan Muararajeun, Kota Bandung.

"Tapi sekarang kita sudah tawarkan ke beberapa investor. Biar dicicil juga yang penting gaji terbayar. Itu aja. buat gaji aja," tambahnya.

Uce optimistis bahwa penjualan gedung kampus di wilayah Ciwastra dapat memenuhi seluruh kebutuhan operasional, termasuk gaji dan pesangon karyawan di tiga program studi yang saat ini dibekukan.

"Rencana kalau kampus terjual kita beresin (gaji karyawan di prodi yang dibekukan), mereka dipensiunkan terus dikasih pesangon," jelasnya.

Selain menjual gedung, kerjasama penggabungan dengan yayasan lain juga menjadi opsi yang dipertimbangkan.

Uce menyebutkan bahwa ada satu yayasan yang memiliki konsep menarik untuk mengembangkan Universitas Bandung menjadi lebih internasional.

Yayasan tersebut beroperasi di Bali, Cirebon, dan Bandung.

"Jadi dua yayasan bergabung. Ini nanti akan mengoperasikan Universitas Bandung internasional," katanya.

Baca juga: LLDIKTI Dorong Universitas Bandung Bayar Tunggakan Gaji Dosen 7 Bulan

Saat ini, Uce juga menyampaikan bahwa beberapa investor dari Korea dan Malaysia menunjukkan ketertarikan untuk melakukan investasi.

Uce menegaskan bahwa meskipun menghadapi kritik dan hujatan, ia tetap berkomitmen untuk memperjuangkan nasib Universitas Bandung.

"Saya baru awal 2003 sebetulnya. 'katempuhan buntut maung' (mendapat kesulitan akibat kesalahan yang dilakukan orang lain). Tapi ya gak apa-apa saya dihujat, gak apa-apa. Yang penting saya tetap berjuang. Kalau bangunan kampus terjual cepat udah selesai (persoalannya)," pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau