Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dedi Mulyadi Larang "Study Tour", Orangtua Siswa: Harus Direalisasikan, Jangan Sampai Tidak...

Kompas.com, 12 Februari 2025, 14:31 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Krisiandi

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Wacana larangan study tour untuk sekolah dasar hingga menengah yang diusulkan oleh Gubernur Jawa Barat terpilih, Dedi Mulyadi, mendapatkan tanggapan positif dari sejumlah orang tua murid.

Beberapa orang tua menilai bahwa langkah ini dapat membantu mengurangi beban biaya pendidikan.

Farida, seorang ibu rumah tangga berusia 37 tahun yang memiliki anak di SMA Bhakti Mulya Banjaran, Kabupaten Bandung, menyatakan dukungannya terhadap wacana tersebut.

Baca juga: Bupati Bandung Sepakat dengan Dedi Mulyadi soal Larangan Study Tour, Penjualan Buku, dan Pengadaan Seragam

"Kalau dibilang bagus ya bagus, katakanlah minimalisasi pengeluaran," ujarnya saat ditemui di Kecamatan Banjaran, Rabu (12/2/2025).

Farida menekankan bahwa ia lebih memilih untuk mengalokasikan biaya tambahan sekolah anaknya untuk kegiatan yang lebih edukatif, seperti kunjungan ke kampus atau perusahaan.

Ia juga tidak keberatan jika sekolah tetap melaksanakan study tour di dalam kota, dengan mengunjungi lokasi-lokasi edukatif seperti museum.

"Banyak kaya misalnya museum, terus diberi tugas, kaya gitu juga kan minim pembiayaan, juga saya kira bermanfaat untuk anak," tambahnya.

Farida mengungkapkan bahwa insiden kecelakaan yang terjadi saat anak-anak melakukan study tour juga menjadi salah satu pertimbangan dalam mendukung larangan tersebut.

"Yang rame kan yang kecelakaan di Subang tuh, terus yang di Mojokerto juga yang terseret ombak, itu jadi pertimbangan juga," jelasnya.

Harus disesuaikan dengan kondisi orangtua

Senada dengan Farida, Hermansyah (44), orang tua murid di SMA Angkasa, Margahayu, mengakui bahwa meskipun kunjungan wisata dari sekolah memiliki manfaat, hal itu harus disesuaikan dengan kondisi keuangan orang tua.

Baca juga: Rombongan SMPIT Bogor yang Kecelakaan di Tol Pandaan-Malang Hendak Study Tour Bahasa Inggris

Ia menekankan pentingnya komunikasi antara sekolah dan orang tua.

"Kalau dibilang baik ya baik, tapi mesti tahu kondisi, kan enggak semua orang tua punya uang lebih buat itu, jadi harus dibicarakan lah setidaknya," katanya.

Hermansyah juga menyatakan setuju dengan wacana Gubernur dan mengungkapkan kekhawatirannya terkait keamanan kendaraan yang digunakan untuk study tour.

"Kalau saya nanya betul PO busnya dimana, kondisinya seperti apa, setidaknya saya nanya pas sebelum keberangkatan aja waktu nganter. Khawatir ada kejadian kan kita enggak tahu," ujarnya.

Harus dilaksanakan

Ellsa (33), orang tua murid SMA Citra Pajajaran, juga mendukung larangan study tour dan berharap pihak sekolah dapat melaksanakan wacana ini dengan serius.

Halaman:


Terkini Lainnya
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau