BANDUNG, KOMPAS.com - Wacana larangan study tour untuk sekolah dasar hingga menengah yang diusulkan oleh Gubernur Jawa Barat terpilih, Dedi Mulyadi, mendapatkan tanggapan positif dari sejumlah orang tua murid.
Beberapa orang tua menilai bahwa langkah ini dapat membantu mengurangi beban biaya pendidikan.
Farida, seorang ibu rumah tangga berusia 37 tahun yang memiliki anak di SMA Bhakti Mulya Banjaran, Kabupaten Bandung, menyatakan dukungannya terhadap wacana tersebut.
"Kalau dibilang bagus ya bagus, katakanlah minimalisasi pengeluaran," ujarnya saat ditemui di Kecamatan Banjaran, Rabu (12/2/2025).
Farida menekankan bahwa ia lebih memilih untuk mengalokasikan biaya tambahan sekolah anaknya untuk kegiatan yang lebih edukatif, seperti kunjungan ke kampus atau perusahaan.
Ia juga tidak keberatan jika sekolah tetap melaksanakan study tour di dalam kota, dengan mengunjungi lokasi-lokasi edukatif seperti museum.
"Banyak kaya misalnya museum, terus diberi tugas, kaya gitu juga kan minim pembiayaan, juga saya kira bermanfaat untuk anak," tambahnya.
Farida mengungkapkan bahwa insiden kecelakaan yang terjadi saat anak-anak melakukan study tour juga menjadi salah satu pertimbangan dalam mendukung larangan tersebut.
"Yang rame kan yang kecelakaan di Subang tuh, terus yang di Mojokerto juga yang terseret ombak, itu jadi pertimbangan juga," jelasnya.
Senada dengan Farida, Hermansyah (44), orang tua murid di SMA Angkasa, Margahayu, mengakui bahwa meskipun kunjungan wisata dari sekolah memiliki manfaat, hal itu harus disesuaikan dengan kondisi keuangan orang tua.
Baca juga: Rombongan SMPIT Bogor yang Kecelakaan di Tol Pandaan-Malang Hendak Study Tour Bahasa Inggris
Ia menekankan pentingnya komunikasi antara sekolah dan orang tua.
"Kalau dibilang baik ya baik, tapi mesti tahu kondisi, kan enggak semua orang tua punya uang lebih buat itu, jadi harus dibicarakan lah setidaknya," katanya.
Hermansyah juga menyatakan setuju dengan wacana Gubernur dan mengungkapkan kekhawatirannya terkait keamanan kendaraan yang digunakan untuk study tour.
"Kalau saya nanya betul PO busnya dimana, kondisinya seperti apa, setidaknya saya nanya pas sebelum keberangkatan aja waktu nganter. Khawatir ada kejadian kan kita enggak tahu," ujarnya.
Ellsa (33), orang tua murid SMA Citra Pajajaran, juga mendukung larangan study tour dan berharap pihak sekolah dapat melaksanakan wacana ini dengan serius.