Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Jalan Provinsi Rusak di Tasikmalaya Hanya Ditambal Tiap Jelang Mudik Lebaran...

Kompas.com, 17 Maret 2025, 21:38 WIB
Irwan Nugraha,
Krisiandi

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Jalan Provinsi Jawa Barat yang menghubungkan Bypass Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, hingga Cikunir, Kabupaten Tasikmalaya, mengalami kerusakan parah akibat seringnya banjir saat hujan deras.

Beberapa titik di jalur tersebut, seperti di depan SPBU Mangkubumi, Alfamart Cibatur, dan Perempatan Ngamplang, menjadi lokasi kemacetan kendaraan yang parah ketika diguyur hujan.

Menjelang musim mudik Lebaran, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Jawa Barat hanya melakukan perbaikan dengan cara menambal jalan yang berlubang.

Baca juga: Kisah Masa Muda Bahlil Jadi Inspirasi Santri Tasikmalaya dan Ciamis

Kondisi aspal yang retak dan bolong di beberapa titik jalan tersebut berpotensi menyebabkan kecelakaan tunggal, terutama bagi pengendara sepeda motor.

"Perbaikan yang dilakukan hanya tambal sulam supaya pengendara tidak terjebak bolong-bolong besar saat mudik," ujar Dadan, petugas PUPR Provinsi Jabar, di lokasi perbaikan pada Senin (17/3/2025).

Baca juga: Bawa Sejumlah Menteri Kunjungi Ponpes di Tasikmalaya, Bahlil Minta Doa untuk Golkar

Dia menambahkan bahwa ruas jalan alternatif penghubung Tasikmalaya menuju Garut sudah mulai diperbaiki beberapa hari terakhir karena mengalami kerusakan yang cukup parah.

Sejak lebih dari 10 tahun terakhir, jalur mudik Garut-Singaparna-Mangkubumi-Tasikmalaya ini belum pernah diaspal secara keseluruhan.

Perbaikan yang dilakukan selama ini hanya berupa tambal sulam pada bagian aspal yang rusak.

"Jalur ini sudah sering banjir, bergelombang, dan banyak yang bolong," keluh Emud (35), salah satu warga Mangkubumi, Kota Tasikmalaya.

Baca juga: Anggaran Pilkada Ulang Tasikmalaya Rp 50 Miliar, Sumber Dana dari Efisiensi dan Bantuan Pemprov

Selain itu, Emud juga menyoroti minimnya penerangan di jalan alternatif mudik tersebut, terutama saat malam hari.

"Wah, aspal lama, ada 10 tahun nggak diaspal. Makanya jalannya seperti wahana ombak banyu, gelombang-gelombang," tambahnya.

Hal sama diungkapkan Imat Rohmat (56), salahsatu warga Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, yang kesehariannya berdagang di Pasar Subuh Cikurubuk, Kota Tasikmalaya, hampir setiap hari melewati jalan rusak itu.

Baca juga: 3.963 Jiwa Terdampak Banjir di Tasikmalaya, 741 Korban Mengungsi ke Masjid dan Madrasah...

Imat mengaku beberapa kali terjebak lubang jalan saat hendak berangkat ke pasar saat dini harinya setiap hari.

"Saya juga motor sering masuk lubang jalan di sana. Kadang sering sakit dada kena hentakannya. Beruntung kalau subuh sepi, tapi kalau lagi siang ramai kendaraan oleng motornya bahaya saat kena bolong jalan itu," kata Imat.

Dengan kondisi yang semakin memburuk, warga berharap adanya perbaikan yang lebih menyeluruh dan berkelanjutan agar keselamatan pengendara dapat terjamin, terutama menjelang musim mudik yang semakin dekat.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau