CIREBON, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi akan terus memperdalam kajian skala prioritas terkait rencana reaktivasi rel kereta api.
Pembahasan tersebut dilakukan bersama tim ahli serta pihak terkait agar pengerjaan yang dilakukan realistis.
Dedi juga menyebut reaktivasi rel ini diperkirakan akan menggunakan anggaran sekitar Rp 20 hingga Rp 30 triliun.
Anggaran yang tidak sedikit itu harus dimaksimalkan agar tepat sasaran.
Baca juga: Reaktivasi Jalur Kereta Api di Jabar Bertahap, Skala Prioritas Dihitung
"Reaktivasi rel kereta api ini memerlukan biaya sekitar 20 hingga 30 triliun. Tapi dari sekian titik itu, ada yang menjadi skala prioritas. Prioritas ini yang akan kita kerjakan terlebih dahulu," kata Dedi saat ditemui Kompas.com di gedung DPRD usai menghadiri HUT Kabupaten Cirebon, pada Senin (21/4/2025) siang.
Dedi menyebut, anggaran yang direncanakan tersebut juga akan dibahas lebih dalam.
Ini dilakukan karena pengguna anggaran harus tepat sasaran dan realistis.
Sebelumnya diberitakan, Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Bandung akan mengaktivasi kembali jalur secara bertahap dengan mengukur skala prioritas jalur mana yang pertama dikerjakan.
Setidaknya, ada lima jalur kereta api yang tercatat masuk dalam rencana aktivasi di Jawa Barat, di antaranya Bandung-Ciwidey (37,8 km), Garut-Cikajang (28,2 km), Rancaekek-Tanjungsari (11,5 km), Cipatat-Padalarang (17 km), dan Banjar-Cijulang (82 km).
Baca juga: Reaktivasi Jalur KA Garut-Cikajang, Inventarisasi Dimulai, Butuh Anggaran Rp 1,5 Triliun
Beberapa jalur tersebut saat ini sudah dimanfaatkan masyarakat, seperti digunakan sebagai akses jalan umum hingga permukiman dengan bangunan permanen.
Skala prioritas itu dilakukan dengan mempertimbangkan dampak yang terjadi dan biaya yang dikeluarkan jika reaktivasi dilakukan.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang