BANDUNG, KOMPAS.com - Pembongkaran beberapa ruang kelas di Gedung C dan D Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Pajajaran, Kota Bandung, terjadi pada Rabu (15/5/2025) saat para siswa melaksanakan ujian kenaikan kelas.
Pembongkaran ini dilakukan untuk mengalihkan fungsi ruang tersebut menjadi Sekolah Rakyat.
Wakil Ketua Komite Orangtua SLB Negeri Pajajaran, Tri Bagyo, mengungkapkan bahwa pihaknya telah menerima surat pemberitahuan untuk mengosongkan ruang kelas pada tanggal 15 Mei 2025.
Baca juga: Pemkab Bima Siapkan 7,2 Hektar Lahan untuk Sekolah Rakyat
Komite orangtua sebelumnya telah meminta perpanjangan waktu kepada Kementerian Sosial (Kemensos) karena siswa sedang dalam proses ujian.
"Hingga akhirnya komite orangtua dijanjikan perpanjangan waktu untuk tetap bisa memakai ruangan kelas tersebut hingga 23 Mei 2025 yang disampaikan secara lisan," ujarnya.
Tri menjelaskan bahwa pada tanggal 2 Mei, surat pemberitahuan dikirimkan, dan pada tanggal 15 Mei, ruang kelas harus sudah kosong.
"Kami minta kami melayangkan surat lewat kepala sekolah penangguhan. Menurut lisan dijawab boleh sampai tanggal 23 tapi lewat WA (aplikasi WhatsApp)," tambahnya.
Baca juga: Mensos Datangi Sekolah Rakyat di Pasuruan, Anak Pemulung: Terima Kasih, Saya Bisa Sekolah Lagi
Proses pembongkaran yang berlangsung lebih cepat dari waktu yang dijanjikan membuat para murid dan orangtua terkejut.
Upaya komite orangtua dan pihak sekolah untuk mengulur waktu pembongkaran tidak membuahkan hasil.
"Kami kaget. Dalam waktu yang mendesak, kami harus mengosongkan. Anak-anak sedang ujian, kami tidak tahu harus belajar di mana," kata Tri.
Pembongkaran tersebut mengganggu kegiatan belajar mengajar (KBM) di SLB Negeri Pajajaran yang memiliki 111 siswa.
Gedung C dan D terdiri dari sembilan ruang kelas yang digunakan untuk tingkat SD, SMP, dan SMA, serta siswa dengan disabilitas ganda.
Baca juga: Viral SLB Pajajaran Dibongkar, Dedi Mulyadi: Bukan Digusur, tapi Dibagusin
Akibat pembongkaran, hanya tersisa tiga ruang kelas di Gedung A, yang membuat KBM tidak dapat berjalan efektif.
"Kalau satu ruangan ada tiga guru mengajar, itu berisik, sering terjadi miskomunikasi," tambah Tri.
Sebagai solusi sementara, Tri menyatakan bahwa para siswa terpaksa akan dipindahkan ke SLB Cicendo mulai Senin (19/5/2025).