Editor
KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyampaikan keprihatinannya atas banjir yang melanda 11 titik wilayah Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Kamis (8/8/2025).
Meski air cepat surut, Dedi menegaskan bahwa masalah banjir ini tidak bisa dianggap sepele dan harus menjadi bahan evaluasi serius, terutama terkait tata ruang dan kerusakan lingkungan.
“Banjirnya memang cuma sebentar dan cepat surut, tapi bukan berarti bisa diabaikan. Kita harus pastikan penyebabnya dan segera melakukan langkah-langkah perbaikan,” kata Dedi dalam video yang diunggah di media sosial dan dikonfirmasi ulang Kompas.com, Kamis (8/8/2025).
Baca juga: Longsor Tasikmalaya, Penghuni Rumah Pinggir Tebing Diminta Mengungsi Saat Cuaca Buruk
Dedi mengungkapkan telah menginstruksikan tiga langkah cepat untuk menangani permasalahan ini:
Tim dari Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) serta Dinas Perumahan dan Permukiman langsung diberangkatkan ke Tasikmalaya.
Mereka akan memastikan apakah sungai mengalami pendangkalan atau penyempitan, serta meninjau apakah saluran drainase tersumbat oleh sampah atau tertutup bangunan liar.
Pemerintah provinsi juga akan memeriksa kondisi di wilayah hulu sungai.
“Apakah ada perusakan alam? Apakah kawasan hijau berubah jadi permukiman? Apakah ada aktivitas tambang yang menyebabkan sedimentasi masuk ke sungai?” ujar Dedi.
Semua faktor ini, menurutnya, bisa memperburuk aliran air dan memicu banjir meski curah hujan tidak ekstrem.
Dedi menekankan bahwa banjir bisa menjadi indikator bahwa tata ruang di Tasikmalaya bermasalah.
Ia menyerukan agar tata ruang yang berpotensi menimbulkan bencana segera dievaluasi dan diubah.
“Kalau tata ruangnya menimbulkan kegelisahan dan bencana, ya harus segera diubah,” katanya tegas.
Dedi juga menyebut bahwa dirinya sempat menghubungi Bupati Tasikmalaya Cecep Nurul Yakin sejak pukul 06.30 pagi.
Namun belum ada respons. Kemudian beberapa jam kemudian bupati baru merespons.
Ia berharap Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya segera berkoordinasi dengan tim provinsi untuk menindaklanjuti persoalan ini.
Hal ini pula menunjukkan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi lebih "gercep" dibanding pemimpin daerah tempat banjir itu terjadi.
Di akhir pesannya, Dedi Mulyadi mengajak seluruh warga Kabupaten Tasikmalaya untuk kembali peduli terhadap lingkungan. Ia mengingatkan pentingnya menjaga kawasan hijau, membersihkan drainase, serta rutin melakukan kerja bakti.
Baca juga: Bocah di Tasikmalaya Lolos dari Maut Berkat Baskom Tutupi Wajahnya Saat Tertimbun Longsor
“Mari kita belajar dari berbagai musibah, karena semua ini adalah kesalahan kita bersama dalam mengelola alam dan lingkungan,” tuturnya.
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi soroti banjir cepat surut di Singaparna, Tasikmalaya. Ia minta evaluasi tata ruang, penertiban drainase, dan penghijauan kawasan gunung.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang