BANDUNG BARAT, KOMPAS.com – Keresahan warga Desa Sukajaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, kembali mencuat setelah ditemukan jejak kaki hewan misterius di lahan perkebunan.
Jejak tersebut sempat dikaitkan dengan keberadaan macan tutul yang kabur dari Lembang Park and Zoo beberapa waktu lalu.
Video penemuan jejak kaki ini viral di media sosial hingga memicu kecemasan masyarakat.
Baca juga: Drama 2 Pekan Macan Tutul Kabur, Kini Lembang Park and Zoo Resmi Dibuka Kembali
Dalam rekaman tersebut, warga terlihat menunjuk jejak di tanah yang jelas tampak dengan guratan berbentuk telapak hewan.
Kekhawatiran semakin meningkat, mengingat banyak anak-anak yang sering bermain di area tersebut.
Humas Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat, Eri Mildranaya, menanggapi isu ini. Ia menyatakan, jejak kaki yang ditemukan warga bukan milik macan tutul.
“Tim penanganan macan tutul Lembang Park and Zoo sudah memverifikasi bahwa jejak tersebut identik dengan jejak kaki hewan anjing,” ungkap Eri saat dikonfirmasi pada Jumat (19/9/2025).
Baca juga: Gara-gara Macan Tutul Kabur Bikin Wisata Lumpuh, Lembang Park and Zoo Kehilangan Pendapatan
Eri menjelaskan, ciri umum jejak kaki anjing adalah kompak, telapak kaki yang mengerucut, dan cetakan guratan kuku pada ujung jari.
Sementara itu, jejak macan tutul memiliki bentuk yang lebih menyebar dengan bantalan jari tanpa cetakan kuku.
“Berdasarkan informasi yang kami terima, sebetulnya sudah ada juga masyarakat yang mengingatkan kepada perekam sebelumnya bahwa jejak tersebut adalah jejak kaki anjing,” tambahnya.
Meski demikian, pihak BBKSDA Jabar tidak mengabaikan laporan dari warga. Mereka telah menerjunkan tim untuk memastikan situasi dan meredakan keresahan masyarakat.
“Untuk lebih memastikan, saat ini tim pun tengah berada di lokasi. Jadi memang sejak macan tutul kabur sampai akhirnya dinyatakan masuk ke hutan Gunung Tangkuban Parahu, tim tetap standby,” jelas Eri.
Macan tutul yang sempat kabur dari kandang karantina Lembang Park and Zoo telah diklaim kembali ke habitatnya di hutan lindung kaki Gunung Tangkuban Parahu.
Kepastian ini diperoleh berdasarkan jejak kaki yang tertinggal di jalur pelarian serta keterangan petani.
Upaya pencarian intensif yang dimulai sejak Kamis (28/8/2025) kini beralih menjadi proses pemantauan yang melibatkan petugas gabungan dari BBKSDA Jabar dan Lembang Park and Zoo.