Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gelombang Keracunan MBG di Cisarua Meluas, 182 Siswa SD dan SMK Jadi Korban

Kompas.com, 15 Oktober 2025, 11:26 WIB
Bagus Puji Panuntun,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

BANDUNG BARAT, KOMPAS.com - Gelombang keracunan massal akibat konsumsi menu Makan Bergizi Gratis (MBG) di wilayah Cisarua, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, terus meluas.

Setelah sebelumnya menimpa ratusan siswa SMPN 1 Cisarua, kini sejumlah siswa sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah kejuruan (SMK) juga mulai mengalami gejala serupa.

Pantauan di Posko SMPN 1 Cisarua pada Rabu (15/10/2025) pagi menunjukkan, sejumlah siswa dari berbagai sekolah berdatangan dengan keluhan mual, pusing, dan sakit perut.

Ruang-ruang kelas di SMPN 1 Cisarua disulap menjadi tempat perawatan darurat bagi para korban yang terus bertambah.

Baca juga: Siswa SMPN 1 Cisarua Bandung Barat Keracunan MBG Memburuk Dirujuk ke RS, 3 Kelas Jadi Ruang Darurat

Salah satunya, Athafaris (7), siswa SDN Garuda, menjadi korban terbaru setelah mengonsumsi menu MBG dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Panyandaan, Desa Jambudipa.

“Kemarin makannya habis katanya dan enggak ngerasa. Baru tadi pas olahraga ngeluh pusing sama sakit perut, saya ditelepon gurunya kalau anak saya udah dibawa ke SMPN 1,” ujar Nanda Warlina (24), ibu Athafaris, saat ditemui di SMPN 1 Cisarua.

Menu yang dikonsumsi Athafaris sama dengan menu MBG yang sebelumnya disajikan di SMPN 1 Cisarua, terdiri dari ayam blackpepper, tahu goreng, capcay dengan isian wortel dan brokoli, serta potongan melon.

Menurut Nanda, dirinya sempat khawatir sejak mendengar kabar keracunan massal sehari sebelumnya. Ia menyaksikan ambulans berlalu-lalang di depan sekolah sedari siang hingga malam.

“Alhamdulillah kemarin enggak apa-apa, ternyata baru kerasa pagi tadi. Kayaknya ke depan anak saya enggak akan makan MBG lagi, setop aja,” kata Nanda.

Baca juga: Dapur MBG Panyandaan Diduga Sumber Keracunan Siswa SMPN 1 Cisarua, Suplai ke 8 Sekolah

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bandung Barat, Asep Sehabudin, membenarkan bahwa gejala keracunan pada sejumlah siswa baru muncul pagi ini.

Asep menyebut lonjakan pasien terjadi karena sebagian besar siswa baru merasakan reaksi setelah 12 hingga 24 jam mengonsumsi makanan tersebut.

“Hari ini agak meningkat, siswa semalam yang belum merasakan ada mual sakit perut pusing tadi pagi baru merasakan dan berdatangan ke SMPN 1. Kita siapkan beberapa ruangan lagi,” sebut Asep.

Data terakhir yang dihimpun hingga pukul 09.00 WIB mencatat sekitar 182 siswa mengalami gejala keracunan. Sebagian sudah diperbolehkan pulang setelah menjalani perawatan, sementara sisanya masih ditangani di posko kesehatan SMPN 1 Cisarua.

Petugas kesehatan bersama BPBD dan pihak sekolah terus berjaga di posko untuk mengantisipasi kemungkinan adanya tambahan korban.

Hingga siang ini, distribusi menu MBG dari SPPG Panyandaan dilaporkan telah dihentikan sementara menunggu hasil pemeriksaan laboratorium dari Dinas Kesehatan KBB.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau