BANDUNG BARAT, KOMPAS.com - Gelombang keracunan massal akibat konsumsi menu Makan Bergizi Gratis (MBG) di wilayah Cisarua, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, terus meluas.
Setelah sebelumnya menimpa ratusan siswa SMPN 1 Cisarua, kini sejumlah siswa sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah kejuruan (SMK) juga mulai mengalami gejala serupa.
Pantauan di Posko SMPN 1 Cisarua pada Rabu (15/10/2025) pagi menunjukkan, sejumlah siswa dari berbagai sekolah berdatangan dengan keluhan mual, pusing, dan sakit perut.
Ruang-ruang kelas di SMPN 1 Cisarua disulap menjadi tempat perawatan darurat bagi para korban yang terus bertambah.
Baca juga: Siswa SMPN 1 Cisarua Bandung Barat Keracunan MBG Memburuk Dirujuk ke RS, 3 Kelas Jadi Ruang Darurat
Salah satunya, Athafaris (7), siswa SDN Garuda, menjadi korban terbaru setelah mengonsumsi menu MBG dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Panyandaan, Desa Jambudipa.
“Kemarin makannya habis katanya dan enggak ngerasa. Baru tadi pas olahraga ngeluh pusing sama sakit perut, saya ditelepon gurunya kalau anak saya udah dibawa ke SMPN 1,” ujar Nanda Warlina (24), ibu Athafaris, saat ditemui di SMPN 1 Cisarua.
Menu yang dikonsumsi Athafaris sama dengan menu MBG yang sebelumnya disajikan di SMPN 1 Cisarua, terdiri dari ayam blackpepper, tahu goreng, capcay dengan isian wortel dan brokoli, serta potongan melon.
Menurut Nanda, dirinya sempat khawatir sejak mendengar kabar keracunan massal sehari sebelumnya. Ia menyaksikan ambulans berlalu-lalang di depan sekolah sedari siang hingga malam.
“Alhamdulillah kemarin enggak apa-apa, ternyata baru kerasa pagi tadi. Kayaknya ke depan anak saya enggak akan makan MBG lagi, setop aja,” kata Nanda.
Baca juga: Dapur MBG Panyandaan Diduga Sumber Keracunan Siswa SMPN 1 Cisarua, Suplai ke 8 Sekolah
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bandung Barat, Asep Sehabudin, membenarkan bahwa gejala keracunan pada sejumlah siswa baru muncul pagi ini.
Asep menyebut lonjakan pasien terjadi karena sebagian besar siswa baru merasakan reaksi setelah 12 hingga 24 jam mengonsumsi makanan tersebut.
“Hari ini agak meningkat, siswa semalam yang belum merasakan ada mual sakit perut pusing tadi pagi baru merasakan dan berdatangan ke SMPN 1. Kita siapkan beberapa ruangan lagi,” sebut Asep.
Data terakhir yang dihimpun hingga pukul 09.00 WIB mencatat sekitar 182 siswa mengalami gejala keracunan. Sebagian sudah diperbolehkan pulang setelah menjalani perawatan, sementara sisanya masih ditangani di posko kesehatan SMPN 1 Cisarua.
Petugas kesehatan bersama BPBD dan pihak sekolah terus berjaga di posko untuk mengantisipasi kemungkinan adanya tambahan korban.
Hingga siang ini, distribusi menu MBG dari SPPG Panyandaan dilaporkan telah dihentikan sementara menunggu hasil pemeriksaan laboratorium dari Dinas Kesehatan KBB.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang