Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rieke "Oneng" PDI-P Vs Dedi Mulyadi: Berbalas Video gara-gara Jalan Rusak di Cikidang

Kompas.com, 15 Oktober 2025, 13:01 WIB
David Oliver Purba

Editor

KOMPAS.com - Anggota DPR RI Rieke Diah Pitaloka atau akrab disapa Oneng dan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, berbalas video di Instagram terkait kondisi jalan rusak di Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Dalam video yang diunggah melalui akun @riekediahp, Selasa (14/10/2025), Rieke menyampaikan langsung rusaknya jalan di Pasir Langkap, Kecamatan Cikidang.

Baca juga: Dedi Mulyadi Tegaskan Nasib Tambang Rumpin dan Cigudeg Berdasarkan Audit Ilmiah, Bukan Tekanan Politik

“Assalamualaikum Kang Dedi, saya Nyi Iroh, warga Cikidang di Sukabumi. Nah ini jalan kayak gini Kang Dedi, tolong dibantu,” kata Rieke dalam videonya.

“Kang Dedi, kasihan warga. Ini jalannya bahaya banget kalau malam,” tambahnya.

Rieke juga menyampaikan bahwa saat masa reses, ia turun ke daerah untuk menyerap aspirasi masyarakat.

Baca juga: TKD Dipangkas Rp2,45 T: Dedi Mulyadi Tolak Pinjaman, Pilih Efisiensi untuk Bangun Jabar

Dalam gaya khasnya, ia menyelipkan candaan saat menyebut jalan rusak itu “haram karena memabukkan”.

“Yang haram itu segala hal yang memabukkan. Nah, ini (sambil menunjuk ke rekannya di mobil) mabuk karena jalan butut. Jadi kesimpulannya, jalan butut adalah haram karena memabukkan. Agar kehidupan warga tidak menjadi haram, maka jalan harus dibenerin,” ucap Rieke.

Ditanggapi Dedi Mulyadi

Unggahan itu kemudian ditanggapi langsung oleh Dedi Mulyadi melalui akun Instagramnya @dedimulyadi71.

“Untuk Neng Iroh, itu apa-apaan Neng di Sukabumi panas-panasan. Sukabumi itu kabupaten yang sering dibantu provinsi,” ujar Dedi.

“Itu jalan Cikidang masuknya jalan apa? Jalan kabupaten atau jalan provinsi? Perasaan mah itu jalan kabupaten, kelihatannya tanahnya tanah perhutanan. Nanti kita koordinasi sama bupatinya ya, supaya dapat prioritas,” lanjutnya.

Tak lama kemudian, Rieke kembali merespons lewat video. Ia mengatakan sudah berada di Purwakarta dan memuji kondisi jalan di sana yang dinilai terawat baik.

“Kang Dedi, Nyi Iroh sudah sampai di Purwakarta. Alhamdulillah di Purwakarta jalan-jalannya dengan drainase cukup baik dan terawat,” ujarnya.

Rieke juga menanggapi pertanyaan Dedi soal status jalan Cikidang.

Ia memutar rekaman suara dari Sholihudin, Kepala Desa Bumisari, Kecamatan Cikidang, yang memberikan penjelasan.

“Dulunya jalan kabupaten, tapi statusnya dicabut pada 2018. Sekarang solusinya kembalikan lagi statusnya,” kata Sholihudin dalam rekaman tersebut.

Menurut penjelasan Sholihudin, pengajuan perbaikan jalan selalu ditolak karena status jalan tidak jelas. Hal ini ditekankan kembali oleh Rieke.

“Memang status harus jelas, kalau tidak jelas membuat hidup jadi galau. Tolong Pak Bupati, statusnya dikembalikan supaya hubungan kita jelas,” ujar Rieke.

Rieke juga menyebut bahwa jika status jalan jelas, maka pengajuan anggaran perbaikan dapat diperjuangkan dengan lebih mudah.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau