Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal-usul Tasikmalaya Sang Mutiara dari Priangan Timur, Letusan Gunung Galunggung

Kompas.com - 13/03/2021, 09:00 WIB
Rachmawati

Editor

Versi kedua menyebut Tasikmalaya berasal dari dua kata yakni "tasik" dan "malaya" Tasik berarti laut, telaga, atau air yang menggenangi wilayah. Sedangkan malaya berarti jajaran gunung-gunung.

Sehingga Tasikmalaya dapat dimaknai dengan gunung yang banyak lasksana air laut.

Disebutkan letusan gunung menyebabkan terbentuknya jurang-jurang yang terjal dan membentuk sebuah formasi sepatu kuda ke arah timur Gunung Galunggung.

Konon ada 3.647 bukit-bukit kecil di kawasan tersebut yang memperkuat ciri khas geografis Tasikmalaya.

Baca juga: Cerita Polwan Ingin Gendong Nenek Renta Saat Pembagian Sembako di Gunung Galunggung

Sayangnya bukit-bukit kecil tersebut sudah tak ada lagi karena pembangunan. Yang tertinggal hanyalah nama bukit di tengan Kota Tasikmalaya.

Dari cerita tersebut, banyak orang yang berpendapat jika nama Tasikmalaya ada setelah Gunung Galunggung melestus.

Hal tersebut diperkuat dengan laporan Residen Priangan di tahun 1816 yang tidak menyebut nama Tasikmalaya sebagai sebagai sebuah distrik.

Sementara itu, setelah masa Kerajaan Galunggung, ada periode kepemimpinan Sukakerta, cikal bakap Sukapura yang menjadi Tasikmalaya.

Sukakerta berpusat di (daerah Salopa) yakni daerah yang merdeka dari pengaruh kekuasaan manapun.

Baca juga: Tasikmalaya Gelar Sayembara Logo Geopark Galunggung dengan Hadiah Rp 20 Juta

Sukakerta merupakan salah satu daerah bawahan dari kerajaan Sunda Pajajaran yang berpusat di Pakuan.

Penguasa pertama Sukakerta adalah Sri Gading Anteg.

Masa hidup Sri Gading Anteg diperkirakan sejaman dengan Prabu Siliwangi (Sri Baduga Maharaja), yaitu sekitar akhir abad XV sampai awal abad XVI.

Sementara Dalem Sukakerta yang bernama Brajayuda adalah penerus tahta Sukakerta, yang hidupnya diperkirakan sejaman dengan Prabu Surawisesa (1521-1535 M) sebagai penerus tahta kerajaan Pajajaran sepeninggal Prabu Siliwangi.

Baca juga: Kisah Penumpang KA Galunggung, dari Kehabisan Tiket hingga Pengalaman Pertama Naik Kereta

Kota penuh sejarah

Desain kelom dalam pameran seni tradisional kelom dan payung geulis Si Geulis dari TasikmalayaWAWAN H PRABOWO Desain kelom dalam pameran seni tradisional kelom dan payung geulis Si Geulis dari Tasikmalaya
Tasikmalaya mencatat beberapa sejarah di masa penjajahan salah satunya perjuangan melawan Jepang yang dipimpin oleh KH Zaenal Mustofa di Singaparna.

Tasikmalaya juga mencatat sejarah penerbangan pertama dengan pesawat terbang yang menggunakan bendera merah putih dari Pangkalan Udara Cibeureum.

Penerbangan tersebut dilakukan oleh pilot Adi Sutjipto dan Basyir Surya.

Selain itu kongres pertama Koperasi Indonesia juga dilakukan di Tasikmalaya yang melahirkan Hari Koperasi pada 12 Juli serta lahirnya konsep pertahanan keamanan rakyat semesta (Hankamrata).

Baca juga: Di Moskow, Payung Geulis Asal Tasikmalaya Laris Manis Terjual

Saat ini Tasikmalaya terkenal dengan berbagai kerajinan seperi bordir, payung geulis yang menjadi ikon Jawa Barat, kelom geulis sandal tradisional hingga batik Tasikmalaya.

Tak hanya itu. Tasikmalaya juga dikenal dengan panorama alam yang indah seperti Situ Gede, Gunung Galunggung, Cipatujah, dan obyek wisata lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menkes Budi Gunadi Terpilih Jadi Ketua Majelis Wali Amanat ITB

Menkes Budi Gunadi Terpilih Jadi Ketua Majelis Wali Amanat ITB

Bandung
Video Viral Penembak Misterius di Kota Bandung, Pelaku Mengendarai Motor

Video Viral Penembak Misterius di Kota Bandung, Pelaku Mengendarai Motor

Bandung
Polisi Gerebek Markas Judi Togel di Cirebon, Omzet Rp 30 Juta Per Hari

Polisi Gerebek Markas Judi Togel di Cirebon, Omzet Rp 30 Juta Per Hari

Bandung
Polisi Gerebek Markas Judi Togel di Cirebon, Omzet Rp 30 Juta Per Hari

Polisi Gerebek Markas Judi Togel di Cirebon, Omzet Rp 30 Juta Per Hari

Bandung
Kerugian Investasi Bodong yang Diotaki Oknum Wartawan Sukabumi Rp 5,6 Miliar

Kerugian Investasi Bodong yang Diotaki Oknum Wartawan Sukabumi Rp 5,6 Miliar

Bandung
Kasus DBD di Bandung Barat Meningkat, 12 Orang Meninggal Dunia

Kasus DBD di Bandung Barat Meningkat, 12 Orang Meninggal Dunia

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Bandung
Korban Penipuan Investasi di Tasikmalaya Satroni Rumah Pelaku, Rugi Rp 52 Miliar

Korban Penipuan Investasi di Tasikmalaya Satroni Rumah Pelaku, Rugi Rp 52 Miliar

Bandung
Hujan Deras di Garut, Longsor Timpa 4 Rumah, 3 Orang Tertimbun

Hujan Deras di Garut, Longsor Timpa 4 Rumah, 3 Orang Tertimbun

Bandung
Nasib Pilu Anis Dibakar Suaminya Berujung Maut, 3 Minggu Derita Luka Bakar 89 Persen

Nasib Pilu Anis Dibakar Suaminya Berujung Maut, 3 Minggu Derita Luka Bakar 89 Persen

Bandung
Angin Puting Beliung Terbesar di Cimaung, Gemuruh Macam Suara Pesawat

Angin Puting Beliung Terbesar di Cimaung, Gemuruh Macam Suara Pesawat

Bandung
Belasan Pelaku UMKM Disabilitas Buka Sentra Kuliner di Lembang

Belasan Pelaku UMKM Disabilitas Buka Sentra Kuliner di Lembang

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Bandung
Rumah Rusak akibat Puting Beliung di Bandung Bertambah Jadi 65

Rumah Rusak akibat Puting Beliung di Bandung Bertambah Jadi 65

Bandung
Derita Penyintas Gempa Cianjur, Melahirkan di Tenda Darurat karena Tak Ada Uang

Derita Penyintas Gempa Cianjur, Melahirkan di Tenda Darurat karena Tak Ada Uang

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com