Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Air Mata Ridwan Kamil di Sumur Doa Museum Tsunami Aceh

Kompas.com - 26/12/2021, 08:45 WIB
Dendi Ramdhani,
Andi Hartik

Tim Redaksi

Emil lalu melihat atap museum yang penuh dengan bendera negara yang kala itu membantu Aceh selama bencana. Di samping bendera tersemat kata 'damai' dari berbagai bahasa.

"Banyak meneteskan air mata saja dalam proses sketsanya, termasuk saat presentasinya juga terbata-bata. Kalau saya tidak ada, ini warisan buat orang Aceh," katanya.

Emil mengakui bangunan ini syarat akan makna. Sebab, bangunan itu satu-satunya yang ia desain dengan tema kesedihan.

Baca juga: Ridwan Kamil Pastikan Pelaksanaan Misa Natal di Jabar Aman dan Lancar

"Ini museum mengingat tragedi. Belum pernah seumur hidup saya seperti ini kebanyakan kan arsitektur ibadah, arsitektur kebahagiaan kalau ini arsitektur kesedihan. Ini diresmikan Pak SBY tahun 2009, banyak sekali korbannya 250 ribu jiwa," jelasnya.

Mengenang Tsunami Aceh

Tepat pada 26 Desember 2004 lalu, pesisir Aceh disapu gelombang tsunami dahsyat pasca-gempa dangkal berkekuatan M 9,3 yang terjadi di dasar Samudera Hindia.

Gempa yang terjadi, bahkan disebut ahli sebagai gempa terbesar kelima yang pernah ada dalam sejarah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com