Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buat Jembatan Perahu Beromzet Rp 20 Juta Sehari, Haji Endang Mengaku Tak Semata Bisnis

Kompas.com - 30/12/2021, 10:59 WIB
Khairina

Editor

KOMPAS.com- Muhammad Endang Junaedi, pemilik jembatan penyeberangan perahu poton di Dusun Rumambe 1, Desa Anggadita, Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang mengaku membuat jembatan penyeberangan perahu tak hanya soal bisnis.

Dia juga membantu masyarakat. Selain memangkas jarak, ia menyebut hadirnya jembatan penyeberangan itu memantik perekonomian warga.

Sebab selain jembatan, Endang mengaku memperbaiki akses warga.

Baca juga: Cerita Pengguna Jembatan Haji Endang Beromzet Rp 20 Juta Per Hari: Hemat Waktu 1 Jam

"Banyak warga berjualan di sepanjang jalan. Saya juga merekrut sekitar 40 orang dengan tidak memandang usia," ucap pria 62 tahun itu.

"Gajinya macem- macem. Ada yang UMK ada yang tidak. Ada beberapa indikatornya. Misalnya lama kerja dan rajin tidaknya," kata dia

Tarif tidak naik

Jembatan perahu poton itu diketahui menghubungkan Desa Anggadita Kecamatan Klari dengan Desa Parungmulya Kecamatan Ciampel, menyeberangi Sungai Citarum. Sekali menyeberang tarifnya Rp 2.000.

"Dari awal sejak masih eretan (tarifnya) enggak naik, masih Rp 2.000. Namun tidak paten, kadang ada yang ngasih Rp 1.000 kadang ada juga yang enggak (bayar) ya enggak apa-apa. Apalagi jika warga sekitar," ucap Endang.

Baca juga: Cerita Haji Endang, Pemilik Jembatan Perahu di Karawang yang Beromzet Rp 20 Juta

Pria 62 tahun itu mengatakan, setiap hari tak kurang dari 10.000 pengendara sepeda motor melewati jembatan perahu ponton itu. 

Meski begitu, kata dia, tiap hari biaya operasional berkisar Rp 8 juta. Mulai dari perawatan, penerangan, hingga upah.

"Perawatan itu termasuk juga perawatan jalan akses ke sini," ucap dia.

Tempat menyeberang kerbau

Pembuatan jembatan ini berawal dari permintaan seorang tokoh Dusun Rumambe kepadanya pada 2010 lalu.

"Karena jalan buntu, agar kampungnya enggak terisolasi maka perlu dibangun penyeberangan. Dulu ini tempat menyeberang kerbau," kata dia.

Endang mengaku, sempat meminta izin kepada Bupati Karawang saat itu, Dadang S. Muchtar. Ia menawarkan kerja sama dengan pemda.

Namun karena beberapa alasan, termasuk risiko, Dadang menyarankan Endang menjalankannya sendiri.

Endang lalu memberitahukan kepada warga sekitar soal rencana pembangunan penyeberangan. Termasuk juga kepada warga Desa Parungmulya, Kecamatan Ciampel.

"Enggak semua warga mendukung. Ada yang takut nanti banyak maling dan lain -lain. Tapi sebagian besar tokoh mendukung," ucapnya.

Pernah karam

Berjalannya waktu, dibangunlah penyeberangan yang menghubungkan Desa Anggadita Kecamatan Klari dan Desa Parungmulya Kecamatan Ciampel. Jembatan itu berbahan kayu dan menyeberangi Sungai Citarum.

"Awalnya tidak ada kepikiran untuk berbisnis, niatnya menolong masyarakat. Namun membutuhkan perawatan, baik perahu, jalan, penerangan, hingga upah yang kerja," kata dia.

Baca juga: 73 Jembatan Gantung Akan Dibangun Tahun 2022, di Mana Saja?

Jasa penyeberangan itu lalu dibanderol Rp 2.000 dan tak naik hingga kini. Setiap hari ribuan karyawan pabrik hingga warga melintasi jembatan penyeberangan itu. Karena pernah karam pada 2014, akhirnya Endang dengan para pekerja berputar otak, memikirkan konsep jembatan penyeberangan yang aman.

Ia mengaku pernah tiga kali mengganti perahu kayu. Kemudian teranyar menggunakan besi alias perahu ponton.

Modalnya jika ditotal dan dibuat sekaligus, menurut Endang, bisa mencapai Rp 5 miliar. Ia bahkan juga beberapa kali meminjam ke bank.

"Kita otodidak aja. Kita pikirkan juga safety-nya," ucapnya.

Terbantu

Kardi salah seorang pengendara menyebut melintasi penyeberangan itu dapat menghemat waktu sekitar satu jam.

Saban hari Kardi mengaku sedikitnya enam kali melintasi jembatan penyeberangan perahu poton itu.

Sebab pekerjaannya mengantarkan roti ke warung - warung di area kawasan industri yang berada di seberang Sungai Citarum.

"Sangat terbantu. Kalau muter sejaman (sekitar satu jam)," ungkap dia.

Baca juga: Tim Identifikasi Jembatan Kacangan yang Ambruk di Gresik Terkendala Debit Air Kali Lamong

Ia pun mengaku tak keberatan membayar Rp 2.000 saat menyeberang. Sebab jika memutar justru ongkos transportnya lebih besar.

Hal yang sama disampaikan Sidik (45). Dengan melewati jembatan itu, ia mengaku menghemat waktu menjadi hanya sekitar 20 menit menuju tempat kerja. Jika memutar memakan waktu sekitar 40 menit.

"Aksesnya mempercepat ya, daripada mutar," kata Sidik.

 

(Penulis : Kontributor Karawang, Farida Farhan/Editor : Pythag Kurniati)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hujan Deras di Garut, Longsor Timpa 4 Rumah, 3 Orang Tertimbun

Hujan Deras di Garut, Longsor Timpa 4 Rumah, 3 Orang Tertimbun

Bandung
Nasib Pilu Anis Dibakar Suaminya Berujung Maut, 3 Minggu Derita Luka Bakar 89 Persen

Nasib Pilu Anis Dibakar Suaminya Berujung Maut, 3 Minggu Derita Luka Bakar 89 Persen

Bandung
Angin Puting Beliung Terbesar di Cimaung, Gemuruh Macam Suara Pesawat

Angin Puting Beliung Terbesar di Cimaung, Gemuruh Macam Suara Pesawat

Bandung
Belasan Pelaku UMKM Disabilitas Buka Sentra Kuliner di Lembang

Belasan Pelaku UMKM Disabilitas Buka Sentra Kuliner di Lembang

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Bandung
Rumah Rusak akibat Puting Beliung di Bandung Bertambah Jadi 65

Rumah Rusak akibat Puting Beliung di Bandung Bertambah Jadi 65

Bandung
Derita Penyintas Gempa Cianjur, Melahirkan di Tenda Darurat karena Tak Ada Uang

Derita Penyintas Gempa Cianjur, Melahirkan di Tenda Darurat karena Tak Ada Uang

Bandung
3 Pria Tertabrak Kereta Api di Bandung, 1 Tewas

3 Pria Tertabrak Kereta Api di Bandung, 1 Tewas

Bandung
Video Viral Ratusan Warga Geruduk Maling Motor di Balaidesa Setupatok Cirebon

Video Viral Ratusan Warga Geruduk Maling Motor di Balaidesa Setupatok Cirebon

Bandung
Diguyur Hujan, Tebing Setinggi 120 Meter Longsor Memutus Jalan di Bandung Barat

Diguyur Hujan, Tebing Setinggi 120 Meter Longsor Memutus Jalan di Bandung Barat

Bandung
Pj Bupati Bandung Barat Diperiksa Terkait Kasus Korupsi Pasar Cigasong Majalengka

Pj Bupati Bandung Barat Diperiksa Terkait Kasus Korupsi Pasar Cigasong Majalengka

Bandung
Cerita ODGJ di Indramayu, Dicerai Suami, Diperkosa Tetangga hingga Hamil

Cerita ODGJ di Indramayu, Dicerai Suami, Diperkosa Tetangga hingga Hamil

Bandung
Praktik Kawin Kontrak di Cianjur, Tarifnya Capai Rp 100 Juta, Targetnya Wisatawan Asal Timur Tengah

Praktik Kawin Kontrak di Cianjur, Tarifnya Capai Rp 100 Juta, Targetnya Wisatawan Asal Timur Tengah

Bandung
2 Anak Meninggal karena DBD di Karawang Selama Januari-April 2024

2 Anak Meninggal karena DBD di Karawang Selama Januari-April 2024

Bandung
BNPB: 2023 Terjadi 5.400 Bencana, Naik 52 Persen

BNPB: 2023 Terjadi 5.400 Bencana, Naik 52 Persen

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com