KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja di Bandung, Jawa Barat, Senin (17/1/2022).
Salah satu agenda Presiden Jokowi adalah menghadiri Dies Natalis ke-67 Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Bandung.
Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi membeberkan sejumlah fakta di balik penanganan pandemi Covid-19.
Baca juga: Presiden Jokowi Kunjungan Kerja ke Kota Bandung
Salah satunya adalah peran dasar negara Pancasila dengan falsafah semangat gotong royong. Berikut ini fakta lengkapnya:
Dalam pidatonya, Jokowi mengungkapkan keberhasilan Indonesia dalam program vaksinasi Covid-19.
Menurutnya, pelaksanaan program vaksinasi Covid-19 di seluruh provinsi di Indonesia telah mencapai rata-rata 70 persen atau lebih kurang 297.500.000 vaksin telah diberikan kepada masyarakat.
"Vaksinasi sudah mencapai 297.500.000 dosis. Angka yang tidak kecil. Dan saat ini 30 provinsi telah mencapai target di atas 70 persen (capaian vaksinasi)," ujar Jokowi.
Upaya itu menempatkan Indonesia berada di peringkat keempat dalam capaian penyuntikan vaksin Covid-19 di dunia.
Baca juga: Jokowi Ungkap Cara Indonesia Lewati Kengerian pada Juni 2021
Dalam kesempatan itu, Jokowi menjelaskan, salah satu kunci keberhasilan vaksinasi adalah semangat gotong royong dan nilai-nilai yang ada dalam Pancasila.
Jokowi mengakui, Indonesia layak bersykur punya Pancasila. Banyak negara besar yang terkejut dan mempertanyakan cara Indonesia menurunkan kasus Covid-19 dari 56.000 ke angka ratusan kasus dengan cepat.
"Kenapa bisa menurunkan (penyebaran) Covid-19 dengan drastis? Itu karena kita memiliki gotong royong, Pancasila kita ada di situ," kata Jokowi.
Baca juga: Jokowi: Tadi, Pak Gubernur Bisik-bisik ke Saya...
Presiden Jokowi menggambarkan, situasi pandemi Covid-19 di bulan Juni 2021 adalah momen mengerikan.
Saat itu, kata Jokowi, rumah sakit penuh dan kasus harian mencapai 56.000. Namun, kata Jokowi, dengan segala upaya dan jiwa gotong royong tadi Indonesia berhasil melaluinya.
"Itu karena negara besar tidak memiliki Pancasila dan gotong royong, mereka tidak mempunyai rakyat di desa, RT, RW yang mau memberikan rumahnya untuk isolasi, untuk karantina. Memberikan sembako kepada yang kesusahan. Implementasi Pancasila masih kuat sekali, gotong royong kita yang tidak dimilik negara lain," kata Jokowi.
Baca juga: Jokowi Pastikan Ekonomi Indonesia Bertransformasi ke Green Economy
Selain isu pandemi Covid-19, Jokowi juga menyinggung soal penghentian ekspor bahan baku mentah untuk industri, seperti nikel, bauksit, dan tembaga.
"Bauksit setop enggak ada lagi ekspor bauksit, tembaga setop, tidak ada lagi ekspor tembaga," kata Jokowi.
Bahan baku industri seperti bauksit, tembaga, dan nikel bisa diekspor, asal harus diproduksi menjadi barang setengah jadi atau barang jadi terlebih dahulu.