Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Fakta Kunjungan Jokowi di Bandung, Bersyukur Punya Pancasila dan Alasan Setop Ekspor Bahan Mentah

Kompas.com, 17 Januari 2022, 16:52 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja di Bandung, Jawa Barat, Senin (17/1/2022).

Salah satu agenda Presiden Jokowi adalah menghadiri Dies Natalis ke-67 Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Bandung.

Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi membeberkan sejumlah fakta di balik penanganan pandemi Covid-19.

Baca juga: Presiden Jokowi Kunjungan Kerja ke Kota Bandung

Salah satunya adalah peran dasar negara Pancasila dengan falsafah semangat gotong royong. Berikut ini fakta lengkapnya:

1. Vaksinasi capai 70 persen

Seorang murid Sekolah Dasar (SD) Negeri 2, Kecamatan Ilir Barat 1 Palembang, Sumatera Selatan, menangis saat disuntik vaksin Covid-19, Jumat (14/1/2022). Pemerintah Indonesia telah resmi memulai vaksinasi Covid-19 untuk anak usia 6 sampai 11 tahun yang dilakukan secara bertahap sejak 14 Desember 2021, dengan jumlah sasaran mencapai 26,5 juta anak berdasarkan data sensus penduduk 2020.KOMPAS.com/AJI YK PUTRA Seorang murid Sekolah Dasar (SD) Negeri 2, Kecamatan Ilir Barat 1 Palembang, Sumatera Selatan, menangis saat disuntik vaksin Covid-19, Jumat (14/1/2022). Pemerintah Indonesia telah resmi memulai vaksinasi Covid-19 untuk anak usia 6 sampai 11 tahun yang dilakukan secara bertahap sejak 14 Desember 2021, dengan jumlah sasaran mencapai 26,5 juta anak berdasarkan data sensus penduduk 2020.

Dalam pidatonya, Jokowi mengungkapkan keberhasilan Indonesia dalam program vaksinasi Covid-19.

Menurutnya, pelaksanaan program vaksinasi Covid-19 di seluruh provinsi di Indonesia telah mencapai rata-rata 70 persen atau lebih kurang 297.500.000 vaksin telah diberikan kepada masyarakat.

"Vaksinasi sudah mencapai 297.500.000 dosis. Angka yang tidak kecil. Dan saat ini 30 provinsi telah mencapai target di atas 70 persen (capaian vaksinasi)," ujar Jokowi.

Upaya itu menempatkan Indonesia berada di peringkat keempat dalam capaian penyuntikan vaksin Covid-19 di dunia.

Baca juga: Jokowi Ungkap Cara Indonesia Lewati Kengerian pada Juni 2021

2. Jokowi bersyukur Indonesia punya Pancasila

Presiden Jokowi didampingi Seskab Pramono Anung bertolak menuju Bandung, Jawa Barat. Senin (17/01/2022).Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev Presiden Jokowi didampingi Seskab Pramono Anung bertolak menuju Bandung, Jawa Barat. Senin (17/01/2022).

Dalam kesempatan itu, Jokowi menjelaskan, salah satu kunci keberhasilan vaksinasi adalah semangat gotong royong dan nilai-nilai yang ada dalam Pancasila.

Jokowi mengakui, Indonesia layak bersykur punya Pancasila. Banyak negara besar yang terkejut dan mempertanyakan cara Indonesia menurunkan kasus Covid-19 dari 56.000 ke angka ratusan kasus dengan cepat.

"Kenapa bisa menurunkan (penyebaran) Covid-19 dengan drastis? Itu karena kita memiliki gotong royong, Pancasila kita ada di situ," kata Jokowi.

Baca juga: Jokowi: Tadi, Pak Gubernur Bisik-bisik ke Saya...

3. Melewati krisis

Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat memutuskan untuk perpanjang kebijakan PPKM Level 4 hingga 9 Agustus 2021 di Istana Bogor, Senin (2/8/2021).YouTube/Sekretariat Presiden Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat memutuskan untuk perpanjang kebijakan PPKM Level 4 hingga 9 Agustus 2021 di Istana Bogor, Senin (2/8/2021).

Presiden Jokowi menggambarkan, situasi pandemi Covid-19 di bulan Juni 2021 adalah momen mengerikan.

Saat itu, kata Jokowi, rumah sakit penuh dan kasus harian mencapai 56.000. Namun, kata Jokowi, dengan segala upaya dan jiwa gotong royong tadi Indonesia berhasil melaluinya.

"Itu karena negara besar tidak memiliki Pancasila dan gotong royong, mereka tidak mempunyai rakyat di desa, RT, RW yang mau memberikan rumahnya untuk isolasi, untuk karantina. Memberikan sembako kepada yang kesusahan. Implementasi Pancasila masih kuat sekali, gotong royong kita yang tidak dimilik negara lain," kata Jokowi.

Baca juga: Jokowi Pastikan Ekonomi Indonesia Bertransformasi ke Green Economy

4. Alasan Jokowi setop ekspor bahan mentah industri

Selain isu pandemi Covid-19, Jokowi juga menyinggung soal penghentian ekspor bahan baku mentah untuk industri, seperti nikel, bauksit, dan tembaga.

"Bauksit setop enggak ada lagi ekspor bauksit, tembaga setop, tidak ada lagi ekspor tembaga," kata Jokowi.

Bahan baku industri seperti bauksit, tembaga, dan nikel bisa diekspor, asal harus diproduksi menjadi barang setengah jadi atau barang jadi terlebih dahulu.

Baca juga: Cerita Pedagang Dikunjungi Presiden Jokowi: Enggak Boleh Ngomong Apa-apa, Cuma Boleh Jawab Kalau Ditanya

Halaman:


Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau