BANDUNG, KOMPAS.com - Selain karena intensitas hujan yang tinggi, gundukan sampah yang tertahan di kolong jembatan, kerap membuat air Sungai Citarum meluap dan membanjiri sebagian besar wilayah Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung.
Maman (46), selaku ketua RT 05 RW 07, Kampung Muara, Kelurahan Andir, Kecamatan Baleendah mengatakan, ketika hujan datang berhari-hari, bisa dipastikan tumpukan sampah yang terbawa arus ikut menjadi penyebab banjir.
"Tiap banjir pasti terjadi penumpukan sampah, ini termasuk sedikit, kadang-kadang penuh banget, karena airnya tinggi jadi sampahnya tertahan," katanya ditemui, Selasa (15/3/2022).
Baca juga: Banjir di Bandung Selatan, Jalan Andir-Katapang Tak Dapat Dilalui Kendaraan
Tumpukan sampah yang saat ini tertahan di aliran Sungai Cisangkuy (anak Sungai Citarum) itu, kata Maman, sudah bertumpuk berhari-hari.
"Ini dari kemarin numpuknya pas air sudah tinggi, hujan besar sekali dua kali sudah pasti air tinggi," ujarnya.
Maman menyebutkan, sampah yang bertumpuk dan tertahan di kolong jembatan itu bukan berasal dari Sungai Citarum, lebih tepatnya terbawa dari hulu Sungai Citarum.
"Sebetulnya ini sampah dari arah hulu sana yang ngalir ke sini, kebetulan di sini aliran Citarumnya deras, kemudian tertahan oleh jembatan," kata Maman.
Baca juga: Sungai Citarum Meluap, 2.000 KK Terdampak Banjir di Baleendah Bandung
Sebagai ketua RT, ia mengaku kerap menerima keluhan dari warga terkait bau tak sedap yang dihasilkan dari tumpukan sampah tersebut.
Warga harus menunggu luapan air sungai surut sehingga sampah bisa terbawa hanyut.
"Ya warga juga terganggu, kadang-kadang bau. Ini harus nunggu air surut dulu baru bisa ngalir, sekarang kan tinggi jadi tertahan," ungkapnya
Sejauh ini, kata Maman belum ada penanganan dari pemerintah terkait sampah yang kerap tertahan di kolong jembatan itu.
Pemerintah, sambungnya, baru fokus menangani banjir tahunan yang kerap melanda kawasan Baleendah.
"Penanganan sampah sampai sekarang belum ada, paling baru penanganan banjirnya, dibikin kolam retensi, tapi kalau muara belum, saluran buat ke sana nya belum selesai," jelas Maman.
Ia berharap pemerintah tidak hanya mampu menyelesaikan persoalan banjir saja, namun juga sampah yang kerap memperparah banjir pun bisa segera ditangani.
"Ya semoga ini penanggulangan banjir cepat selesai, bikin saluran ke yang retensi bisa segera berjalan, jadi air gak tersumbat dan sampah juga," pungkasnya.
Sebelumnya Camat Baleendah, Eef Syarif Hidayatulloh mengatakan, sebanyak 10 Rukun Warga (RW) terendam banjir akibat luapan Sungai Citarum.
Adapun warga yang terdampak banjir ada sekitar 2.000 Kepala Keluarga (KK)
"Berdasarkan data yang terhimpun, kurang lebih sekitar 2.000 KK dengan jumlah jiwa diestimasi sekitar 8.000-an, tapi sejauh ini belum ada yang mengungsi. Dari beberapa lokasi pengungsian yang sudah ada itu masih belum di isi," katanya Eef saat ditemui, Selasa (15/3/2022).
Selain karena intensitas hujan yang tinggi beberapa hari terakhir, luapan Sungai Citarum ini disebabkan pelbagai pertemuan berbagai aliran anak Sungai Citarum yang tersebar di beberapa wilayah di Bandung Raya.
"Ya kalau kita lihat beberapa hari kebelakang, hujan intensitasnya cukup tinggi khususnya di dataran yang lebih tinggi di Kecamatan Baleendah, itu dari wilayah Timur yang melalui Citarum dan di daerah Selatan yang melalui Cisangkuy serta mungkin Kota Bandung yang melalui saluran yang ada di Citereup. Sehingga bertemu di sini, jadi menyebabkan banjir," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.