Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahar bin Smith Meminta Sidang Digelar secara "Offline", Kuasa Hukum Ungkap Alasannya

Kompas.com - 29/03/2022, 13:32 WIB
Agie Permadi,
Khairina

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Bahar bin Smith meminta persidangan perkara berita bohong di lakukan secara offline, dalam artian Bahar hadir langsung dalam sidang perdana tersebut.

Kuasa Hukum Bahar bin Smith, Ichwan Tuan Kota, mengatakan bahwa pihaknya telah menyampaikan keinginan kliennya yang meminta persidangan dilakukan secara offline.

"Kami sudah sampaikan dari awal bahwa kami ingin sidang offline, itu sudah disampaikan klien kami Bahar bin Smith," kata Ichwan usai persidangan di Pengadilan Negeri Bandung, Selasa (29/3/2022).

Baca juga: Bahar Bin Smith Tolak Hadir di Sidang Online, Minta Sidang Offline

Ichwan mengungkapkan alasan mengapa kliennya itu berkeinginan sidang digelar secara offline.

"Alasannya pertama agar keadilan bisa ditegakkan karena menghadirkan langsung terdakwa dan beliau berhak melakukan pembelaan secara langsung," ucap Ichwan.

"Kedua, media-media yang sudah kita sampaikan di muka hakim mencontohkan ada lima hal yang mengganggu sinyal. Sidang Habib Rizieq pun dilakukan secara offline, Haji Munarman pun secara offline, penista agama Kece dan Ferdinand semua offline. Ini masalahnya di mana, balapan sudah mulai, konser musik sudah mulai, mana lagi itu alasannya," tambah Ichwan.

Terkait pemintaan kliennya itu, majelis hakim telah mengabulkan persidangan offline yang rencana bakal digelar kembali pada Selasa, 5 April 2022.

"Dikabulkan alhamdulilah oleh Majelis Hakim dan insya Allah dan diserahkan tetap menghadirkan terdakwa oleh pihak jaksa," ucapnya.

Ketika disinggung soal imbauan hakim yang meminta menjaga persidangan tetap kondusif, Ichwan mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan hal tersebut.

"Insya Allah kita jaga kondusivitas, lihat saja tak ada apa-apa kok," ucapnya.

Baca juga: Bahar bin Smith Tolak Ikuti Sidang Online Kasus Penyebaran Berita Bohong

Majelis hakim belum menetapkan tempat persidangan nanti, dan menyerahkannya kepada jaksa untuk mengakomodasi tempat sidang.

Meski begitu, pihak kuasa hukum Bahar bin Smith tak berkeberatan di mana pun tempat digelarnya persidangan.

"Kami tak berkeberatan (di mana pun tempatnya), Habib Bahar pun pernah disidangkan perpustakaan Bandung dan kita ikuti, itu tak masalah," jelasnya.

Adapun dalam persidangan tersebut, kuasa hukum Bahar yang hadir berjumlah 17 orang, dengan total keseluruhannya sebanyak 30 orang.

"Pengacara hadir 17 orang. Semuanya 30 orang, nanti bergantian," kata Ichwan.

Sebelumnya diberitakan, Bahar bin Smith enggan hadir dalam persidangan online dan meminta persidangan dilakukan secara offline.

Dalam sidang berita bohong ini, terdakwa yang di sidang tak hanya Bahar, tetapi juga satu orang lainnya, yakni pengunggah video melalui YouTube, yakni Tatan Rustandi.

Keduanya dinilai telah melanggar Pasal 14 ayat (1) dan ayat (2) dan Pasal 15 UU Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana dan/atau Pasal 28 ayat (2) Jo Pasal 45A ayat 2 UU Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik jo Pasal 55 ayat (1) angka 1E KUHPidana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menkes Budi Gunadi Terpilih Jadi Ketua Majelis Wali Amanat ITB

Menkes Budi Gunadi Terpilih Jadi Ketua Majelis Wali Amanat ITB

Bandung
Video Viral Penembak Misterius di Kota Bandung, Pelaku Mengendarai Motor

Video Viral Penembak Misterius di Kota Bandung, Pelaku Mengendarai Motor

Bandung
Polisi Gerebek Markas Judi Togel di Cirebon, Omzet Rp 30 Juta Per Hari

Polisi Gerebek Markas Judi Togel di Cirebon, Omzet Rp 30 Juta Per Hari

Bandung
Polisi Gerebek Markas Judi Togel di Cirebon, Omzet Rp 30 Juta Per Hari

Polisi Gerebek Markas Judi Togel di Cirebon, Omzet Rp 30 Juta Per Hari

Bandung
Kerugian Investasi Bodong yang Diotaki Oknum Wartawan Sukabumi Rp 5,6 Miliar

Kerugian Investasi Bodong yang Diotaki Oknum Wartawan Sukabumi Rp 5,6 Miliar

Bandung
Kasus DBD di Bandung Barat Meningkat, 12 Orang Meninggal Dunia

Kasus DBD di Bandung Barat Meningkat, 12 Orang Meninggal Dunia

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Bandung
Korban Penipuan Investasi di Tasikmalaya Satroni Rumah Pelaku, Rugi Rp 52 Miliar

Korban Penipuan Investasi di Tasikmalaya Satroni Rumah Pelaku, Rugi Rp 52 Miliar

Bandung
Hujan Deras di Garut, Longsor Timpa 4 Rumah, 3 Orang Tertimbun

Hujan Deras di Garut, Longsor Timpa 4 Rumah, 3 Orang Tertimbun

Bandung
Nasib Pilu Anis Dibakar Suaminya Berujung Maut, 3 Minggu Derita Luka Bakar 89 Persen

Nasib Pilu Anis Dibakar Suaminya Berujung Maut, 3 Minggu Derita Luka Bakar 89 Persen

Bandung
Angin Puting Beliung Terbesar di Cimaung, Gemuruh Macam Suara Pesawat

Angin Puting Beliung Terbesar di Cimaung, Gemuruh Macam Suara Pesawat

Bandung
Belasan Pelaku UMKM Disabilitas Buka Sentra Kuliner di Lembang

Belasan Pelaku UMKM Disabilitas Buka Sentra Kuliner di Lembang

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Bandung
Rumah Rusak akibat Puting Beliung di Bandung Bertambah Jadi 65

Rumah Rusak akibat Puting Beliung di Bandung Bertambah Jadi 65

Bandung
Derita Penyintas Gempa Cianjur, Melahirkan di Tenda Darurat karena Tak Ada Uang

Derita Penyintas Gempa Cianjur, Melahirkan di Tenda Darurat karena Tak Ada Uang

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com