"Dulu ada beduk, jodohnya kohkol, tapi sekarang enggak tau kemana, kalau masih ada sisa atau runtuhan dari beduk itu pasti saya susun karena ini kan cagar budaya," jelasnya.
"Konon katanya, barang yang ada di sini itu replika, termasuk kentungan, tapi saya enggak tahu pasti cerita itu. Yang jelas benda-benda itu sudah lama ada," ungkapnya.
Kendati sudah tak pernah lagi digunakan lagi untuk mengingatkan masuknya waktu shalat, Kohkol Gempeur Saketan masih mengisi ruang selasar bagian selatan Masjid Besar Majalaya.
Menurutnya, ia dan masyarakat sekitar enggan memindahkan dan tetap memeliharanya, sebab Kohkol Gempeur Saketan memiliki jasa di masa-masa pembangunan masjid.
"Lihat saja masih bagus kondisinya, akan kita pelihara terus," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.