Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Temuan Komnas PA Soal Bocah 14 Tahun yang Tewas Dianiaya Kakak Ipar, Korban dari Keluarga Tidak Mampu

Kompas.com - 20/05/2022, 17:49 WIB
Farida Farhan,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com - S, bocah 14 tahun yang kehilangan nyawa karena dianiaya kakak ipar di Karawang, Jawa Barat putus sekolah. Latar belakang ekonomi keluarganya pun tergolong tidak mampu.

Komisioner Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Jawa Barat Wawan Wartawan mengungkapkan perihal latar belakang ekonomi keluarga S.

Ia mendatangi kediaman orangtua korban yang lokasinya memakan waktu kurang lebih 1 jam perjalanan dari Kota Karawang, tepatnya berada di kawasan hutan di Kecamatan Ciampel.

Baca juga: Awalnya Diduga Bunuh Diri, Bocah 14 Tahun di Karawang Tewas Dianiya Kakak Ipar, Pelaku Ditahan

Melihat kondisi rumahnya, kata Wawan, keluarga S tergolong keluarga tidak mampu.

Ayah S bernama SA (45), bekerja sebagai buruh kasar pembuat arang kayu, dan memiliki 4 anak. S merupakan anak ketiga.

"Sangat kurang (mampu)," kata Wawan melalui pesan singkat, Jumat (20/5/2022).

Kedatangan Wawan dan timnya saat itu, bermaksud mengumpulkan informasi dan fakta-fakta di di lokasi kejadian, termasuk mewawancarai keluarga dan orang terdekat S.

Dari informasi yang diidapatnya, S putus sekolah lalu bekerja membantu kakak iparnya menambal ban dan mengisi bensin.

Dari keterangan RT setempat, pemilik bengkel atau kakak ipar S bukan warga Dusun Pejaten Desa Sirnabaya, Telukjambe Timur.

"Dia putus sekolah kelas 6," kata dia.

Wawan mengatakan, anak-anak di wilayah tempat tinggal S perlu perjuangan untuk sekolah. Mereka harus berjalan kaki kurang lebih satu jam dari rumah mereka di kawasan hutan.

"Rumah mereka di kawasan hutan di Kecamatan Ciampel bersekolah ke Desa Wanajaya, Kecamatan Telukjmbe Barat," ungkapnya.

Menurut Wawan, salah salah satu faktor dari penyebab kemiskinan adalah data administrasi kependudukan yang tidak benar, artinya tidak diperbaharui. Ibu korban misalnya, sampai hari ini belum pernah dilakukan perekaman KTP.

"Anak-anak mereka tidak mempunyai akta lahir, karena ibu bapak mereka menikah secara sirih. Termasuk pernikahan T," kata dia.

Kakak S diketahui menikah saat berumur 14 tahun dan saat ini memiliki anak berusia 6 bulan.

"Ada PR untuk kita semua. Bagaimana isteri, anak pelaku serta adik-adik S untuk bisa keluar dari jerat kemisikinan," ungkapnya.

Kedapatan melamun

Tetangga bengkel milik T, kakak ipar S, mengaku beberapa kali mendapati bocah 14 tahun itu seperti melamun. Tatapannya kosong. Bocah itu menurutnya jarang makan dan lebih sering menyantap mi instan.

"Beberapa kali kayak melamun," kata warga yang enggan disebut itu.

S diketahui kerap membantu kakak iparnya di bengkel di belakang Karawang International International City (KIIC). Bengkel itu terletak sekitar 300 meter dari lokasi tempat S ditemukan tak bernyawa. Jika kakak beserta kakak iparnya pulang ke rumah, ia juga turut serta.

"Bantuin nambal ban juga kalau ada yang mau nambal ban subuh-subuh pas T belum bangun," kata ucap dia.

Ia mengaku beberapa kali memergoki S diomeli. Namun jika dengan kekekerasan tak pernah. S juga kerap menyendiri jika habis diomeli. Lalu kemudian dibujuk agar kembali.

Akan tetapi, perihal kejadian temuan jasad S di kolong jembatan pada Senin (9/5/2022) lalu, ia mengaku tak tahu sama sekali.

Baca juga: Geger Penemuan Mayat Gadis 14 Tahun di Kebumen, Ternyata Dibunuh Teman Prianya

Diberitakan sebelumnya, Polisi telah menetapkan tersangka pembunuhan S, bocah 14 tahun yang ditemukan seperti bunuh diri dengan seutas tali, pada Senin (9/5/2022) pukul 19.00 WIB, di bawah jembatan tol Jakarta-Cikampek di belakang KIIC, Dusun Pajaten, RT 003, RW 002, Desa Sirnabaya, Kecamatan Telukjambe Timur, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. S ternyata tewas karena dianiaya kerabat dekatnya.

S saat itu diguga mengakhiri hidup dengan seutas tali setelah dimarahi oleh kerabatnya lantaran bensin yang dijualnya belum dibayar konsumen.

Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Jawa Barat mendorong kepolisian melakukan autopsi lantaran menemukan sejumlah kejanggalan. Di antaranya kondisi korban saat ditemuka tertelungkup di dasar kolong jembatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Bandung
Keracunan Massal di Cianjur, Polisi Periksa 2 Orang

Keracunan Massal di Cianjur, Polisi Periksa 2 Orang

Bandung
Mencicipi Duku Cililitan, Si Manis dari Ciamis

Mencicipi Duku Cililitan, Si Manis dari Ciamis

Bandung
Cerita Petugas Kebersihan di Bandung Tinggal di Gubuk, Kaget Rumahnya Direnovasi

Cerita Petugas Kebersihan di Bandung Tinggal di Gubuk, Kaget Rumahnya Direnovasi

Bandung
Makanan Hajatan Diperiksa Usai Tewaskan 1 Orang dan Puluhan Keracunan di Cianjur

Makanan Hajatan Diperiksa Usai Tewaskan 1 Orang dan Puluhan Keracunan di Cianjur

Bandung
Uu Ruzhanul dan Dicky Candra Daftar Penjaringan Calon Wali Kota Tasikmalaya

Uu Ruzhanul dan Dicky Candra Daftar Penjaringan Calon Wali Kota Tasikmalaya

Bandung
Libur Lebaran Usai, 5 Titik PKL di Bandung Kembali Ditata

Libur Lebaran Usai, 5 Titik PKL di Bandung Kembali Ditata

Bandung
Kisah Penyintas Gempa Cianjur, Sudah 1,5 Tahun Tinggal di Rumah Terpal

Kisah Penyintas Gempa Cianjur, Sudah 1,5 Tahun Tinggal di Rumah Terpal

Bandung
Viral Video Tawuran Pelajar SMP di Cirebon, Seorang Siswa Terkapar

Viral Video Tawuran Pelajar SMP di Cirebon, Seorang Siswa Terkapar

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Bandung
2 Bulan Ratusan Korban Pergerakan Tanah di Bandung Barat Terkatung-katung Menanti Relokasi Rumah

2 Bulan Ratusan Korban Pergerakan Tanah di Bandung Barat Terkatung-katung Menanti Relokasi Rumah

Bandung
Keluarga Tahanan Tewas Minum Detergen di Cianjur Ikhlas dan Cabut Permintaan Otopsi

Keluarga Tahanan Tewas Minum Detergen di Cianjur Ikhlas dan Cabut Permintaan Otopsi

Bandung
Korban Pengeroyokan di Ciparay Bandung Kritis, Polisi: Motifnya Cemburu

Korban Pengeroyokan di Ciparay Bandung Kritis, Polisi: Motifnya Cemburu

Bandung
Ikuti Google Maps, Pengendara Mobil Terjebak di Jalan Berlumpur Bogor Semalaman

Ikuti Google Maps, Pengendara Mobil Terjebak di Jalan Berlumpur Bogor Semalaman

Bandung
Kasus Keracunan Massal di Cianjur, 1 Warga Tewas, Dinkes Uji Sampel Makanan

Kasus Keracunan Massal di Cianjur, 1 Warga Tewas, Dinkes Uji Sampel Makanan

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com