Menurut dokter hewan Bandung Zoological Garden Josephine Bernadette, bayi tapir ini dilahirkan secara normal tanpa ada campur tangan manusia.
Saat dilahirkan bayi tapir dalam kondisi sehat dengan berat mencapai 5-6 kilogram.
Ketika tim dokter pertama kali melihat bayi tapir bersama induknya, pihaknya membiarkan mereka berinteraksi tanpa gangguan manusia.
Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kondisi stres bagi kedua satwa tersebut.
"Setelah beberapa minggu kita belum timbang lagi, karena khawatir stres kalo dipegang. Jadi kita biarkan natural dalam satu kandang, bagus bagi interaksi induk dan anaknya," ucap Josephine.
Josephine berkata, bayi malayan tapir atau tapir Asia (Tapirus indicus) ini baru bisa lepas susu setelah umur tiga bulan, dan dapat berpisah dari induknya ketika berumur 6-8 bulan.
Seiring itu pula, si bayi yang tumbuh akan mengganti bulu belangnya pada saat kecil, berubah menyerupai induknya.
"Biasanya dari umur 6-8 bulan sudah berubah warna badannya. Umur dua tahun dewasa kelamin. Setelah itu kita pisahkan, karena mereka soliter sebetulnya tapi karena sebenarnya ini sama-sama betina, jadi kalaupun dalam satu kandang justru itu bagus, sehingga ada interaksi," ucap Joshephine.
Mengingat sang bayi belum dapat lepas susu dari induknya, pihak kebun binatang bandung memastikan pakan dengan protein yang cukup bagi sang induk agar susu yang dikeluarkan lancar bagi bayi tapir betina itu.
Adapun makanan yang diberikan bervariasi mulai dari rumput, kangkung, kacang panjang, wortel, hingga pepaya.
"Makanan pokoknya itu daun, kalau cemilan biasanya daun nangka, daun kupu-kupu, itu mereka makan," ucap Sulhan, seraya menambahkan bahwa usia tapi di alam bebas bisa mencapai 30-40 tahun tergantung habitatnya.
Baca juga: Seekor Tapir yang Dilepasliarkan BKSDA Ditemukan di Jalan Raya, Videonya Viral
Namun bayi tapir ini belum diberikan nama, Sulhan mengatakan bahwa pihaknya saat ini tengah memberikan kesempatan kepada siapapun untuk menjadi orang tua asuh bayi tapir sekaligus memberikan namanya.
"Terbuka siapa saja bisa kasih nama, bahkan jika berminat jadi orang tua asuh lebih baik lagi, nanti kita verifikasi dan wawancara sejauh mana pemahaman orang tua asuh itu terhadap satwa sekaligus kita edukasi juga," ucapnya.
"Tapi kalau tidak ada yang berminat ya kita kasih nama saja, tapi sejauh ini kita masih memberikan kesempatan kepada publik," tambahnya.
Dengan hadirnya bayi tapi itu, maka koleksi tapir di Bandung Zoo pun bertambah menjadi 10 ekor secara total keseluruhan.
"Kita koleksinya 6 jantan dan 4 betina, termasuk bayi tapir betina ini," ucapnya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.