Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ohin, Korban Longsor Nagreg Sabar Menunggu Perbaikan Rumah Saat Kakinya Lumpuh

Kompas.com - 24/05/2022, 21:53 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Sudah 20 tahun lebih, Ohin (62) warga Kampung Pasir Huut, RT 04 RW 08, Desa Bojong, Kecamatan Nagreg Kabupaten Bandung, Jawa Barat, mengalami lumpuh.

Selama kurun waktu itu pula, ia sudah tak tahu lagi situasi dan kondisi di luar rumahnya. Sehari-hari, Ohin hanya bisa tidur terlentang di rumahnya yang seluas 5x4 meter.

Apalagi pasca longsor yang memporak pondakan rumahnya pada Minggu (13/3/2022) lalu, ia hanya bisa berdiam di tengah rumah dan terasnya.

Pasalnya tembok bagian dapur dan kamar mandinya rubuh tertimpa material longsor.

Baca juga: 2 Bulan Pasca Longsor Nagreg, Pemda Belum Perbaiki TPT dan 3 Rumah Terdampak

Saat longsor terjadi dua bulan lalu, Ohin baru selesai mandi. Kemudian ia mendengar suara ledakan.

Hanya hitungan detik, tiba-tiba material batu, tanah, air dan lumpur menimpa sebagian rumahnya.

Karena kondisi lumpuh, ia hanya bisa bergerak menyeret badan dengan kedua tangannya menuju ruang tengah dan kemudian menutupi tubuhnya dengan selimut karena ketakutan.

"Saya aja kena lumpur dan airnya, kan waktu itu hujan. Gak lama, saya minta tolong ke saudara saya, kemudian saudara datang dan kaget ada longsor," ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (24/5/2022).

Melihat kondisi rumahnya yang roboh akibat longsor dan tak kunjung diperbaiki, Ohin mengaku hanya bisa pasrah dan menunggu tergeraknya hari pemerintah setempat atau pemerintah daerah (Pemda).

"Saya kan tidak bisa kemana-mana, jadi minta bantuan saja, modal tidak punya, sampai sekarang pemerintah desa tidak ada," kata dia.

Kepada Kompas.com, Ohin merasa terharu Pimpinan Daerah seperti Bupati Bandung sempat turun dan melihat kondisi longsor dan warga yang terdampak.

Namun ia kecewa, Bupati tak menepati janjinya. Saat itu, kata dia, Bupati Bandung memerintahkan jajarannya untuk segera mengangkut material longsor dan segera memperbaiki rumah yang terdampak.

"Waktu Bupati datang bilang harus segera diperbaiki, karena mau menghadapi bulan suci Ramadan, tapi sampai sekarang belum ada, bahkan gundukan meterial pun masih gitu aja," ujar dia.

Longsor di Kecamatan Nagreg menelan 1 orang korban tewas dan 2 lainnya luka-luka, longsor terjadi akibat intensitas hujan tinggi sejak Minggu ( 13/3/2022).KOMPAS.com/M Elgana Mubarokah Longsor di Kecamatan Nagreg menelan 1 orang korban tewas dan 2 lainnya luka-luka, longsor terjadi akibat intensitas hujan tinggi sejak Minggu ( 13/3/2022).

Sementara pemerintah setempat hanya meminta ia dan warga yang terdampak lainnya untuk terus bersabar.

"Ya diminta sabar terus, udah mah kondisi saya kaya gini, tinggal sendirian, saya harus terus diminta sabar, saya cuma bisa pasrah aja," ungkapnya.

Ohin hanya bisa berterima kasih pada masyarakat yang sudah mau gotong-royong membangun Tembok Penahan Tanah (TPT) dan rumah terdampak secara swadaya.

"Tapi ini dibenerin malah sama Ormas, bahkan materialnya baru diangkut Minggu kemarin karena jalan terhambat, selama dua bulan lebih kondisi kaya gini terus" tambahnya.

Tak pernah dapat bantuan dari desa, kecamatan, dan Pemda

Selain harus menunggu sampai jangka waktu yang tak ditentukan ihwal perbaikan rumahnya. Ohin mengaku tak pernah mendapat bantuan dari pihak pemerintah setempat.

"Saya terus terang saja, saya dapet bantuan dari BLT aja dari pemerintah pusat. Dana desa kaya sembako atau apa gak ada saya mah. Anehnya yang sehat pada dapet beras juga dapet. Saya gak dapet banget," ungkapnya.

"Sempat ada pertanyaan dari Camat mengapa gak dapet bantuan dari Desa atau yang lainnya, saya jawab gak tau, seperti biasa bilang "sebentar lagi ada" dan sabar," tutur dia.

Apalagi saat bulan puasa kemarin, bantuan dari pemerintah tak kunjung datang ke rumahnya.

"Waktu bulan puasa mah sempat gak ada jujur saja saya kebingungan. Saya bulan puasa gini aja keadaanya, gak bisa jalan kemudian rumah rusak belum diperbaiki," tuturnya.

Ditanya terkait, bantuan untuk pengobatannya, Ohin mengaku belum pernah mendapatkan. Selama ini, ia hanya mengandalkan tukang urut saja.

"Berawal dari rematik, dan kedinginan, waktu itu kan di sini sering nyangkul, mikul kan berat, ngumpulin kayu bakar atau apapun. Dulu pernah di urut sering, bahkan sempat bisa jalan, tapi kembali lagi seperti ini, gak bisa jalan lagi," terangnya.

Baca juga: Evakuasi Material Longsor Terus Dikerjakan, Jalan di Kulon Progo Ditargetkan Bisa Dilewati Kendaraan Besok

Kendati sudah dari usia 30 tahun mengalami lumpuh, baginya pantang untuk meminta selagi masih mampu.

Meski hanya menggunakan tangannya untuk beraktivitas, demi menutupi kehidupan sehari-hari Ohin berdagang ala kadarnya.

"Sekarang sambil jualan, kopi dan rokok, modalnya kecil kecilan aja. Ini buka dari bantuan apapun, gak pinjem dari siapa pun," ungkap.

Kini Ohin hanya bisa menunggu itikad baik dari pemilik kebijakan. Selain itu, ia juga mesti meredam rasa khawatirnya sendirian di rumah yang luasnya tak seberapa.

"Belum menikah, jadi gak punya anak karena lumpuh ini, jadi saya tinggal sendirian di sini," pungkasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Angkot Terjebak Arus Banjir di Cimahi, Penumpangnya Selamatkan Diri Naik ke Atap

Angkot Terjebak Arus Banjir di Cimahi, Penumpangnya Selamatkan Diri Naik ke Atap

Bandung
Detik-detik Angkot Terseret Arus saat Berusaha Terobos Banjir Cimahi

Detik-detik Angkot Terseret Arus saat Berusaha Terobos Banjir Cimahi

Bandung
Nyamar Jadi Ojol, Polisi Cirebon Sergap Residivis Narkoba

Nyamar Jadi Ojol, Polisi Cirebon Sergap Residivis Narkoba

Bandung
Bayar Rp 30 Juta Per Orang untuk Umrah, Puluhan Warga Garut Malah Diajak ke Jakarta

Bayar Rp 30 Juta Per Orang untuk Umrah, Puluhan Warga Garut Malah Diajak ke Jakarta

Bandung
Kasus Mahasiswa Bunuh Pacarnya di Tasikmalaya, Korban Ternyata Hamil 3 Bulan

Kasus Mahasiswa Bunuh Pacarnya di Tasikmalaya, Korban Ternyata Hamil 3 Bulan

Bandung
Pasca-longsor, Jalur Kereta di Cirebon Bisa Dilalui dengan Kecepatan Terbatas

Pasca-longsor, Jalur Kereta di Cirebon Bisa Dilalui dengan Kecepatan Terbatas

Bandung
Istri Ganjar Silaturahmi ke Nahdliyin Ciamis: Di Tangan Perempuan, Nasib Indonesia Ditentukan

Istri Ganjar Silaturahmi ke Nahdliyin Ciamis: Di Tangan Perempuan, Nasib Indonesia Ditentukan

Bandung
Libur Nataru, Penumpang Bandara Kertajati Diprediksi Naik 30 Persen

Libur Nataru, Penumpang Bandara Kertajati Diprediksi Naik 30 Persen

Bandung
Antisipasi Petugas KPPS Kelelahan Saat Pemilu, Dinkes Ciamis Siapkan Tim Kesehatan Keliling

Antisipasi Petugas KPPS Kelelahan Saat Pemilu, Dinkes Ciamis Siapkan Tim Kesehatan Keliling

Bandung
Dinsos Bandung Bantah Ada Pungli dalam Evakuasi 13 ODGJ dari Panti di Jateng

Dinsos Bandung Bantah Ada Pungli dalam Evakuasi 13 ODGJ dari Panti di Jateng

Bandung
3 Polisi di Bandung Dipecat, Jadi Pengedar Narkoba dan Ada yang Bolos Kerja 7 Tahun

3 Polisi di Bandung Dipecat, Jadi Pengedar Narkoba dan Ada yang Bolos Kerja 7 Tahun

Bandung
Bicara di Hadapan Kader Nasdem Karawang, Anies Bicara Ketimpangan dan Damai Semu

Bicara di Hadapan Kader Nasdem Karawang, Anies Bicara Ketimpangan dan Damai Semu

Bandung
Prakiraan Cuaca di Bandung Hari Ini, 5 Desember 2023: Berawan hingga Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca di Bandung Hari Ini, 5 Desember 2023: Berawan hingga Hujan Ringan

Bandung
Petugas Amankan Pria yang Berjalan di Jalur Kereta Cepat Whoosh

Petugas Amankan Pria yang Berjalan di Jalur Kereta Cepat Whoosh

Bandung
RSUD Garut Bakal Sediakan Ruangan Khusus untuk Caleg Stres Usai Pemilu 2024

RSUD Garut Bakal Sediakan Ruangan Khusus untuk Caleg Stres Usai Pemilu 2024

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com