Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Pertama Beli BBM Bersubsidi Pakai MyPertamina di Bandung, Masih Pendaftaran

Kompas.com - 01/07/2022, 17:54 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com- Kebijakan penggunaan aplikasi Mypertamina untuk pembelian Pertalite dan Solar mulai diberlakukan hari ini, Jumat (1/7/2022).

Terdapat empat kota di wilayah Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Ciamis, Tasikmalaya, Kota Bandung, dan Sukabumi sudah mulai akan menerapkan aplikasi tersebut.

Pantauan Kompas.com sejak Kamis (30/6/2022) di beberapa SPBU wilayah Kota Bandung, sudah mulai dipadati oleh pengendara yang mengisi bahan bakar minyak (BBM) Pertalite dan solar bersubsidi.

Baca juga: Beli Pertalite Harus Pakai MyPertamina, Sopir Angkot: Jangan Persulitlah, Penumpang Juga Susah

Supervisior SPBU Cikadut Kota Bandung, Muhamad Yusuf membenarkan antrean mulai terjadi sejak Kamis pagi, hingga malam hari.

Menurutnya, antrean tersebut hampir mirip ketika kelangkaan atau kenaikan harga BBM terjadi.

"Terjadi, antrean sejak pagi, kita lumayan kerepotan. Tapi ini kan resiko kerja, jadi banyak yang mengisi sebelum aplikasi Mypertamina diberlakukan," katanya kepada Kompas.com, Jumat (1/7/2022).

Sehari sebelum pemberlakukan Mypertamina beberapa SPBU di Kota Bandung dan Kabupaten Bandung mengalami antrean panjang pengisian BBM.KOMPAS.COM/M. Elgana Mubarokah Sehari sebelum pemberlakukan Mypertamina beberapa SPBU di Kota Bandung dan Kabupaten Bandung mengalami antrean panjang pengisian BBM.

Kendati penerapan Mypertamina diberlakukan mulai hari ini. Namun, kata dia, hari ini merupakan realisasi pendaftaran di aplikasi.

"Betul, informasinya sekarang, tapi untuk sekarang realisasi pendaftaran. Jadi masih bisa mengisi kalau belum daftar juga," ujarnya.

Baca juga: Pakai Aplikasi Mypertamina Saat Beli BBM, Benarkah Subsidi Akan Tepat Sasaran?

Yusuf menyebutkan, pengisian melalui Mypertamina hanya diberlakukan untuk kendaraan roda empat saja.

"Jadi tanggal 1 Juli itu, adalah dimulai nya pendaftaran konsumen Biosolar dan Pertalite Roda 4 dan di atas roda 4," terangnya.

Sementara kendaraan roda dua, nantinya tidak perlu membeli BBM melalui Mypertamina.

"Tidak perlu daftar kalau roda dua enggak diberlakukan, normal saja," tuturnya.

Sehari sebelum pemberlakukan Mypertamina beberapa SPBU di Kota Bandung dan Kabupaten Bandung mengalami antrean panjang pengisian BBM.KOMPAS.COM/M. Elgana Mubarokah Sehari sebelum pemberlakukan Mypertamina beberapa SPBU di Kota Bandung dan Kabupaten Bandung mengalami antrean panjang pengisian BBM.
Kebijakan tersebut, kata Yusuf diberlakukan juga untuk angkutan umum seperti Angkot atau Bus.

Informasi yang didapatnya, kebijakan ini merupakan langkah dan upaya pemerintah agar ke depan pengisian BBM bisa melalui barcode.

"Iya tetep harus daftar kendaraan umum juga, soalnya ke depannya beli bensin sistem barcode," beber dia.

Baca juga: Rakyat Kecil Beli Pertalite Pakai MyPertamina, Anggota DPR RI: BPH Migas Enak Sekali Kerjanya

Batas waktu pendaftaran hari ini, lanjutnya, menunggu kabar terbaru dari pusat.

"Pendaftaran melalui web, bisa dari manapun rumah, kantor, via hape atau komputer," jelasnya.

Yusuf menegaskan, khusus hari ini masih diberlakukan atau diperbolehkan membayar secara tunai.

Hal serupa juga terjadi di SPBU Jalan Raya Cinunuk, Kabupaten Bandung. Pengawas SPBU, Pam-Pam menyebut, memang antrean terjadi sejak kemarin.

"Sepertinya ada juga kendaraan yang bukan wilayah Kabupaten Bandung, mengisi di sini," kata dia.

Baca juga: Beli BBM Pakai Aplikasi Mypertamina, Dianggap Diskriminatif hingga Persulit Penimbun BBM

Kebanyakan, kata Pam-pam, kendaraan yang mengisi di SPBU Cinunuk yakni angkutan umum dan kendaraan roda dua.

"Ya, banyak yang bilang sebelum aplikasi itu diberlakukan katanya, jadi pada ngisi full. Kemarin sempet sampai setengah hari kita kehabisan Pertalite," tuturnya.

Kendati, di Kabupaten Bandung masih belum diberlakukan.

Pihaknya mengaku belum bisa membayangkan situasinya seperti apa ketika aplikasi Mypertamina diberlakukan.

"Belum ada skema, yang jelas nantinya menyesuaikan, bisa jadi dengan Kota Bandung atau arahan pusat. Informasi hanya untuk roda empat, di atas roda empat dan angkutan umum, motor enggak," bebernya.

 

Sehari sebelum pemberlakukan Mypertamina beberapa SPBU di Kota Bandung dan Kabupaten Bandung mengalami antrean panjang pengisian BBM.KOMPAS.COM/M. Elgana Mubarokah Sehari sebelum pemberlakukan Mypertamina beberapa SPBU di Kota Bandung dan Kabupaten Bandung mengalami antrean panjang pengisian BBM.
Pengendara roda dua merasa beruntung

Riki Agustian Nurmadi (36) seorang pengendara roda dua yang mengisi bensin di Pom Cikadut, Kota Bandung mengaku lega, aplikasi tersebut hanya untuk roda empat.

Kendati begitu, Riki mengaku telah mendaftarkan diri ke aplikasi Mypertamina.

"Untuk jaga-jaga aja, supaya aman ke depannya, kita tahu ini kan kebijakan, nurut saja, ribet juga kalau mau apa gitu," ungkapnya.

Baca juga: [POPULER NUSANTARA] 3 Outlet Holywings di Surabaya Disegel | Pro Kontra Beli Pertalite Pakai MyPertamina

Menurutnya, penerapan aplikasi Mypertamina untuk mengisi BBM sangat merepotkan. Ia mengaku banyak hal yang dipertimbangkan untuk mengisi data.

"Sebetulnya saya melihat sangat ribet, tapi enggak tau pemerintah maunya apa, harusnya lihat juga, saya pribadi menimbang-nimbang takut disalahgunakan," kata dia.

Hal itu juga diungkapkan, Minardi Jamaludin (29), baginya kebijakan Mypertamina hanya untuk kendaraan roda empat, sudah cukup adil.

"Info yang saya dapet juga gitu, motor aman lah, ini cukup adil, karena kayanya yang bersubsidi itu harus kendaraan roda dua, pastinya dengan jenis, merk dan harga yang beda," kata Minardi.

Hingga kini, ia belum mengisi data untuk aplikasi Mypertamina.

"Saya belum, nunggu rame dulu lah, biar gampang tanya ke temen atau ke siapa," ungkapnya.

Baca juga: Ogah Pakai MyPertamina, Beberapa Warga Bandung Pilih Beli Bensin di Cimahi

Minardi berharap, pemerintah bisa memilah kebijakan, termasuk penerapan aplikasi Mypertamina.

"Kalau faktanya mempersulit, ya sudah stop aja, cabut kembali ke normal saja, jangan memaksakan," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com