Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Elpiji dan BBM Naik, Pakar Ekonomi: Ganggu Perbaikan Ekonomi Nasional

Kompas.com - 12/07/2022, 20:11 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

"Nah ketika inflasi, berarti daya beli masyarakat akan tergerus kembali oleh kenaikan harga di saat sedang mengalami recovery ini," sambungnya.

Faktor naiknya harga elpiji dan BBM

Setia mengatakan, salah satu faktor terjadinya kenaikan harga elpiji dan BBM adalah perang Rusia dan Ukraina.

Perang tersebut, lanjutnya, memiliki dampak terhadap rantai pasar global.

"Kemudian dampak dari perang yang saat ini sedang bergejolak, itu juga berimbas pada rantai pasar global sehingga beberapa komoditas mengalami kenaikan yang signifikan. Kemudian efek turunannya itu adalah kenaikan Elpiji beberapa hari yang lalu," tutur dia.

Selain imbas dari invasi Rusia ke Ukraina, perubahan stabilitas politik dunia menjadi faktor pendorong naiknya harga Gas dan BBM.

"Pertama tentunya ini permintaan dunia yang tidak bisa kita hindari ya. Salah satunya yang paling nampak itu perang ya," jelasnya.

Kondisi Geopolitik dunia yang sedang mengalami perubahan, sambung dia, akan memaksa terjadinya kenaikan harga, terutama di sektor sumber energi.

"Sehingga permintaan energi dunia mengalami kenaikan. Sementara kita kan importir untuk beberapa jenis komoditi sumber energi," jelasnya.

"Jadi dengan sendirinya ini akan mendorong kenaikan harga. Jadi kalau terminologi inflasi ini sebenarnya disebut pushcost. Didorong oleh kenaikan biaya," sambung dia.

Kekhawatir terjadi inflasi

Setia tak melihat bahwa kenaikan harga Gas dan BBM tersebut atas dasar ditariknya kenaikan permintaan.

Jika, kenaikan tersebut atas dasar ditariknya permintaan pengadaan, maka hal itu menunjukan indikasi daya beli masyarakat meningkat.

"Jadi kalau inflasi itu ditarik oleh kenaikan permintaan itukan sebetulnya ada indikasi positif. Jadi ada pertanda baik kalau kenaikan harga itu ditarik oleh permintaan, itukan indikasi bahwa daya beli masyarakat itu kan naik, sehingga mendorong jumlah permintaan meningkat," ucapnya.

Baca juga: Harga Elpiji Nonsubsidi Naik, Pertamina Wacanakan Beli Gas 3 Kg Pakai MyPertamina agar Konsumen Tidak Beralih

Pada kasus kenaikan tersebut, Setia melihat kenaikan harga didasari atau didorong oleh kenaikan biaya.

"Tapi kalau inflasi ini didorong oleh kenaikan biaya, kan yang mendorong kenaikan harga itu kan biaya. Nah ini akan menekan daya beli. Tapi kalau ini karena dorongan biaya, karena memang komoditi-komoditi dunia cenderung sedang mengalami kenaikan karena terganggunya rantai pasokan global," tuturnya.

"Jadi inflasi juga tidak selalu buruk ya karena jika ditarik oleh permintaan berarti kan menjadi pertanda bahwa kesejahteraan masyarakat sedang naik, sehingga agregat demand nya naik," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com