Misalnya sate maranggi yang dibuat dari daging wagyu lengkap dengan saus kacang yang dikemas dengan teknik marinasi western. Selain itu, ada juga nasi uduk yang disajikan lebih moderen.
Sedangkan untuk pastry, ada cendol dan ketan item. Tentu saja disajikan dengan modifikasi.
"Cendol kita buat musk, gula merah dari indonesia, dengan pandan ice cream," kata dia.
Baca juga: Siswi SMP di Bangka Belitung Jadi Peserta Olimpiade Sains di Dubai
Ia bersyukur penganan-penganan itu mendapat penilaian dan respon baik dari pelanggan.
Bahkan chef sekelas internasional pun mengapresiasi dan mengaku baru menemukan desert yang unik, menarik dan rasa yang pas.
"Pak Ridwan Kamil juga sempat ke sini. Beliau sempet kaget juga dan adanya ini apa. Sempet tebak-tebakan. Kami jawab cendol, dia kaget bisa diginiin juga. Alhamdulillah diapresi," ungkapnya.
Ditanya soal mengapa memilih menjadi chef, Saugi menjawab berawal dari hobi sang ibu.
"Ibu saya suka sekali membuat kue. Dan akhirnya saya diarahkan untuk kuliah di dunia perhotelan," ungkapnya.
Saugi pun menceritakan pertemuannya dengan Menteri Badan Usaha Milik Negera (BUMN), Erick Tohir.
Ia menyebut telah banyak pejabat hingga public figure yang datang ke restoran itu dan ada chef asal Indoensia.
Saugi mengaku bersyukur mendapat kesempatan menjadi chef di Atmospher Dubai dan mengenalkan penganan khas Indonesia.
Apalagi suasana kerja di sana sangat menjunjung tinggi profesionalisme. Di tempat kerja sebagai rekan kerja meski berbeda usia dengan jabatan berbeda. Begitu pun soal gaji, menyesuaikan kemampuan.
"Selain dapat gaji, juga dikasi tempat tinggal dan transport," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.