Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dipaksa Setubuhi Kucing, Bocah SD di Tasikmalaya Depresi hingga Meninggal, Ibu Korban: Saya Minta Jangan Terjadi ke Anak Lainnya

Kompas.com - 21/07/2022, 15:20 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Editor

KOMPAS.com - Seorang bocah sekolah dasar (SD) di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, meninggal dunia usai menjadi korban perundungan teman-temannya.

Korban dipaksa menyetubuhi kucing oleh teman-temannya. Kejadian itu direkam menggunakan ponsel oleh pelaku.

Rekaman tersebut kemudian tersebar. Akibatnya, korban depresi serta tidak mau makan dan minum. Korban sempat mengeluhkan sakit tenggorokan kepada ibunya.

Hingga akhirnya korban meninggal dunia saat dirawat di rumah sakit pada Minggu (18/7/2022).

Baca juga: Bocah SD di Tasikmalaya Meninggal Usai Dipaksa Teman-temannya Setubuhi Kucing Sambil Direkam

Tak hanya jadi korban perundungan, korban kerap dipukuli oleh teman-temannya.

"Sebelum kejadian rekaman itu, korban juga mengaku suka dipukul-pukul oleh mereka. Sampai puncaknya dipaksa begitu (sama kucing)," ujar ibu korban, T (39), Rabu (20/7/2022).

T berharap agar peristiwa serupa tak terjadi ke anak lain.

"Saya minta jangan lagi ke anak lainnya," ucapnya.

Ia mengatakan, keluarga para pelaku perundungan sempat datang ke rumah dan meminta maaf.

Baca juga: Bocah SD di Tasikmalaya yang Dipaksa Setubuhi Kucing Rahasiakan Identitas Pelaku hingga Meninggal

 

Pelaku diduga 4 orang

Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Tasikmalaya Ato Rinanto menuturkan, saat ditanyai orangtuanya soal pelaku perundungan, korban enggan memberi tahu.

"Jadi sesuai keterangan ibu kandungnya, korban sebelum meninggal tak mau membuka siapa para pelaku yang memaksa begitu ke kucing sambil direkam," ucapnya, Kamis (21/7/2022).

Namun, berdasarkan keterangan teman-teman lainnya dan tetangga korban, pelaku diduga berjumlah empat orang, salah satunya siswa sekolah menengah pertama (SMP).

Para pelaku diduga merupakan teman-teman korban di desa yang sama, tetapi berbeda kampung.

Dalam rekaman tersebut, terdengar jelas suara para pelaku mengolok-olok korban.

Baca juga: Kronologi Bocah SD di Tasikmalaya Meninggal Usai Dipaksa Setubuhi Kucing, Pelaku Teman Main

KPAID Kabupaten Tasikmalaya bakal melaporkan peristiwa ini ke Unit Perlindungan Perempuan Anak (PPA) Kepolisian Resor (Polres) Tasikmalaya pada Kamis (21/7/2022).

Hal ini dilakukan karena kejadian itu sudah menjadi konsumsi publik usai video tersebut tersebar. Ia berharap pelaku yang kali pertama menyebarkan rekaman itu bisa ditelusuri.

Selain itu, langkah ini ditempuh supaya memberikan edukasi kepada masyarakat terkait pentingnya perlindungan anak.

Walau demikian, KPAID Kabupaten Tasikmalaya akan melakukan pendampingan psikis kepada keluarga korban dan para pelaku.

"Karena diduga para pelakunya juga adalah masih usia anak-anak, kita akan melakukan pendampingan kepada keluarga korban dan kepada para pelaku. Yang jelas ini diharapkan akan membuka mata kita pentingnya pengawasan dan edukasi kepada anak-anak kita dari para orangtuanya," ungkapnya.

Baca juga: Psikolog Ungkap Bahaya Bullying yang Sebabkan Bocah SD di Tasikmalaya Meninggal

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Tasikmalaya, Irwan Nugraha | Editor: David Oliver Purba, Reni Susanti)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kirim Pesan Cabul ke Orang Dikenal lewat 'Game Online', Pria asal Sumut Ditangkap

Kirim Pesan Cabul ke Orang Dikenal lewat "Game Online", Pria asal Sumut Ditangkap

Bandung
Pria di Bogor Berulang Kali Cabuli Anak Tiri selama 3 Tahun

Pria di Bogor Berulang Kali Cabuli Anak Tiri selama 3 Tahun

Bandung
Kanwil Kemenkumham Jabar Bakal Gandeng Kades untuk Awasi WNA

Kanwil Kemenkumham Jabar Bakal Gandeng Kades untuk Awasi WNA

Bandung
Dukung Dedi Mulyadi Jadi Gubernur Jabar, Buruh Pro KDM: Tidak Ada Lagi yang Cocok

Dukung Dedi Mulyadi Jadi Gubernur Jabar, Buruh Pro KDM: Tidak Ada Lagi yang Cocok

Bandung
Gempa M 4,2 Kabupaten Bandung, Kapolsek Pangalengan: Terasa tapi Tak Sebesar Gempa Garut

Gempa M 4,2 Kabupaten Bandung, Kapolsek Pangalengan: Terasa tapi Tak Sebesar Gempa Garut

Bandung
Detik-detik Pendaki Asal Bandung Meninggal Dunia di Gunung Ciremai, Diduga Kelelahan

Detik-detik Pendaki Asal Bandung Meninggal Dunia di Gunung Ciremai, Diduga Kelelahan

Bandung
Gempa M 4,2 Guncang Kabupaten Bandung, Tak Berisiko Tsunami

Gempa M 4,2 Guncang Kabupaten Bandung, Tak Berisiko Tsunami

Bandung
Mobil Terguling di Majalengka, Sopir: Saya Ngantuk karena Bergadang Nonton Timnas Indonesia

Mobil Terguling di Majalengka, Sopir: Saya Ngantuk karena Bergadang Nonton Timnas Indonesia

Bandung
Cerita Anak-anak Muda dengan Mental Disabilitas Memupuk Impian

Cerita Anak-anak Muda dengan Mental Disabilitas Memupuk Impian

Bandung
Berawal dari Notifikasi 'Sayang', Suami di Bandung Bunuh Istrinya lalu Serahkan Diri ke Polisi

Berawal dari Notifikasi "Sayang", Suami di Bandung Bunuh Istrinya lalu Serahkan Diri ke Polisi

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Bandung
21 Kecamatan di Sukabumi Terdampak Gempa Garut

21 Kecamatan di Sukabumi Terdampak Gempa Garut

Bandung
Senjata Api dan Peluru Ditemukan di Kolam di Sukabumi, Warga Terkejut

Senjata Api dan Peluru Ditemukan di Kolam di Sukabumi, Warga Terkejut

Bandung
Suami yang Bunuh Istri di Bandung Dikenal Kurang Berinteraksi dengan Tetangga

Suami yang Bunuh Istri di Bandung Dikenal Kurang Berinteraksi dengan Tetangga

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com