Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nestle Indonesia Uji Coba Jual Produk Isi Ulang, Pembeli Bisa Bawa Wadah Sendiri

Kompas.com - 03/08/2022, 07:50 WIB
Farida Farhan,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com-PT Nestle Indonesia menjajaki penjualan produk isi ulang. Saat ini cara penjualan ini masih dalam tahap uji coba.

Head of Sustainability Nestle Indonesia Prawitya Soemadijo mengatakan, uji coba penjualan produk isi ulang salah satunya dilakukan di wilayah Tebet, Jakarta Selatan.

Uji coba dilakukan dengan berkeliling membawa produk isi ulang menggunakan sepeda motor dengan dilengkapi perangkat suara layaknya penjual es krim keliling.

Baca juga: Bantu Tangani Wabah PMK, Nestle Indonesia Berikan Bantuan Rp1,2 Miliar ke Peternak Sapi Perah di Jatim

Warga atau pembeli diharuskan membawa kontainer atau wadah sendiri. Produk yang diuji coba di antaranya Milo dan Cerelac.

"Responsnya bagus. Misalnya ada yang bertanya itu apa? Oh harus bawa kontainer sendiri," kata Prawitya di sela diskusi pengelolaan sampah plastik di Pabrik PT Nestle Indonesia kawasan Industri Surya Cipta Karawang, Selasa (2/8/2022).

Namun, kata Prawitya, perjalanan rencana model penjualan produk isi ulang masih panjang.

Dia menyatakan, perlu memperbaiki sejumlah hal. Apalagi, dalam penjualan produk makanan perlu diperhatikan kehigienisan dan kualitas rasanya.

"Karena itu perlunya kita lakukan uji coba. Karena konsumen lebih hati-hati dalam memilih produk makanan," katanya.

Baca juga: Mengintip Bisnis Koperasi SAE, Salah Satu Pemasok Susu ke Nestle Indonesia

Nestle Indonesia, kata dia, akan melakukan uji coba lebih agresif. Misalnya mendirikan standing machine produk isi ulang Nestle di supermarket atau tempat lain.

"Ini akan menciptakan kebiasaan atau gaya hidup baru bagi masyarakat kita (Indonesia). Apalagi harganya bakal lebih murah, lantaran konsumen tak perlu membeli kemasan, melainkan membawa kontainer sendiri," kata dia.

Penggantian sedotan plastik ke kertas

Penggantian sedotan plastik ke kertas misalnya, kata Prawitya, pada awalnya mendapat lebih dari 200 keluhan dalam satu bulan.

Sebab, konsumen belum terbiasa dengan menyantap menggunakan sedotan kertas. Bahkan pihaknya sampai harus membuat iklan di televisi untuk menjelaskan persoalan itu.

Namun karena Nestle Indonesia berkomitmen mengurangi material plastik pada kemasan produk, maka penggantian sedotan plastik ke kertas dilakukan. Meskipun biayanya membengkak empat kali lipat.

Baca juga: Di Warung Mbah Min Semarang, Sampah Plastik Bisa Ditukar dengan Satu Porsi Nasi dan Lauk

"Harga material kertasnya di Indonesia masih mahal. Padahal produsennya ada di Indonesia. Karena itu kami berharap perusahaan (makanan dan minuman) lain juga melakukan hal serupa agar harga bahan baku sedotan kertas lebih kompetitif lantaran produknya melimpah," ungkap Prawitya.

Dia menargetkan seluruh kemasan produk Nestle Indonesia menggunakan material yang bisa didaur ulang pada 2025.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com