KABUPATEN BOGOR, KOMPAS.com- Kebakaran pabrik alumunium foil di Kampung Pabuaran, Desa Cicadas, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, belum sepenuhnya padam Sabtu (20/8/2022).
Kebakaran bangunan pabrik itu mulai terjadi sejak Jumat (19/8/2022) pukul 05.30 WIB.
Namun hingga kini api masih belum berhasil dipadamkan. Dengan demikian, sudah 33 jam bangunan pabrik itu terbakar.
Petugas pemadam kebakaran masih terus berupaya memadamkan api dengan mengerahkan tambahan sejumlah personel ke lokasi kejadian.
"Situasi terkini masih pendinginan karena ada sisa-sisa (api) asap, jadi sekarang masih kita maksimalkan pemadamannya," ucap Komandan Regu 1 Sektor Damkar Cileungsi Kabupaten Bogor, Kahfi saat dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu.
Petugas pemadam kebakaran hingga kini masih disiagakan untuk mencegah kejadian berulang atau kebakaran yang ketiga kalinya.
Sebab sebelumnya api sempat kembali membesar pada Jumat malam atau tepatnya pukul 20.00 WIB. Saat ini hanya sisa-sisa asap api yang tersisa dan tidak begitu besar seperti sebelumnya.
Baca juga: Kebakaran Pabrik di Gunung Putri Belum Juga Padam, Salah Satunya karena Sulit Akses Air
Kahfi mengakui bahwa api belum bisa dibilang benar-benar padam. Karena itu, petugas harus tetap stand by di lokasi kejadian.
Petugas pemadam kebakaran sedang memadamkan api di pabrik alumunium foil di kawasan industri Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.Selain itu, sejumlah unit mobil pemadam kebakaran juga dikerahkan untuk menanggulangi kebakaran tersebut.
"Kita memaksimalkan pemadaman agar tidak terjadi oksidasi api kembali, oleh karena itu petugas masih stand by di sana untuk proses pendinginan," terangnya.
Baca juga: Kebakaran Pabrik di Gunung Putri Bogor, Puluhan Mobil Pemadam Diterjunkan
Adapun kendala pemadaman itu salah satunya karena tumpukan bahan material yang banyak sehingga harus diurai.
Menurut dia, dibutuhkan mitigasi yang kuat untuk memaksimalkan pemadaman api di lokasi.
"Material sisa-sisa puing kebakaran itu harus diurai, sedangkan kalau kalau pakai tangan terbatas. Jadi harus pakai alat berat, dan sangat kita butuhkan," jelas dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang