BANDUNG, KOMPAS.com - Sejumlah sopir angkutan umum (angkot) di Kabupaten Bandung mengeluhkan soal kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang baru-baru ini diumumkan oleh pemerintah pusat.
Mereka mulai cemas dan khawatir terkait naiknya harga BBM.
Rasa cemas itu bukan tanpa alasan. Pasalnya, saat ini angkot perlahan mulai kehilangan penumpang.
Baca juga: Curhat Sopir Angkot di Bali soal Kenaikan BBM: Operasional Naik, Penumpang Makin Sepi
Ade Tahya (60) salah satu sopir angkot jurusan Banjaran - Tegalega mengaku kaget ketika mendengar harga BBM mulai naik.
Kepada Kompas.com, ia mengaku mendapatkan kabar tersebut dari sang istri.
"Waktu itu saya lagi narik, terus istri nelepon kataya BBM naik, saya kaget, karena kirain mau pas awal September ternyata enggak malah besoknya," katanya ditemui, Senin (5/9/2022).
Menurutnya, pemerintah seperti tidak berpihak pada masyarakat kecil seperti dia.
Setelah dipusingkan dengan harus menginstal barcode agar mendapatkan BBM bersubsidi, kini pemerintah malah menambah bebannya dengan menaikan harga.
Baca juga: Angkot di Majalengka Mogok, Anak Sekolah Diangkut Mobil Polisi
Saat ini, kata Ade, kondisi sopir angkot seperti buah simalakama.
Setelah dibuat babak belur oleh kehadiran angkutan online, dan digalaukan dengan moda transportasi massal lainnya.
Kini, Ade dan yang lain mesti menelan mentah-mentah kebijakan pemerintah tersebut.
"Keputusan pemerintah tidak bisa diganggu gugat, tapi kondisi sekarang parah gak ada jaminan, penumpang lagi sepi BBM malah naik," ungkapnya.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.