BANDUNG, KOMPAS.com - Bupati Bandung Dadang Supriatna mengatakan, sebanyak 20 desa di wilayahnya tergolong rawan pangan. Mereka rawan terdampak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Salah satu desa yang disebut Bupati Bandung yakni Desa Sugihmukti, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
"Di Desa Sugihmukti masih ada kurang lebih 420 Keluarga Penerima Manfaat (KPM)," kata Bupati Bandung ditemui di Kantor Kecamatan Cileunyi, Senin (26/9/2022).
Baca juga: Bupati Bandung Tuding Ada Spekulan di Balik Anjloknya Harga Sayur
Selain itu, wilayah semi perkotaan seperti Kecamatan Pangalengan dan Pasirjambu, Ciwidey dan Rancabali (Pacira) rawan terdampak.
Lantaran sudah terjadi pergeseran sumber pendapatan masyarakat.
"Beda hal dengan daerah perkampungan atau pedesaan. Kalau pendesaan saya gak terlalu khawatir karena wilayahnya subur. Artinya apapun yang ditanami itu pasti menghasilkan," kata Dadang.
Dadang khawatir, beberapa wilayah tersebut tak mampu beradaptasi dengan dampak kenaikan harga BBM.
Mengantisipasi hal itu, pihaknya meminta semua elemen ikut andil termasuk para donatur di tingkat desa.
"Kalau skema pentahelix-nya, kami minta donatur di tiap desa juga ikut andil mengawasi," ungkapnya.
Baca juga: Targetkan 100 Desa Wisata, Bupati Bandung Minta Dinas Gugurkan Egosektoral
Berdasarkan hasil data yang dilakukan beberapa dinas terkait, Bupati Bandung menyampaikan jika ketersediaan barang dan komoditi di Kabupaten Bandung masih tergolong aman.
"Saya justru khawatir wilayah semi perkotaan, tapi untuk ketersediaan saya nyatakan relatif aman di Kabupaten Bandung," tuturnya.
Tak hanya itu, ia meminta jajaran camat dan desa untuk terus memantau ketersediaan pangan di wilayahnya.
Kendati mengintruksikan agar pemerintah wilayah memantau ketersediaan pangan, pihaknya telah menyiapkan beberapa sumber anggaran mengantisipasi kelangkaan pangan yang diakibatkan banyak faktor, salah satunya kenaikan harga BBM.
"Saya sekarang lagi menyisir, kita sudah siapkan anggaran dari APBD Rp 22 miliar dan ada suntikan dari IDI Rp 8,9 miliar," pungkasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.