BANDUNG BARAT, KOMPAS.com - Wajah Elis (44), seorang perajin tahu tempe tampak lesu mendengar harga kacang kedelai yang semakin meroket sejak beberapa pekan terakhir.
Hari-hari di rumah produksinya di Kampung Pangapuran, Desa Cipatat, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat selalu dibayang-bayangi mahalnya bahan baku.
Menurut Elis, kebanyakan dari perajin tahu tempe di tanah air masih bergantung terhadap kacang kedelai impor dari Amerika Serikat, sebab dinilai cocok untuk tahu tempe.
Baca juga: Zulhas ke Lampung, Perajin Tempe Curhat Sulit Produksi karena Harga Kedelai Naik
Sebagai bentuk protes, Elis bersama para perajin tahu tempe se-Jawa Barat akan melakukan mogok produksi agar pemerintah bersikap mengendalikan harga kacang kedelai yang semakin hari semakin mencekik para perajin.
Rencananya, para perajin tahu tempe di Jawa Baratvakan melakukan mogok produksi massal mulai 17 sampai 19 Oktober 2022 mendatang.
"Kita ikut mogok produksi se-Jabar. Mulai Senin depan gak bakal bikin tahu dan tempe dulu selama tiga hari. Ini protes harga kedelai meroket," ujar Elis saat ditemui di rumah produksinya, Selasa (11/10/2022).
Saat ini harga kacang kedelai tak kunjung turun, harga bahan baku tahu tempe itu sudah menginjak Rp 13.700 per kilogram.
Baca juga: Perajin Tempe dan Tahu di Surabaya Mogok karena Kedelai Mahal, Ini yang Dilakukan Armuji
Harga itu cukup bikin para perajin tahu tempe kelimpungan, keuntungan dari penjualan tahu tempe hanya bisa untuk menutup ongkos produksi saja tanpa ada keuntungan lebih.
"Kalau harga kedelai enggak turun, kita gak akan dapat untung. Hasil penjualan cuma cukup menutupi biaya produksi saja," kata Elis.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.