Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imbas Kedelai Mahal, Perajin di Karawang Bingung Diminta Naikkan Harga Tahu

Kompas.com - 14/10/2022, 15:36 WIB
Farida Farhan,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com - Seorang pengrajin tahu asal Karawang, Sidikrillah (41), mengaku bingung disarankan menaikkan harga tahu sebagai imbas mahalnya harga kedelai.

Perajin yang berdomisili di Kampung Kepuh, Kelurahan Karangpawitan, Kecamagan Karawang Barat, Karawang itu mengaku mendapat informasi bahwa mogok massal perajin tahu dan tempe oleh Koperasi Tahu Tempe (Kopti) Jawa Barat batal dilakukan. Sebagai gantinya, perajin tahu dan tempe diminta menaikkan harga produk.

Sidik mengaku belum mendapat selebaran perihal kenaikan harga tahu. Sebab, perajin tidak diperkenankan menentukan harga sendiri.

Baca juga: Harga Kedelai Naik, Perajin Tahu dan Tempe di Jawa Barat Akan Mogok Produksi Selama 3 Hari

"Bingung, kita kan pastinya beban berat. Nggak ada mogok, nggak bakalan itulah, konsisten istilahnya," kata Sidik di pabrik tahunya di Kampung Karangpawitan, Jumat (14/10/2022).

Sidik mengaku tak setuju jika harus menaikkan harga tahu karena khawatir pelanggan akan kabur atau memilih bahan makanan lain.

Saat ini saja, ia menjual sebungkus tahu Rp 5.300 dengan isi 10 buah. Itu belum jika sampai ke tangan konsumen.

Sehingga ia berharap pemerintah pusat hingga daerah berupaya menurunkan harga kedelai.

"Hari ini kedelai Rp 13.200 per kilogram turun menjadi harga normal. Saya rasa ini kepinginan seluruh pengrajin seluruh Indonesia," kata dia.

Baca juga: Wajah Lesu Perajin Tahu Tempe di Bandung Barat, Bakal Ikut Mogok Tuntut Harga Kedelai Turun

Untuk mengakalinya, Sidik terpaksa berencana mengurangi jumlah produksi. Dari awalnya sebanyak tiga hingga empat kuintal sehari menjadi satu kuintal per hari. Apalagi, kata dia, biaya produksi sulit ditekan. Salah satunya gaji pegawai.

"Kita palingan ngurangin (produksi), kalau penjualan menurun karena harga tahu dinaikkan, kasihan pekerja, pedagang hingga pengrajin produk turunan tahu," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com