Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potret Sekolah Ketahanan Iklim Pertama di Cianjur, dari Paperless hingga Larangan Berkendara

Kompas.com - 17/10/2022, 05:57 WIB
Firman Taufiqurrahman,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

CIANJUR, KOMPAS.com - Berangkat dari keprihatinan terhadap kondisi lingkungan yang semakin tidak baik-baik saja, sebuah sekolah di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat menerapkan konsep ketahanan iklim.

Melalui gerakan ini, guru dan siswa di SD Negeri Sukatani, Mayak, Kecamatan Cibeber, Cianjur secara bersama-sama berperan aktif dalam mengurangi dampak kerusakan lingkungan.

Sejumlah upaya dan kebijakan dilakukan pihak sekolah, mulai dari penerapan paperless atau upaya mengurangi pemakaian kertas, hingga larangan memakai kendaraan ke sekolah.

“Setiap hari Sabtu, guru dan siswa dilarang memakai kendaraan ke sekolah, apalagi yang tinggalnya dekat, wajib jalan kaki atau bersepeda bagi yang punya,” kata Kepala SDN Sukatani Nurhayati kepada Kompas.com, Minggu (16/10/2022).

Baca juga: Racik Tanaman Jadi Antiseptik, Pelajar SMP Cianjur Berjaya di Pentas Dunia

"Sementara untuk yang tinggal jauh dapat menggunakan angkutan umum, sehingga sekolah steril dari keberadaan kendaraan," sambung dia.

Tujuan dari kebijakan ini, ditegaskan Nurhayati, sehari dalam sepekan lingkungan sekolah setidaknya bisa terbebas dari asap karbon yang dihasilkan dari kendaraan.

“Semoga ke depanmya gerakan zero emisi ini tidak hanya diakhir pekan, tapi juga bisa diterapkan di hari yang lainnya," ucap Nurhayati.

Pemakaian kertas dibatasi

Sementara kaitan dengan gerakan paperless, pihaknya berupaya mengurangi pemakaian kertas bagi kebutuhan sekolah.

Dokumen-dokumen yang bisa dibuat dalam bentuk soft file, maka tidak harus dicetak.

“Kalau sekira bisa tidak di-print, ya nggak usah (dicetak), cukup PDF saja, misalnya seperti RPP guru, surat tugas, termasuk soal ulangan, juga SK-SK," kata Nurhayati.

Kendati begitu, ia tidak menampik jika langkah ini belum bisa sepenuhnya diterapkan karena masih ada dokumen yang harus dicetak di atas kertas.

"Upaya ini bukan berarti meniadakan pemakaian kertas sama sekali. Tapi setidaknya kita berupaya menekan seminimal mungkin penggunaannya,” ujar dia.

 

Kegiatan pengolahan sampah di SDN Sukatani Cibeber Cianjur, Jawa Barat, sebagai bagian dari upaya ketahanan iklim.KOMPAS.COM/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN Kegiatan pengolahan sampah di SDN Sukatani Cibeber Cianjur, Jawa Barat, sebagai bagian dari upaya ketahanan iklim.

Kebutuhan kertas secara global terus meningkat sehingga kebutuhan akan ketersediaan bahan baku kayu sangat tinggi. Karena itu, semakin banyak kertas diproduksi, maka akan banyak pohon yang harus ditebang,

“Kalau misalkan rata-rata satu sekolah saja bisa menghabiskan 5-10 rim dalam sebulan, berapa kertas yang dibutuhkan jika dikalkulasikan secara global,” kata Nurhayati.

Sebagai catatan, kebutuhan kertas secara nasional per tahun mencapai 5,6 juta ton, dan diperlukan sebatang pohon berusia 5 tahun untuk memproduksi satu rim kertas.

Lagi pula, ditegaskan Nurhayati, upaya paperless ini sejurus dengan metode pendidikan berbasis digital yang tengah gencar digelorakan saat ini.

“Perihal digitalisasi atau sentuhan IT ini sendiri kan siswa dan guru sudah sangat adaptif, karena selama masa pandemi kemarin dipaksa untuk itu," ucapnya.

Visi ketahanan iklim

Nurhayati berharap, melalui konsep ketahanan iklim ini, masyarakat sekolah dapat meningkatkan kapasitasnya dalam memahami perubahan iklim melalui aksi adaptasi dan mitigasi.

Selain itu, juga mampu mengantisipasi dampak dan resiko dari perubahan iklim hingga potensi kerusakan lingkungan yang terjadi di kemudian hari.

“Sejatinya ketahanan iklim ini menjadi salah satu upaya untuk mencegah resiko perubahan iklim tersebut,” ujar Nurhayati.

 

Pemanfaatan hasil daur ulang sampah plastik menjadi ekobrick yang dijadikan sofa di SDN Sukatani CIbeber CIanjur, Jawa Barat.KOMPAS.COM/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN Pemanfaatan hasil daur ulang sampah plastik menjadi ekobrick yang dijadikan sofa di SDN Sukatani CIbeber CIanjur, Jawa Barat.

Menurut dia, perubahan iklim merupakan ancaman nyata bagi Bumi dan seisinya karena dapat memicu krisis sosial ekologis yang luas dan berkelanjutan.

Baca juga: Ruang Kelas Nyaris Ambruk, Siswa SD di Cianjur Terpaksa Duduk Sebangku 4 Orang

Cetak Generasi Penyelamat Lingkungan

Nurhayati menambahkan, selain langkah-langkah tersebut, pihak sekolah melalui pelibatan siswa secara aktif juga melaksanakan program pengolahan dan pemanfaatan limbah secara berkelanjutan.

“Untuk (sampah) jenis anorganik seperti plastik, diolah menjadi produk ecobrick, sedangkan yang organik kita jadikan bahan baku pembuatan ekoenzim,” terang dia.

Sejauh ini, hasilnya telah dimanfaatkan untuk lingkungan sekolah, salah satunya dijadikan ornamen kebutuhan interior dan eksterior.

Nurhayati menegaskan, upaya-upaya yang dilakukan ini tak lebih dari sebuah langkah kecil wujud kepedulian sekolah terhadap masa depan Bumi.

“Pada akhirnya semua upaya ini diharapkan dapat menjadi bagian dari gaya hidup, dan siswa khususnya, bisa menjadi duta lingkungan, setidaknya bagi dirinya sendiri,” ucap Nurhayati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menikmati Jalan Braga Bandung yang Tak Lagi Macet pada Akhir Pekan

Menikmati Jalan Braga Bandung yang Tak Lagi Macet pada Akhir Pekan

Bandung
Polisi Olah TKP Kasus Oknum Brimob yang Tabrak Warga sampai Tewas

Polisi Olah TKP Kasus Oknum Brimob yang Tabrak Warga sampai Tewas

Bandung
Kisruh Birokrat di Cianjur Berakhir Damai, Banjir Air Mata dan Saling Cium Tangan

Kisruh Birokrat di Cianjur Berakhir Damai, Banjir Air Mata dan Saling Cium Tangan

Bandung
Tak Kunjung Diambil, 158 Sepeda Motor Hasil Razia Polisi di Bandung 2 Tahun Terbengkalai

Tak Kunjung Diambil, 158 Sepeda Motor Hasil Razia Polisi di Bandung 2 Tahun Terbengkalai

Bandung
Bima Arya Tanggapi Peluang Berpasangan dengan Ridwan Kamil pada Pilkada Jabar 2024

Bima Arya Tanggapi Peluang Berpasangan dengan Ridwan Kamil pada Pilkada Jabar 2024

Bandung
Wisatawan Minta Jalan Braga Bandung Bebas Kendaraan Diperpanjang

Wisatawan Minta Jalan Braga Bandung Bebas Kendaraan Diperpanjang

Bandung
Gerindra Disebut Lirik Dedi Mulyadi untuk Pilkada Jabar 2024

Gerindra Disebut Lirik Dedi Mulyadi untuk Pilkada Jabar 2024

Bandung
Tangisan Pedih Anak Saat Ayah-Ibunya Tewas Tertabrak Kereta Api di Sukabumi

Tangisan Pedih Anak Saat Ayah-Ibunya Tewas Tertabrak Kereta Api di Sukabumi

Bandung
Bima Arya: Saya Siap Maju Pilkada Jabar 2024

Bima Arya: Saya Siap Maju Pilkada Jabar 2024

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
Sadisnya Pelaku Mutilasi di Ciamis, Tenteng Pisau Usai Eksekusi Istri di Jalan Desa

Sadisnya Pelaku Mutilasi di Ciamis, Tenteng Pisau Usai Eksekusi Istri di Jalan Desa

Bandung
Bey Turun Tangan Tengahi Konflik, Bupati Cianjur: Saya Malu...

Bey Turun Tangan Tengahi Konflik, Bupati Cianjur: Saya Malu...

Bandung
7.562 Mahasiswa Bisa Ikut Program Jarvis Kemenperin, Ini Syaratnya

7.562 Mahasiswa Bisa Ikut Program Jarvis Kemenperin, Ini Syaratnya

Bandung
Catat, Ini 16 Lokasi Parkir di Sekitar Braga Free Vehicle

Catat, Ini 16 Lokasi Parkir di Sekitar Braga Free Vehicle

Bandung
Tertangkap, Maling Motor Ditelanjangi lalu Diarak Warga di Cirebon

Tertangkap, Maling Motor Ditelanjangi lalu Diarak Warga di Cirebon

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com