Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/10/2022, 14:32 WIB
Dendi Ramdhani,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Jawa Barat Iendra Sofyan menjelaskan soal penyebab tingginya harga kedelai yang mengakibatkan kenaikan harga tahu dan tempe.

Yakni 90 persen kedelai berasal dari luar negeri. Sementara para petani lokal menganggap bertani kedelai belum menguntungkan.

"Menurut kepala Dinas Pertanian di sejumlah daerah, para petani kurang tertarik. Sudah mencoba karena untungnya tidak besar. Yang kedua, mungkin dipengaruhi hasil produk yang tidak sebagus dari luar negeri," kata Iendra di Bandung, Selasa (18/10/2022).

Baca juga: Kedelai Mahal, Harga Tahu Tempe di Jawa Barat Naik dan Ukurannya Mengecil

Iendra menjelaskan, saat ini Pemprov Jabar terus berkoordinasi dengan Koperasi Produsen Tempe dan Tahu Indonesia (KOPTI) menyikapi naiknya harga tahu dan tempe di wilayah Bandung.

"Terkait kedelai yang berimbas pada kenaikan harga tahu tempe, kita mengawasi dan terus berkoordinasi dengan Kopti di Kota Bandung atau provinsi," ujarnya.

Menurut Iendra, selama ini pogram penanganan komoditas kedelai di Indonesia sudah dilakukan pemerintah pusat melalui Bulog.

Berdasarkan data Bulog sampai 12 Oktober 2022, dari 17 kabupaten kota di Indonesia yang diberi subsidi kedelai sebesar Rp 1.000 per kilogram dari pemerintah pusat, Provinsi Jabar menempati urutan pertama penerima subsidi.

"Jabar paling besar, realiasasi sampai 12 Oktober 2022 sudah 32 juta kg. Paling besar kedua Jatim, yakni 11,7 juta kg, dan Jateng ketiga sebanyak 10, 7 juta kg," paparnya.

Baca juga: Ada Isu Mogok Produksi, Perajin dan Pedagang Tahu Tempe di Kabupaten Bandung Masih Berjualan Biasa

Iendra menambahkan, pengendalian harga kedelai juga turut dilakukan dengan rencana menerapkan skema menggunakan mata uang lokal atau Local Currency Settlement (LCS) yang dikembangkan BI.

"(LCS) ini dikembangkan BI, dan dikerjasamakan dengan sejumlah negara seperti Jepang, China, Hong Kong bahkan Thailand. Sehingga jika terjadi perdagangan luar negeri, kita gunakan mata uangnya itu negara yang dikerjasamakan, tidak tergantung dolar. Kan sekarang dolar naik semuanya ikut naik. Nah, LCS yang akan kita dorong untuk Indonesia," jelasnya.

Sebelumnya, pengusaha pabrik tahu di Sentra Produksi Cibuntu menaikkan harga tahu dari Rp 50 ribu menjadi Rp 60 ribu per papan serta tempe dari Rp 12 ribu menjadi Rp 13 ribu per kilogram imbas dari kenaikan harga kacang kedelai.

Harga kacang kedelai terus naik setiap tahunnya. Pada 2019, harga kedelai masih Rp 7.000 per kg, naik menjadi Rp 10.000 per kg pada 2020 dan Rp 11.000 pada 2021. Lalu di 2022 menjadi Rp13.000 per kg.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Pipa Pertamina di Cirebon Terbakar, Api Sempat Menyembur Tinggi

Pipa Pertamina di Cirebon Terbakar, Api Sempat Menyembur Tinggi

Bandung
Prakiraan Cuaca di Bogor Hari Ini, 22 September 2023: Pagi Cerah Berawan, Sore Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca di Bogor Hari Ini, 22 September 2023: Pagi Cerah Berawan, Sore Hujan Ringan

Bandung
Saat Anies Puji Kiprah Kaum Milenial Cianjur...

Saat Anies Puji Kiprah Kaum Milenial Cianjur...

Bandung
Bayi Tertukar di Bogor Akhirnya Dapat Penanganan dari Dinkes

Bayi Tertukar di Bogor Akhirnya Dapat Penanganan dari Dinkes

Bandung
CCTV di Gunung Gede Pangrango Ditambah

CCTV di Gunung Gede Pangrango Ditambah

Bandung
Video Viral Tawuran Pelajar, 1 Orang Terluka, 2 Motor Rusak, 4 Siswa Diamankan

Video Viral Tawuran Pelajar, 1 Orang Terluka, 2 Motor Rusak, 4 Siswa Diamankan

Bandung
Aksi Pemuda di Bogor Tangkap Pencuri Motornya, Melompat ke Setang

Aksi Pemuda di Bogor Tangkap Pencuri Motornya, Melompat ke Setang

Bandung
Aksi Todong di Jatinangor Sumedang Viral di Media Sosial, Pelaku Masih Pelajar

Aksi Todong di Jatinangor Sumedang Viral di Media Sosial, Pelaku Masih Pelajar

Bandung
Helikopter Water Bombing Mengudara Lagi di TPA Sarimukti, Siram Bara Api di Satu Zona

Helikopter Water Bombing Mengudara Lagi di TPA Sarimukti, Siram Bara Api di Satu Zona

Bandung
Cerita Warga Bandung 'War' Tiket Uji Coba Kereta Cepat Jakarta Bandung, Berburu Sejak Malam

Cerita Warga Bandung "War" Tiket Uji Coba Kereta Cepat Jakarta Bandung, Berburu Sejak Malam

Bandung
Pj Gubernur Jabar Janjikan Sampah Menumpuk di Bandung Raya Segera Diangkut

Pj Gubernur Jabar Janjikan Sampah Menumpuk di Bandung Raya Segera Diangkut

Bandung
Mengenal Edelweiss, Bunga Abadi yang Terbakar di Gunung Gede

Mengenal Edelweiss, Bunga Abadi yang Terbakar di Gunung Gede

Bandung
Sampah Masih Menggunung di TPS Kota Bandung, Pj Walkot Diminta Segera Selesaikan

Sampah Masih Menggunung di TPS Kota Bandung, Pj Walkot Diminta Segera Selesaikan

Bandung
Dugaan Penipuan Masuk IPDN, Warga Karawang Transfer Rp 550 Juta

Dugaan Penipuan Masuk IPDN, Warga Karawang Transfer Rp 550 Juta

Bandung
Ibu Paruh Baya di Tasikmalaya Hilang Bareng Motornya Saat Jadi Tukang Kredit

Ibu Paruh Baya di Tasikmalaya Hilang Bareng Motornya Saat Jadi Tukang Kredit

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com