Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wagub Jabar Persilakan Warga Tasikmalaya "Sweeping" Geng Motor

Kompas.com, 7 November 2022, 16:12 WIB
Irwan Nugraha,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com- Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mempersilakan masyarakat Kota Tasikmalaya menggelar sweeping untuk mencegah kebrutalan geng motor.

Apalagi aksi geng motor sangat meresahkan sampai berani menyerang warga usai shalat Subuh seperti terjadi di Jalan SL Tobing, Kota Tasikmalaya, Minggu (6/11/2022) dini hari.

"Upaya sweeping warga saya setuju, saya setuju, karena (petugas) keamanan terbatas, polisi terbatas, tetap terbatas. Kalau masyarakat tidak terbatas. Kepada masyarakat untuk bisa bekerjasama dengan masyarakat lain," jelas Uu kepada wartawan di Pondok Pesantren Idrisiyah, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (7/11/2022).

Baca juga: Wagub Uu Optimistis 100 Desa Wisata di Jabar Selatan Cepat Populer lewat Pembangunan JTS

Uu pun meminta masyarakat aktif dalam memberikan informasi aksi brutal geng motor kepada polisi.

Tujuannya, antisipasi kebrutalan geng motor yang menganggu masyarakat.

"Harus ada kerja sama masyarakat dengan Kepolisian. Jangan biarkan (kalau ada geng motor) biarlah itu bagian Kepolisian dan keamanan," tambah Uu.

Selain itu, Uu pun meminta masyarakat khususnya orangtua untuk menjaga pergaulan anak-anaknya terutama yang memasuki usia remaja.

Baca juga: Wagub Jabar Larang Orangtua Santri Bayar Denda Ponpes Rp 37 Juta

Selain itu, orangtua dalam memberikan pendidikan kepada anak diharapkan seimbang antara pendidikan formal dan agama.

"Juga menjaga anak-anaknya, karena memang itu anak-anak kita, orangtua kita, jangan beranggapan bahwa orang lain, anak orang lain, tidak bisa begitu. Saya minta kepada masyarakat memberikan pendidikan yang seimbang," pungkasnya.

Sebelumnya, ratusan anggota geng motor mengamuk tanpa sebab sambil sempat ribut dan mengejar warga serta merusak kios tukang bubur di Jalan SL Tobing (Sambongjaya) Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Minggu (6/11/2022) dini hari.

Rombongan berandalan motor itu datang bersamaan sambil menggeberkan knalpot bisingnya dari arah Bunderan Byspass Tugu HZ Mustofa dan langsung mengancam serta mengejar masyarakat usai pulang sholat di masjid.

"Saat tadi subuh usai shalat Subuh, banyak sekali geng motornya ada ratusan orang. Mereka langsung berhenti di depan kios bubur ayam dengan mengencangkan knalpot bisingnya. Ada warga usai sholat diajak ribut dan diancam sampai dikejar. Ini kaca kios tukang bubur hancur," jelas Anang (54), salah seorang warga setempat sekaligus saksi mata di lokasi kejadian, Minggu siang.

Baca juga: Jenguk ART Korban Penganiayaan, Wagub Jabar: Dua Hari Lagi Bisa Pulang

Beberapa anggota geng motor itu, lanjut Anang, terlihat membawa senjata tumpul seperti tongkat baseball, kayu dan stik besi saat mengejar warga setempat.

Namun, tidak berselang lama kios tukang bubur langsung dihancurkan bagian depannya dan beberapa barang di dalamnya rusak.

"Ini langsung diperbaiki, soalnya kios bubur sudah harus dagang kembali. Kalau masalahnya gak tahu apa? Tiba-tiba saja mereka merusak dan mengancam warga di sini," tambah dia.

Selain itu, kebrutalan geng motor pun merusak rumah penduduk dengan melempari batu ke kaca tempat tinggal di pinggir Jalan Setiamulya Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau