"Bahkan biasanya stakeholder terkait ikut memantau," kata dia.
Ahmad Iskandar menyebut, tahun 2021 ketinggian air Sungai Citarum sampai tak terbaca dengan pengukur manual. Namun dalam AWLR tercatat 15,33 mdpl.
Kemudian, diketahui pada Februari 2021, tanggul di Desa Sumberurip, Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi jebol dan luapan Sungai Citarum menggenangi perkampungan.
Ahmad menyebut saat terjadi tanggul jebol, arus air bisanya mengalir berlawanan arah, meluap ke perkampungan, baru kembali mengikuti arus sungai.
Pemerintah kemudian menetapkan bencana nasional. "Hingga Presiden Jokowi meninjau langsung," kata dia.
Saat itu, kata Ahmad, banyak akses jalan terputus. Termasuk akses menuju Pos Pengamatan Sungai Citarum di Kedunggede.
Karena itu, saat hendak bertugas menuju pos pengamatan, ia harus memutar dari rumahnya di Kosambi melewai jembatan Rengasdengklok-Pebayuran.
"Saya muter. Waktu tempuh jadi tiga jam, karena banyak akses yang terputus karena genangan banjir," tutur dia.
Meski begitu, ia tak kepikiran untuk meliburkan diri. Sebab ada tugas bagi pengamat Sungai Sitarum seperti dirinya.
"Informasi dari kami sangat penting, demi kepentingan masyarakat," ungkap Ahmad sambil menyeruput kopi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.