Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Korban Penipuan di Bogor hingga Terjerat Pinjol, Pelaku Mengaku Punya Gerai Ponsel dan Toko Hijab

Kompas.com - 18/11/2022, 11:33 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Modus penipuan bisnis investasi fiktif dan pinjaman online ( pinjol) yang dilakukan SAN terungkap.

SAN yang pernah bertempat tinggal di kontrakan wilayah Tegal Gundil, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, mengiming-imingi ratusan orang dengan nilai bagi hasil 10 persen.

Dalam iming-iming itu, SAN ternyata meminta ratusan orang menggunakan beberapa aplikasi pinjaman online.

Siasat itu pun berhasil mengelabui banyak orang. Di Kota Bogor tercatat ada 333 orang yang menjadi korban dan 116 di antaranya mahasiswa IPB University.

Salah satu korban CG menceritakan, dirinya terjerat rayuan dari SAN berawal dari tawaran menaikan rating online shop milik SAN.

Baca juga: Sosok SAN, Perempuan yang Tipu Ratusan Mahasiswa di Bogor hingga Terjerat Pinjol, Kerap Ribut dengan Keluarga

"Awalnya gitu. Dia iming-imingnya buat naikin rating toko onlinennya dengan belanja tapi melalui pembayaran pinjol. Kita kan beli barang di E-Commerce. Nah itu kita awalnya melalui pinjol dulu," kata CG dijumpai di Mako Polresta Bogor Kota.

Dirinya yang tergiur itu, lantas mengikuti arahan dari SAN demi mendapat keuntungan 10 persen tersebut.

SAN disebut mengiming-imingi korban melalui toko belanja yang diakuinya miliknya.

"Dia jualannya itu tokonya ada toko kerudung, terus toko casing handphone. Nah saya pernah semuanya beli. Bahkan paling gede saya beli Handphone. Semua korban juga sama gitu," tambahnya.

Namun keuntungan yang dijanjikan SAN, tidak diterima CG. Alhasil, dirinya yang membayar menggunakan pinjaman online kini harus menaggung tagihan itu sendiri.

Baca juga: Demi Rating Toko Online, SAN Tipu Ratusan Mahasiswa hingga Terjerat Pinjol

"Harus pakai aplikasi. Ga lewat modal pribadi kita. Sama kedua ada yang modal pribadi. Itu juga ada pinjol semua. Misal, cair nih pinjaman kita. Langsung kita transfer semua ke SAN. Kita dapat 10 persen. Tapi, kita gadapat tuh seiring berjalannya waktu. Jadinya tunggakan dari pinjol masuk ke kita semua. Saya pakai ," ungkapnya.

Jauh sebelum itu, CG sempat curiga terhadap yang ditawarkan oleh SAN. Dirinya bahkan sempat menyangka bahwa ini adalah strategi marketingnya SAN.

"Saya sempet curiga juga. Tapi, saya pikir mungkin ini strategi digital marketingnya dia. Karena kan dia bilangnnya freelancer ATM. Mungkin buat buka rekening baru nawarinnya gitu. Tapi, ko ini malah nawarin online shop," tambahnya.

Meski begitu, saat ini, CG dan korban lainnya sudah mulai melengkapi berkas laporannya kepada Polresta Bogor Kota.

"Sekarang kan sudah kita lengkapi laporan ini. Awalnya kan kemarin IPB nyebar naik instagram. Korban lainnya sudah dari 2019 ternyata. Korbannya saya termasuk 300 orang diluar IPB," tandasnya.

Baca juga: Aplikasi Kredit Kredivo Tercatut di Kasus Mahasiswa IPB Terjerat Pinjol, Manajemen Buka Suara

Total tagihan hingga Rp 20 juta

Korban SAN lainnya adalah DG yang tercatat sebagai seorang mahasiswa. Ia bercerita SAN adalah sosok freelancer pembuatan ATM.

"Perempuan yang jelas. Lalu, lebih tua dari saya, umurnya 29 tahun, dia berjilbab. Terakhir dia kerja freelancer di salah satu bank. Untuk buka jasa buka ATM," kata DG dijumpai di Mako Polresta Bogor Kota dikutip dari Tribunnews.com.

DG melanjutkan, dia mengenal DG ini pertama kali lewat adiknya yang juga mengalami nasib serupa dengannya.

"Setahu saya dia bukan mahasiswa IPB. Saya juga bukan IPB dan adik saya bukan IPB. Kenalnya saya dari adik saya yang teman dari SAN ini," tambahnya.

Baca juga: Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Ratusan Mahasiswa IPB Jadi Korban Penipuan hingga Diteror Penagih Pinjol

Alhasil, saat ini, DG harus membayar sekitar 6 juta tunggakannya atas koneksinya dengan SAN ini.

"Total tagihan saya ada 6 juta, kalau adik saya 20 juta. 6 juta itu saya 7 kali ajukan pinjol. Saya juga diminta belanja barang di toko online dia. Barangnya aksesoris HP," ungkapnya.

Namun, sebelum dirinya melaporkan kepada pihak kepolisian, DG sempat menemui SAN di kediamannya.

Bukannya mendapat jawaban, DG justru mendapat permasalahan baru. SAN yang didatangi olehnya enggan untuk membayar tagihannya itu.

"Karena saya sempat datangi dia tapi tidak ada hasil apa apa. Tagihan tetap menunggak. Sempat kasih waktu 30 hari itu ada perjanjian, tapi setelah itu pelaku tidak ada inisiatif hubungi korban. Kesimpulan kami dia tidak mau bayar tagihan kami," ungkapnya.

Baca juga: Pemilik Toko Online Jadi Tersangka Penipuan 116 Mahasiswa IPB yang Terjerat Pinjol

Dirinya pun kini harus rela berhadapan dengan debt colector yang kerap menggangu dirinya.

Bahkan, tercatat olehnya, puluhan kali debt collector ini menagih melalui sambungan telepon.

"Sempat, pernah satu hari 22 kali ditelepon debt colector. Di WA sampai 15 kali tapi alhamdulillah setelah dijelaskan pihak aplikasi mulai kendor nih nagihnya sekarang, mereka juga kooperatif," tambahnya.

Dirinya pun kini terus melengkapi berkas laporan kepada pihak kepolisian dalam hal ini Polresta Bogor Kota.

"Hari ini dalam rangka menambah berkas, ada korban bertambah. Saya kan posting berita soal penipuan via instagram. Terus banyak tuh yg DM yang juga ngaku ketipu sama pelaku. Akhirnya kita kumpulin semua, sekarang ada 333 orang. Itu sudah termasuk yang di IPB juga," tandasnya.

Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Tipu Ratusan Orang di Bogor, Pelaku Penipuan Online Ngaku Punya Gerai Handphone dan Toko Hijab

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi 2 Ormas di Bandung Bentrok hingga 1 Orang Tewas, Berawal dari Tersenggol

Kronologi 2 Ormas di Bandung Bentrok hingga 1 Orang Tewas, Berawal dari Tersenggol

Bandung
Kayla Meninggal Usai Lari 7 Putaran 12 Menit Saat Seleksi Paskibraka

Kayla Meninggal Usai Lari 7 Putaran 12 Menit Saat Seleksi Paskibraka

Bandung
Siswi SMA di Sukabumi Meninggal Saat Ikut Seleksi Paskibraka, Ini Kronologinya

Siswi SMA di Sukabumi Meninggal Saat Ikut Seleksi Paskibraka, Ini Kronologinya

Bandung
2 Ormas Bentrok di Bandung, Polisi Belum Tetapkan Tersangka

2 Ormas Bentrok di Bandung, Polisi Belum Tetapkan Tersangka

Bandung
Persib vs Persebaya Besok, Polisi Larang Bonek Datang ke Bandung

Persib vs Persebaya Besok, Polisi Larang Bonek Datang ke Bandung

Bandung
Kisah Pilu Nenek Rusmini, Rumahnya Ambruk Diterpa Hujan Deras

Kisah Pilu Nenek Rusmini, Rumahnya Ambruk Diterpa Hujan Deras

Bandung
Ratusan Rumah di Lebak Banten Terendam Banjir

Ratusan Rumah di Lebak Banten Terendam Banjir

Bandung
Protes Jalan Rusak, Warga Tanami Pohon Pisang di Jalan Depan Gerbang Kantor Pemkab Bandung Barat

Protes Jalan Rusak, Warga Tanami Pohon Pisang di Jalan Depan Gerbang Kantor Pemkab Bandung Barat

Bandung
Bukan Tak Diupah, Diungkap Motif Tukang Kebun Bunuh Majikan di Bandung

Bukan Tak Diupah, Diungkap Motif Tukang Kebun Bunuh Majikan di Bandung

Bandung
Terungkap, Pria Dibunuh dan Dicor di Bandung Barat Direncanakan 2 Hari Sebelumnya

Terungkap, Pria Dibunuh dan Dicor di Bandung Barat Direncanakan 2 Hari Sebelumnya

Bandung
Ijal yang Bunuh dan Cor Mayat Didi di Bandung Barat Sempat Menyamar Pakai Kostum Badut di Jakarta

Ijal yang Bunuh dan Cor Mayat Didi di Bandung Barat Sempat Menyamar Pakai Kostum Badut di Jakarta

Bandung
Bentrok Maut 2 Ormas di Bandung, Polisi: Mereka Sudah Sepakat Berdamai

Bentrok Maut 2 Ormas di Bandung, Polisi: Mereka Sudah Sepakat Berdamai

Bandung
BI Banten Temukan 28 Lembar Uang Palsu Selama Ramadhan 2024

BI Banten Temukan 28 Lembar Uang Palsu Selama Ramadhan 2024

Bandung
Bunga Bangkai Raksasa Mekar Sempurna di Kebun Raya Cibodas

Bunga Bangkai Raksasa Mekar Sempurna di Kebun Raya Cibodas

Bandung
4 Bulan di 2024, Pasien DBD Kabupaten Kuningan Naik Lebihi Tahun 2023

4 Bulan di 2024, Pasien DBD Kabupaten Kuningan Naik Lebihi Tahun 2023

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com