Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bupati Pangandaran Bersitegang dengan Warga gara-gara Segel Warung Remang-remang Dicopot hingga Terjadi Pemukulan

Kompas.com - 02/01/2023, 10:42 WIB
Riska Farasonalia

Editor

"Saya bilang oke, saya tidak mau berdebat itu, katakan saja putusan pengadilan itu benar tapi kan yang membuka segel itu bukan kamu, tapi saya pemerintah daerah. Saat itu, saya pakai bahasa aing (bahasa preman) karena lagi ngambek," jelas dia.

Jeje mengaku saat itu sedang marah.

Menurut dia, wajar kalau marah, karena segel itu simbol kehormatan. Bukan hanya kehormatan Pemda tapi termasuk para alim ulama yang saat itu turut melakukan pemasangan.

"Tapi dia (Ujang Bendo) masih ngeyel, terus seperti biasa orang Sunda kalau ngeyel terus diusap mukanya bukan dijotos atau ditonjok," ungkap dia.

Lantaran warga tersebut ngeyel akhirnya situasi menjadi memanas hingga terjadi pemukulan.

"Kamu ngeyel terus, sok jagoan kamu. Udah itu, saya mundur tapi mungkin anak-anak yang ikut saya ada yang tersinggung sehingga ada yang mukul," ujarnya.

Bupati dilaporkan

Nandang Suhendar (52), atau biasa dikenal dengan nama Ujang Bendo, mengaku dirinya akan melaporkan Bupati Pangandaran ke kepolisian atas peristiwa yang dialaminya.

Setelah penutupan sementara itu, pihaknya sudah pernah beraudensi dua kali ke Komisi I dan IV DPRD Kabupaten Pangandaran.

"Tapi, sampai saat ini belum ada jawaban yang tepat, enggak ada solusi. Akhirnya, saya mewakili warung-warung hiburan malam maka saya sobek stiker (segel) tersebut. Mungkin, di situ Pak Bupati merasa tersinggung atau apalah." jelas dia.

Dia mengatakan, dirinya melakukan penyobekan segel supaya diundang untuk diberikan solusi. Namun ternyata tidak sesuai yang diharapkan.

"Saya sengaja menyobek stiker itu karena biar saya diundang untuk diberikan solusi. Tapi, ini enggak ada," katanya.

Selanjutnya, sekitar pukul 11 malam Bupati Pangandaran bertemu dengannya di depan Bandara Susi Air.

Menurut dia, Bupati melakukan tindakan-tindakan yang tidak sepantasnya dilakukan sebagai seorang pimpinan dengan melakukan sikap seperti itu terhadap rakyatnya walaupun rakyatnya itu salah.

"Contohnya, seperti kemarin dengan bahasa-bahasa yang ada di video CCTV, itu kasar, nantang berkelahi terus bahkan dia memukul saya. Terus, ada satu orang lagi yang memukul saya," ucap Ujang.

Karena menerima tindakan sewenang-wenang, dia sebagai warga negara ingin ada perlindungan hukum.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com