Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkah Demam Lato-Lato, Pedagang di Bandung Untung Jutaan Rupiah

Kompas.com, 4 Januari 2023, 08:06 WIB
Reni Susanti

Editor

BANDUNG, KOMPAS.com - Permainan lato-lato sedang viral. Demam permainan ini tidak hanya menghinggapi anak-anak, orang dewasa hingga Ridwan kamil dan Jokowi pernah memainkannya.

Hal ini berimbas positif pada penjualan lato-lato. Dara (23), bahkan mengalihkan bisnisnya, dari sebelumnya berjualan baju menjadi lato-lato

Ia bisa meraup untung jutaan rupiah dari lato-lato yang dijualnya Rp 10.000 per buah.

Baca juga: Permainan Lato-lato Viral, Dosen Unair: Karena Faktor Media

"Selain berjualan di pinggir jalan, dijual secara online di beberapa e-commerce," ujar Dara dikutip dari Tribun Jabar.

Ia menuturkan, penjualan lato-lato di salah satu platform media sosial tiktok sangat digandrungi oleh khalayak ramai.

"Paling best seller-nya di e-commerce itu lato-lato glow in the dark, bisa menyala saat keadaan gelap. Sedangkan jualan langsung warna lato-lato yang mencolok," jelasnya.

Baca juga: Pelat Nomor Kerap Dimanipulasi untuk Hindari ETLE, Polrestabes Bandung Akan Kembalikan Tilang Manual

Penjual lain di Jalan Majalaya, Oding (49) menuturkan, dalam sehari ia bisa menjual 100 buah lato-lato.

"Kalo saya tidak bisa memainkannya, hanya berjualan," ujarnya sambil tertawa renyah.

Menurut Oding, peluang berjualan barang viral harus dimanfaatkan untuk meraih keuntungan. Meski demikian, berjualan barang viral tidak akan berjangka panjang.

"Saya sebenarnya berjualan buah-buahan, karena lagi rame, jadi beralih. Harga awal waktu viral bisa dijual Rp 15.000, sekarang harga turun, jadi Rp 10.000 karena banyak yang jualan juga," jelasnya.

Oding mengaku mendapatkan Lato-lato dari toko mainan. Ia kemudian menjualnya kembali.

Wildan (10) mengatakan, ia mempunyai tiga koleksi lato-lato di rumahnya.

"Melihat teman sekitar memainkannya, jadi ikut-ikutan mencoba. Sekarang sudah bisa main lato-lato karena tiap hari dimainkan," ujar Wildan.

Wildan menuturkan, masa libur sekolah saat ini, ia bersama temannya sering berkumpul untuk memainkan Lato-Lato.

"Ada Lato-Lato yang berat, kalau dimainkan jadi susah. Jadi harus sering dipraktekkan agar bola lato-latonya ringan tidak kaku," beber dia.

Dikutip dari Tribun Video, permainan viral ini, sempat dimainkan oleh Joko Widodo dan Ridwan Kamil saat sedang berada di kawasan Pasar Baru Subang dan Pasar Pujasera Subang.

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Dijual Rp 10 Ribu Per Buah, Pedagang Lato-lato di Majalaya dalam Sehari Bisa Laku 100 Buah

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau