Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AHY Bantah Koalisi dengan PKS dan Nasdem Jalan di Tempat: Tak Terlihat di Permukaan

Kompas.com - 06/01/2023, 17:32 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) membantah koalisi yang dibangun partainya bersama Nasdem dan PKS berjalan di tempat.

Menurutnya, komunikasi antar ketiga partai terus berjalan dan selalu memperlihatkan progres.

Namun, ia tidak menyampaikan ke publik bagaimana progres dari komunikasi yang dijalankan serta konsolidasi yang dibangun.

"Sebetulnya tidak jalan di tempat. Alhamdulillah selalu ada progres, memang saya tidak bisa mengatakan seberapa jauh progresnya. Karena sering kali kerja politik, kerja komunikasi membangun koalisi ini tidak terlihat di permukaan," katanya ditemui di Hotel Sunshine, Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (6/1/2023).

Baca juga: Pengamat: Berhasil Tidaknya Koalisi Perubahan Bergantung Cawapres, buat Demokrat AHY Harga Mati

Hingga hari ini, Partai Demokrat selalu berharap agar koalisi yang sudah terjalin dengan Nasdem dan PKS tetap berada dalam track yang sama, yakni mengusung dan memperjuangkan perubahan.

Meskipun Nasdem berada dalam pusaran pemerintah, sejak awal AHY menilai ketiga partai tersebut memiliki kesamaan visi dan misi melihat Indonesia ke depan.

Tidak jarang, lanjutnya, komunikasi antar pimpinan partai hingga kader tidak lebih soal perubahan dan perbaikan bangsa.

"Kalau dilihat memang secara faktual saat ini partai yang di luar pemerintahan sebagai oposisi, Demokrat, PKS, dan Nasdem. Saya dengan Presiden Nasdem, Pak Surya Paloh, kemudian Presiden PKS, Pak Ahmad Syaikhu, dan tokoh senior lainnya terus membangun komunikasi," jelas AHY.

Baca juga: Survei Indikator, Elektabilitas Anies-AHY Disalip Ganjar-Erick

Kendati memiliki visi dan misi yang sama soal perubahan dan arah bangsa, AHY tidak menampik masih ada perbedaan dalam beberapa hal.

Namun, kata dia, perbedaan itu tidak merupakan satu hal yang tidak bisa dihindari dalam berkoalisi.

Akan tetapi ia optimistis setiap kesamaan dan kekurangan dalam koalisi bersama Nasdem dan PKS akan menjadi kekuatan dan keunggulan tersendiri.

"Kami juga semakin intensif membahas bagaimana membangun bangsa ke depan, atas visi misi kebangsaan yang sama, paling tidak serupa. Sama persis mungkin tidak, tapi kesamaan itu ada di sana sini," tuturnya.

 

Meski masih menentukan calon pendamping Anies Baswedan yang lebih dulu diusung Partai Nasdem sebagai Calon Presiden 2024.

AHY mengatakan, masih belum bisa menjawab secara definitif.

Ia sadar betul, bahwa kader di setiap masing-masing, baik Nasdem dan Demokrat kerap bertanya terkait langkah selanjutnya.

Baca juga: AHY Kritik Perppu Cipta Kerja: Hukum Dibentuk untuk Layani Kepentingan Rakyat, Bukan Elite

Namun, kata AHY, sebelum memutuskan sesuatu pilihan dalam berkoalisi, ada baiknya koalisi tersebut mempertimbangkan setiap langkah-langkah taktis di lapangan.

"Yang jelas itu kalau itu menjadi kekuatan kami, maka insyaallah koalisi ini bisa pada akhirnya pada saatnya nanti, ya diresmikan lah. Tapi kalau bertanya lalu kapan? Nah inilah misteri politik tidak bisa dijawab secara definitif," jelas dia.

"Dengan demikian mohon bersabar, saya tahu. Kader-kader juga bertanya, kira-kira bagaimana langkah ke depan, kami semua memiliki tujuan besar. Kami ingin meyakinkan langkah-langkah taktis di lapangan tidak mengganggu tujuan besar kami," tambahnya.

AHY berharap koalisi yang sudah dibangun tersebut, bisa terus memperlihatkan perkembangan yang positif.

Baca juga: Ucapkan Selamat Tahun Baru 2023, AHY: Hal Baik Kita Tingkatkan, yang Kurang Diperbaiki

Lebih jauh, ia tak menginginkan koalisi bersama Nasdem dan PKS disebut prematur dan bubar di tengah jalan.

"Terus berjalan, saya lebih baik mengatakan ini masih terus berjalan, dan bergerak. Daripada menyatakan sesuatu yang prematur. Karena kami sepakat, kalau ini jadi maka benar-benar makin mantap. Bukan asal deklarasi kemudian bubar di tengah jalan. Kalau itu yang terjadi, rasanya tidak ada kemajuan," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com