Untuk relokasi sekolah, Solihin menjelaskan tentunya harus mengikuti perpindahan masyarakat yang terdampak bencana gerakan tanah.
Namun hingga saat ini rencana relokasi masyarakat terdampak bencana masih dalam proses.
"Jadi tidak serta merta sekolah saja, harus mengikuti ke mana pindahnya masyarakat. Bila lahan relokasi berdekatan dengan SD tidak perlu lagi ada relokasi, cukup memindahkan anaknya saja," jelas dia.
Baca juga: Tanah Bergerak di Cianjur, Warga Diminta Mengungsi
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SD Negeri Suradita Edi Junaedi mengatakan proses kegiatan belajar mengajar di bangunan SD darurat dimulai Senin 9 Desember 2023 dengan jumlah siswa sebanyak 49 pelajar.
"Pembangunan sekolah darurat ini mendapatkan dukungan di antaranya dari masyarakat, anggota PGRI, dan donatur," kata Edi di Dusun Suradita.
Pantauan Kompas.com sekolah darurat dibangun dengan tiang-tiang utama dari bambu menggunakan atap terpal plastik beralaskan tanah. Sedangkan dindingnya memanfaatkan bilik anyaman bambu.
Luas bangunan sekolah darurat ini sekitar 12 x 8 meter yang di dalamnya terbagi menjadi 4 ruang. Antara ruangan menggunakan dinding terbuat bilik anyaman bambu dengan tinggi sekitar 2 meter.
Baca juga: Relokasi 138 Rumah Terdampak Tanah Bergerak di Blitar Diusulkan ke Gubernur
Data siswa, kelas 1 sebanyak 8 orang, kelas 2 sebanyak 5 orang, kelas 3 sebanyak 8 orang, kelas 4 sebanyak 5 orang, kelas 5 sebanyak 9 orang, dan kelas 6 sebanyak 12 orang.
Sedangkan tenaga pengajar sebanyak 5 orang meliputi 1 guru berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS), 1 guru berstatus Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K), dan 3 tenaga honorer.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang