Menurutnya, tidak ada aturan yang dilanggar karena mekanismenya diatur dalam Perpres No 12 Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Melalui Penyedia.
“Dan ini bukan kali pertama kami ngerjain museum proyek pemerintah. Nilai segitu juga bagi kami perhitungan RAB-nya logis, sudah sesuai dengan arahan LKPP, BPK dan PPK-nya. Hanya memang yang berhak menjelaskan itu dari PPK dinasnya yah. Tapi bagi kami, kami pastikan enggak ada masalah, enggak ada titipan atau hal yang perlu dicurigai dari proyek ini,” terangnya.
Disinggung soal kedekatan Adi dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melalui komunitas Bandung Creative City Forum (BCCF), ia pun menampik semua hal itu.
Baca juga: Masjid Al Jabbar Dibangun Pakai Dana APBD Rp 1 Triliun, Ridwan Kamil: Sudah Disepakati Musrenbang
Meski pernah berada dalam satu komunitas yang sama, khusus untuk tender konten museum, Kang Emil bahkan baru mengetahui Sembilan Matahari yang menggarap proyeknya ketika proses pembangunan museum Masjid Al Jabbar sudah mencapai 50 persen.
“Jadi kalau saya mau sampaikan, memang tidak ada kedekatan dalam proyek ini apalagi sampai disebut titipan. Kang Emil itu baru tahu Sembilan Matahari pemenang lelang museumnya pada saat datang preview ke museum, itu di awal Desember pada saat museum sudah setengah jadi,” ucapnya.
Ditambah, kata Adi, Sembilan Matahari merupakan perusahaan yang berdomisili di Kota Bandung.
Ketika datang kesempatan kepada perusahaannya untuk membuat sebuah karya tersebut, ia turut terpanggil untuk membuat tanah kelahirannya makin dikagumi banyak orang.
Baca juga: Ada Pemeliharaan Karpet, Kunjungan ke Masjid Al Jabbar Dibagi 3 Sesi, Catat Waktunya
“Ini juga karena panggilan karena saya orang Bandung. Bukan karena BCCF, bukan juga karena saya dengan Kang Emil sama-sama kuliah di ITB, sekolah di SMA 3 Bandung sampai ke SMP 2 Bandung. Jadi kalau mengait-ngaitkan saya dengan itu, enggak ada kaitannya sama sekali,” kata Adi.
“Ditambah dengan anggaran segitu, dengan nilai segitu, itu kami rasa sudah logis angkanya, bahkan bisa diperindah. Makanya, ini murni karena tanggung jawab moril kami, hanya sebatas itu. Tidak ada kepentingan lain yang dihubung-hubungkan sama BCCF atau apapun, itu enggak ada,” jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.