Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menilik Rekam Jejak Wowon, Pembunuh Berantai Bekasi dan Cianjur yang Hilangkan 9 Nyawa

Kompas.com, 20 Januari 2023, 15:16 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Editor

KOMPAS.com - Wowon Erawan alias Aki menjadi sorotan lantaran dirinya menjadi pembunuh berantai yang menewaskan sembilan orang.

Kini, Wowon beserta dua rekannya, Solihin alias Dulah dan Muhammad Dede Solehudin, ditetapkan sebagai tersangka.

Istri Wowon, Iis Suryati (42), mengatakan bahwa kepribadian Wowon tidak berbeda dengan orang lain.

"Kesehariannya biasa-biasa aja, tidak ada yang aneh," ujarnya, Kamis (19/1/2023), dikutip dari Tribun Jabar.

Iis menikah dengan Wowon sejak 2005. Dari pernikahannya dengan Wowon, Iis memiliki dua anak.

Kepada Iis, Wowon mengaku pernah menikah sebanyak tiga kali. Adapun Iis kini menjadi perempuan keempat yang dinikahi Wowon.

"Sebelum menikah dengan saya, dia sudah pernah menikah, dan menceraikan istri pertama sampai yang ketiga," ucapnya.

Untuk diketahui, salah satu korban tewas di Bekasi, Ai Maimunah (40), juga pernah menjalin hubungan dengan Wowon.

Baca juga: Sosok yang Dikenal Baik Itu Ternyata Komplotan Pembunuh Berantai

Sementara itu, menurut kakak Ai Maimunah, Aas (45), menuturkan bahwa Wowon merupakan perantau dan mengaku keturunan dari Mataram.

"Ia di sini belajar seni dalang, katanya belajar ilmu lain juga, bahasa Sunda-nya ngelmu kitu," ungkapnya, dilansir dari Tribun Jabar.

Aas menerangkan, Wowon sering berpindah-pindah tempat tinggal. Ia menduga hal itu untuk menghilangkan jejak, serta karena Wowon mempunyai permasalahan utang.

"Katanya sempat juga tinggal di Desa Cipeuyeum Kecamatan Haurwangi, namun keluarga tak pernah berkunjung ke sana," ungkapnya.

Baca juga: Pembunuh Berantai Bekasi Dikenal Tetangganya sebagai Pedagang Keliling

Warga kaget ada temuan jenazah korban pembunuhan berantai di kampungnya

Seorang warga melintas di depan rumah salah satu tersangka pembunuh berantai di wilayah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Jumat (20/1/2]23).KOMPAS.COM/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN Seorang warga melintas di depan rumah salah satu tersangka pembunuh berantai di wilayah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Jumat (20/1/2]23).

Dari sembilan korban pembunuhan berantai tersebut, empat di antaranya dikubur di Cianjur, Jawa Barat.

Lokasi penemuan korban pembunuhan berantai itu tepatnya berada di kediaman Wowon dan Solihin di Kampung Babakan Mande, Desa Gunungsari, Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur.

Warga yang mendengar kabar tersebut sontak kaget. Ketua RW setempat, Dedi Setiadi, mengungkapkan, warga tidak menaruh curiga dengan keseharian Wowon (W) dan Solihin (S).

“Sepengetahuan saya, S itu jualan es cincau di Bekasi, kalau W dulunya pernah jualan buah di daerah Cibeber, Cianjur,” tuturnya, Kamis.

Baca juga: Tak Ada Kejahatan Sempurna, Kelompok Pembunuh Berantai Terbongkar Setelah Racuni Keluarga Sendiri di Bantargebang

Dedi menerangkan, polisi menangkap Wowon dan Solihin beberapa hari lalu.

“Keduanya sudah ditangkap malam Selasa lalu, sekitar dini hari, di rumahnya,” jelasnya.

Sepengetahuan Dedi, Wowon dan Solihin diringkus terkait dengan kasus pembunuhan sekeluarga di Bantargebang, Bekasi.

“Kalau yang ini (korban yang dikubur) tidak tahu siapanya, belum ada info,” terangnya.

Baca juga: Ungkap Kasus Sekeluarga Diracun di Bantargebang, Polisi Temukan 3 Lubang Berisi Kerangka Manusia

Halaman:


Terkini Lainnya
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau