Ketua RT 001 RW 002 Kampung Babakan Mande Sunaryo menyampaikan, warga kaget dan tak menyangka bahwa Wowon dan Solihin, yang selama ini dikenal baik, ternyata merupakan komplotan pembunuh berantai.
Sunaryo mengaku juga mengenal Wowon dan Solihin, meskipun keduanya jarang pulang. Sepengetahuan Sunaryo, Wowon bekerja di pabrik beras, sedangkan Solihin berjualan es cincau di Bekasi.
"Sebulan itu paling dua hari di sini, pulang kampung. Bergaul juga, makanya warga tidak menyangka saja dengan kejadian ini," bebernya, Kamis.
Ia menjelaskan, Wowon dan Solihin memiliki ikatan kekerabatan. Solihin merupakan paman dari salah satu istri Wowon.
"Sejak 2005 sudah menetap di sini (Wowon), tapi bukan warga sini, katanya dari Cimahi, kalau istrinya yang ini memang asli sini," paparnya.
Baca juga: BERITA FOTO: Lokasi Penemuan 5 Jenazah Korban Pembunuhan Berantai Wowon Cs di Cianjur
Kasus pembunuhan berantai ini terkuak usai polisi menyelidiki tewasnya tiga anggota keluarga di Bantargebang, Bekasi, yakni Ai Maimunah, Ridwan Abdul Muiz (23), dan Muhammad Riswandi (17). Ridwan dan Riswandi merupakan anak hasil pernikahan Ai Maimunah dengan mantan suami pertamanya.
Dari pengembangan kasus tersebut, polisi mendapati bahwa pelaku juga melakukan aksi serupa di daerah lain.
Pada Kamis (19/1/2023), polisi menemukan empat korban pembunuhan berantai di Cianjur. Keempat korban itu dikubur dalam tiga liang. Saat ditemukan, jasad korban telah menjadi kerangka.
Lubang pertama berisi kerangka anak kecil, diduga berinisial B (2). Lubang kedua berisi dua korban yang diduga atas nama Noneng dan Wiwid. Lalu, korban di lubang ketiga diduga bernama Farida.
Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Metro Jaya Irjen Fadil Imran mengungkapkan, keempat korban itu ada yang sudah meninggal lebih dari dua tahun dan ada yang baru dua bulan.
Untuk mengungkap identitas keempat korban tersebut, polisi akan melakukan serangkaian proses, antara lain identifikasi primer dan pemeriksaan DNA.
Korban pembunuhan berantai juga terdapat di Garut. Sementara itu, satu korban lainnya masih dalam pencarian.
"Di TKP Cianjur ada empat kerangka. Kemudian ada pengakuan tersangka, satu kerangka lain dalam pencarian. Di Garut, ada satu orang dikubur setelah sebelumnya dibuang ke laut," ujar Fadil di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Pusat, Kamis, dikutip dari pemberitaan Kompas.com.
Fadil memaparkan, pembunuhan di Bekasi dan Cianjur memiliki keterkaitan.
Kasus pembunuhan berantai di Cianjur dilatarbelakangi keinginan pelaku untuk menguras harta korban. Lewat janji-janjinya, para tersangka mengaku bisa membuat orang lain kaya lewat metode supranatural.
"Awalnya penipuan, janji dan motivasi kesuksesan hidup. Setelah korban serahkan harta, lalu 'dihilangkan'," ungkapnya.
"Dullah atau Solihin dan Aki alias Wowon, menarasikan diri mereka mampu meningkatkan kekayaan. Aki cari korban. Setelah dapat korban, diambil uangnya. Ketika enggak berhasil dan korban menagih janji, Aki lapor ke Dullah, Dullah eksekusi dengan kasih minum racun," imbuh Fadil.
Kemudian, soal pembunuhan di Bantargebang, tersangka membunuh keluarganya sendiri karena dianggap membahayakan. Tersangka takut tindak pidana sebelumnya terbongkar.
"Keluarga dekat dianggap berbahaya karena mereka tahu pelaku ini membunuh korban-korbannya yang lain," ucapnya.
Polisi, terang Fadil, kini masih menyelidiki kasus pembunuhan berantai ini. Petugas juga sedang mencari tahu apakah ada korban lain selain sembilan orang yang telah diungkap.
Baca juga: Wowon, Pembunuh Berantai Bekasi, Kubur Mantan Istri dan Mertua di Halaman Rumah
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Cianjur, Firman Taufiqurrahman; Joy Andre | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief, Jessi Carina, Abdul Haris Maulana)
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul 2 Jenazah yang Ditemukan Polisi di Pekarangan Rumah di Cianjur Diduga Mantan Istri dan Mertua Wowon; dan Pejalanan Wowon, Eksekutor Pembunuhan Berantai, Habisi Dua Istri, Mertua, dan Anak-anak di Cianjur
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.