Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Sampah Bebep di Gang Situsaeur Timur, Bantu Tangani Persoalan Sampah Kota Bandung

Kompas.com - 27/01/2023, 07:35 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Aura semangat terpancar di wajah warga Gang Situsaeur Timur, saat mengantre di depan sebuah pintu kecil, tepat di depan Gang Situsaeur.

Pagi itu, masing-masing warga memegang kantong plastik, atau karung yang berisi sampah. Mereka tak sabar menunggu kehadiran tim pengelola bank sampah Bebeb yang berlokasi di Gang Situsaeur Timur 9 RT 07 RW 01, Kelurahan Situsaeur Kecamatan Bojongloa Kidul Kota Bandung, Jawa Barat.

Mimin Tuti (65) warga RT 07 mengatakan, sudah dua tahun bank sampah Bebeb beroperasi, sejak 2020. Selama rentang waktu itu pula sebagian besar warga RW 01 mulai mengumpulkan sampah dan di tampung di Bank Sampah Bebeb.

Baca juga: Soal Gunungan Sampah di TPS Pasar Baleendah, DLH Kabupaten Bandung Hanya Lakukan Operasi Bersih

Adanya bank sampah Bebeb membuat kesadaran warga akan sampah meningkat hingga akhirnya membantu mengurangi persoalan sampah di wilayah tersebut.

"Alhamdulilah, warga udah biasa kayak gini sekarang, kurang lebih 2 atau 3 kali warga sudah mulai menabung di sini," katanya saat ditemui Kompas.com, Rabu (25/1/2023).

Mimin yang ditemani anaknya mengaku kerap mengumpulkan sampah kertas bekas cucunya sekolah dan botol plastik minuman kemasan. Menurutnya, sampah yang diproduksi di sekitaran rumahnya cukup banyak dan saat ini bisa menghasilkan.

Kini ia tak perlu repot-repot berkeliling mencari sampah untuk ditabung. Pasalnya, cucunya kerap membawa sampah yang bisa didaur ulang setiap pulang sekolah.

"Karena ini nabung, artinya menghasilkan, makanya saya gak repot karena depan rumah atau di dalam rumah juga banyak sampah kaya kertas dan plastik botol gitu," terangnya.

Dia sebenarnya ingin membantu pengelola bank sampah untuk sekadar mensosialisasikan program tersebut ke warga lain. Sayang, keterbatasan fisik membuatnya hanya bisa menjadi nasabah. Meski pun begitu, Mimin tetap mendukung program tersebut.

"Kalau Ibu masih muda, pengen banget bantu anak-anak yang jadi pengelola Bank Sampah itu, ikut sosialisasi tapi sekarang mah udah gak muda lagi, paling gini jadi nasabah aja," tuturnya.

Bank Sampah Bebep yang berada di Gang Situsaeur Timur, Kelurahan Situsaeur, Kota Bandung yang berdiri tahun 2020 berhasil mengatasi persoalan sampah dilingkungan masyarakat. Tak hanya itu, kehadiran Bank Sampah Bebep juga berhasil membangun kesadaran warga terkait sampah.KOMPAS.COM/M. Elgana Mubarokah Bank Sampah Bebep yang berada di Gang Situsaeur Timur, Kelurahan Situsaeur, Kota Bandung yang berdiri tahun 2020 berhasil mengatasi persoalan sampah dilingkungan masyarakat. Tak hanya itu, kehadiran Bank Sampah Bebep juga berhasil membangun kesadaran warga terkait sampah.

Awal mula bank sampah Bebeb

Meski namanya cukup nyeleneh, nama Bebeb sebenarnya mengandung filosofi untuk memotivasi pengurangan sampah.

Nenah Herlina (54), anggota tim pengelolan bank sampah Bebeb mengungkapkan, Bebeb merupakan singkatan dari Buru-Buru Milah Sampah, Beberes, Bebenah, Babanda. Dalam bahasa Indonesia artinya cepat-cepat memilih sampah, beres-beres, merapikan, dan menabung.

Nama Bebeb, kata Nenah, kaya kaitannya dengan program bank sampah tersebut.

"Jadi di rumah itu kita bersih-bersih, mana yang kepakai dan tidak. Kemudian (sampah) yang tidak terpakai kita tabung, kan berarti babanda itu bahasa Indonesianya nabung," jelasnya.

Sebetulnya, lanjut Nenah, warga Gang Situsaeur Timut sudah terbiasa dengan program bank sampah.

Sebelum berdiri bank sampah Bebeb tahun 2020, warga lebih dulu pernah mengaktifkan bank sampah di lokasi yang sama. Bank Sampah yang tak diberi nama itu, hanya bertahan dari tahun 2016-2017.

Mengurangi sampah lingkungan

Selain mendukung program Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung dan Lurah Situsaeur, bank sampah Bebeb penting dibangun di lingkungan Gang Situsaeur Timur.

Pasalnya, jauh sebelum dicanangkan program bank sampah, lingkungan Gang Situsaeur masih belum terawat dengan baik. Tak sedikit sampah berceceran di sepanjang jalan menuju Gang Situsaeur.

Bank Sampah Bebep yang berada di Gang Situsaeur Timur, Kelurahan Situsaeur, Kota Bandung yang berdiri tahun 2020 berhasil mengatasi persoalan sampah dilingkungan masyarakat. Tak hanya itu, kehadiran Bank Sampah Bebep juga berhasil membangun kesadaran warga terkait sampah.KOMPAS.COM/M. Elgana Mubarokah Bank Sampah Bebep yang berada di Gang Situsaeur Timur, Kelurahan Situsaeur, Kota Bandung yang berdiri tahun 2020 berhasil mengatasi persoalan sampah dilingkungan masyarakat. Tak hanya itu, kehadiran Bank Sampah Bebep juga berhasil membangun kesadaran warga terkait sampah.

"Dulu sih warga itu mengandalkan tukang sampah aja, tapi sekarang setalah kita upayakan sosialisasi Bank Sampah," ujar Nenah.

Kini, warga mulai sadar bahwa sampah bisa menghasilkan meskipun nominalnya kecil.

"Alhamdulilah sebagian warga sudah tahu, bahwa dari sampah ini bisa membawa berkah. Nah dari situ kita terus tingkatkan sampai pada akhirnya warga sekitar sini sadar dari sampah bisa bikin sesuatu bisa ada tabungan," tuturnya.

Nasabah bank sampah Bebeb saat ini mencapai 76 orang. Meski hanya 10 persen dari jumlah warga di RW 01, namun Nenah mengaku cukup bersyukur dengan kesadaran yang sudah terbangun.

Target pengelola bank sampah Bebep, seluruh warga RW 01 bisa menabung di Bank Sampah.

"Kita pengen semuanya, istilahnya dari RT 01 sampai RT 07 semua kita rangkul, jadi para kader ini terus sosialisasi saat penimbangan, dan waktu posyandu, atau pengajian," ungkapnya.

Tak hanya itu, bank sampah Bebep juga sudah mulai menarik warga dari kelurahan lain untuk menabung sampah.

"Dari kelurahan Bojongloa Kaler kita ada beberapa yang tertatik dan ingin ikut nabung, kurang lebih 3 orang," imbuhnya.

Proses Pengelolaan

Ada empat jenis sampah yang dikumpulkan di bank sampah Bebep, yakni plastik, kertas, beling, dan logam.

"Kebanyakan warga nabung sampah plastik, kresek, dus, sama duplek," terang dia.

Setiap bank sampah Bebep buka di hari Sabtu pukul 9.00 WIB, warga datang untuk mengantarkan sampah ke lokasi pemilahan. Setelah itu baru proses pemilahan, mana saja sampah yang bisa dijual.

Bank Sampah Bebep yang berada di Gang Situsaeur Timur, Kelurahan Situsaeur, Kota Bandung yang berdiri tahun 2020 berhasil mengatasi persoalan sampah dilingkungan masyarakat. Tak hanya itu, kehadiran Bank Sampah Bebep juga berhasil membangun kesadaran warga terkait sampah.KOMPAS.COM/M. Elgana Mubarokah Bank Sampah Bebep yang berada di Gang Situsaeur Timur, Kelurahan Situsaeur, Kota Bandung yang berdiri tahun 2020 berhasil mengatasi persoalan sampah dilingkungan masyarakat. Tak hanya itu, kehadiran Bank Sampah Bebep juga berhasil membangun kesadaran warga terkait sampah.

"Jadi kita buka satu minggu sekali, jadi setelah terkumpul, kita terima dan kita catat di bumi tabungan. Kemudian dikumpulin semua, setelah dua atau tiga jam berarti udah selesai (menabung), baru kita pisah sampahnya, dipilah-pilah," bebernya.

Setiap warga yang menjadi nasabah, akan diberi buku tabungan. Di dalamnya berisi informasi jumlah sampah yang dibawa nasabah.

Pihak pengelola mengatakan, para nasabah baru bisa mengambil hasil tabungannya setelah satu tahun.

"Boleh aja (ambil tabungan sewaktu-waktu). Namun pada dasarnya sampah ini hasilnya sedikit, paling cuma Rp 1.000 atau Rp 2.000. Jadi kalau (tabungan) diambil udah mah sedikit, tambah dikit lagi juga, ini kita patokannya setahun sekali. Dan dibagikannya pas seminggu mau puasa," ujarnya

Diolah jadi karya seni, profit tambahan

Selain diambil oleh pihak Bank Sampah Bersinar (BSB) sebagai induk dari Unit, Pengelola Bank Sampah Bebep juga mengolah beberapa sampah menjadi sebuah karya seni yang memiliki nilai jual.

Untuk diketahui, BSB merupakan salah satu pemenang challenge Plastic Waste to Value Competition dari Indonesia yang diselenggarakan oleh The Incubation Network.

Nenah mengatakan saat ini pihak pengelola baru bisa menciptakan beberapa barang dari olahan sampah seperti pernak-pernik, pot bunga, dan kantong yang terbuat bungkus kopi.

"Kemarin kita bikin pot dari galon alhamdulilah meskipun gak banyak tapi bisa satu-satu terjual. Kemudian ada pernak pernik dari kain perca, bisa kita buat bros, tempat tusukan jarum, ikat rambut. Ada juga dari cangkang kopi, yang itu dibuatnya sama pengurus aja," ungkapnya.

Baca juga: Bank Sampah di Kulon Progo ini Suplai Plastik Kresek untuk Bikin Aspal

Ke depan, pihaknya ingin para nasabah mulai bisa menciptakan sesuatu dari sampah tersebut.

"Karena harus ada pelatihan ke nasabah. Nanti kalau pemasaran udah bagus biar nanti bisa ada pemasukan dan produknya makin berkualitas," tuturnya.

Saat ini baru hanya pernak-pernik saja yang berhasil dijual.

"Kalau yang kantong belum dijual, kalau pernak pernik udah di jual Rp 5.000 kalau yang kecil kecilnya mah Rp 10.000 tiga," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pria di Karawang Tewas di Tangan Mantan Suami Istrinya

Pria di Karawang Tewas di Tangan Mantan Suami Istrinya

Bandung
Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Pelaku Teman Korban yang Butuh Uang untuk Resepsi

Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Pelaku Teman Korban yang Butuh Uang untuk Resepsi

Bandung
Titik Terang Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Keluarga: Semoga Pelaku Dihukum Berat

Titik Terang Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Keluarga: Semoga Pelaku Dihukum Berat

Bandung
Kisah Relawan Tagana, 4 Bulan Tinggalkan Keluarga Bantu Penyintas Gempa Cianjur

Kisah Relawan Tagana, 4 Bulan Tinggalkan Keluarga Bantu Penyintas Gempa Cianjur

Bandung
Terungkap, Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Suami Korban: Semua Menduga Saya Pelakunya

Terungkap, Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Suami Korban: Semua Menduga Saya Pelakunya

Bandung
Balai Kota Bandung Bakal Bebas Kendaraan Bermotor Setiap Jumat

Balai Kota Bandung Bakal Bebas Kendaraan Bermotor Setiap Jumat

Bandung
Syarat Calon Independen Pilkada Jabar 2024: 2,3 Juta Dukungan KTP

Syarat Calon Independen Pilkada Jabar 2024: 2,3 Juta Dukungan KTP

Bandung
Pj Gubernur Jabar Turun Tangan Damaikan Kisruh Bupati dan Sekda Cianjur

Pj Gubernur Jabar Turun Tangan Damaikan Kisruh Bupati dan Sekda Cianjur

Bandung
Bocah 7 Tahun Ditemukan Tewas di Sukabumi, Otopsi Ungkap Bekas Kekerasan

Bocah 7 Tahun Ditemukan Tewas di Sukabumi, Otopsi Ungkap Bekas Kekerasan

Bandung
Bupati Karawang Ungkap Komitmen soal Jaga Iklim Investasi dan Buruh

Bupati Karawang Ungkap Komitmen soal Jaga Iklim Investasi dan Buruh

Bandung
Fakta dan Kronologi Pendaki Asal Bandung Meninggal di Gunung Ciremai

Fakta dan Kronologi Pendaki Asal Bandung Meninggal di Gunung Ciremai

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Bandung
Tagana Tasikmalaya Siagakan Tenda di Daerah Terdampak Gempa Garut

Tagana Tasikmalaya Siagakan Tenda di Daerah Terdampak Gempa Garut

Bandung
Revitalisasi Jembatan II Cikarang, Apresiasi Pemprov Jabar bagi Pekerja

Revitalisasi Jembatan II Cikarang, Apresiasi Pemprov Jabar bagi Pekerja

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com