Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nyala Asa Petani Disabilitas Cimahi Tumbuh Mandiri dengan Segala Keterbatasan

Kompas.com - 13/02/2023, 19:32 WIB
Bagus Puji Panuntun,
Reni Susanti

Tim Redaksi

CIMAHI, KOMPAS.com - Memiliki keterbatasan fisik bukanlah penghalang para muda-mudi difabel di Kota Cimahi, Jawa Barat, untuk menjadi sesuatu. Salah satunya bertani. 

Sebanyak 26 penyandang disabilitas memilih bertani untuk melanjutkan harapan hidup. Dengan menanam benih yang baik, mereka percaya akan menuai hasil yang baik pula.

Di lahan perkebunan seluas 5.000 meter persegi, keakraban di antara mereka tergambar dari cara mereka bertani.

Baca juga: Karut-marut Program Petani Milenial Jabar, Mau Untung Malah Buntung

 

Di lahan yang berlokasi tak jauh dari kantor pemerintahan Kota Cimahi, mereka mengolah lahan dan mulai menanam bibit cabai.

"Kami menamakan kelompok tani ini dengan nama kelompok tani Tumbuh Mandiri. Harapannya 26 anggota yang berkebutuhan khusus bisa membangun kemandirian baik ekonomi mereka maupun kehidupan mereka," ujar Ketua Kelompok Tani Tumbuh Mandiri, Permana Dwicahya (31) saat ditemui di beberapa hari lalu.

Baca juga: Detik-detik Ferdy Sambo Divonis Mati, Keluarga Brigadir J Menangis Haru

Para petani difabel ini sudah berkelompok sejak 2020. Mereka mulanya dibina seorang profesor di salah satu universitas yang peduli dan ingin melawan stigma masyarakat umum terhadap kaum disabilitas.

"Pak prof mengajarkan kami cara berkebun. Dari situ kita tergerak untuk bertani dan berkebun, karena kita juga yakin kalau disabilitas itu mampu beraktivitas seperti masyarakat umum. Alhamdulillah sampai sekarang jalan," ucap Permana.

Selain mempelajari dasar-dasar pertanian, mereka harus beradaptasi dengan alat pertanian, cara berkomunikasi di kebun, hingga memikirkan tanaman apa yang harus ditanam agar pertanian mereka terus berkelanjutan.

Sepanjang 2020, mereka merasakan bagaimana jatuh bangun masa panen atau pahit getirnya pendapatan selama bertani.

Mereka merasakan betul susahnya mendapatkan sumber air, mahalnya harga pupuk, sampai murahnya penjualan hasil panen.

"Awal-awal kita susah mendapatkan air. Setelah kurang lebih 2 tahun kita dapat bantuan sumur bor dari NGO. Dari pengalaman-pengalaman itu kita jadi belajar banyak hal di sektor pertanian," beber Permana.

Komoditas pertanian dari awal memulai bertani pun beragam. Dengan lahan satu petak itu, Permana sengaja menanam komoditas dengan memperhitungkan momentum.

"Dari awal pernah panen kacang, timun, ubi, jagung, sekarang lagi mulai tanam cabai. Jadi kita lihat momentum. Misal tiga bulan menjelang tahun baru, kita sengaja tanam jagung. Alhamdulillah pas panen laku dijual," tutur Permana.

Tumbuh mandiri

Tumbuh Mandiri, nama yang dipilih memang sungguh merepresentasikan apa yang dilakukannya. Mereka membuktikan diri bahwa mereka bisa bertahan tanpa bersandar pada belas kasihan pemerintah.

"Belum pernah ada bantuan dari Pemkot Cimahi. Padahal kita dekat banget. Ada sih yang komunikasi, tapi cuman janji-janji doang. Lagi-lagi kita tumbuh mandiri," ungkap Permana.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Daftar Lengkap UMK Jabar 2024, Bekasi Tertinggi, Banjar Terendah

Daftar Lengkap UMK Jabar 2024, Bekasi Tertinggi, Banjar Terendah

Bandung
Hanyut Saat Buat Konten di Sungai Cigamea Bogor, Sanusi Ditemukan Tewas

Hanyut Saat Buat Konten di Sungai Cigamea Bogor, Sanusi Ditemukan Tewas

Bandung
Penyebab Tabung Gas Meledak di Sukabumi Masih Misterius, 2 Orang Tewas

Penyebab Tabung Gas Meledak di Sukabumi Masih Misterius, 2 Orang Tewas

Bandung
Gudang Pengoplos Gas Bersubsidi di Deli Serdang Digerebek, Ratusan Tabung Disita

Gudang Pengoplos Gas Bersubsidi di Deli Serdang Digerebek, Ratusan Tabung Disita

Bandung
Buruh Siapkan Mogok Massal Usai Tuntutannya soal UMK 2024 Ditolak Pj Gubernur Jabar

Buruh Siapkan Mogok Massal Usai Tuntutannya soal UMK 2024 Ditolak Pj Gubernur Jabar

Bandung
Tawuran 2 Kelompok di Jalan Raya Sukabumi-Bogor, 1 Meninggal

Tawuran 2 Kelompok di Jalan Raya Sukabumi-Bogor, 1 Meninggal

Bandung
Demi Bandung Bebas Sampah, Pemkot Gelontorkan Dana Rp 31,9 Miliar

Demi Bandung Bebas Sampah, Pemkot Gelontorkan Dana Rp 31,9 Miliar

Bandung
Dalam 3 Bulan, Polresta Cirebon Tangkap 35 Tersangka Kasus Narkoba

Dalam 3 Bulan, Polresta Cirebon Tangkap 35 Tersangka Kasus Narkoba

Bandung
Pemkab Cirebon Beri Kenaikan Gaji Berkala untuk 1.901 Guru PPPK

Pemkab Cirebon Beri Kenaikan Gaji Berkala untuk 1.901 Guru PPPK

Bandung
Kronologi Kecelakaan Maut di Sumedang, Warga Dengar Suara seperti Longsor Saat Mobil Masuk Jurang

Kronologi Kecelakaan Maut di Sumedang, Warga Dengar Suara seperti Longsor Saat Mobil Masuk Jurang

Bandung
Ribuan Buruh Asal Kabupaten Bandung Ajak Buruh Lain ke Gedung Sate

Ribuan Buruh Asal Kabupaten Bandung Ajak Buruh Lain ke Gedung Sate

Bandung
Kawal UMK 2024 di Jabar, Ribuan Buruh Unjuk Rasa di Depan Gedung Sate

Kawal UMK 2024 di Jabar, Ribuan Buruh Unjuk Rasa di Depan Gedung Sate

Bandung
Mayat yang Dikira Manekin di Tasikmalaya Dihabisi Pacar, Keduanya Berstatus Mahasiswa

Mayat yang Dikira Manekin di Tasikmalaya Dihabisi Pacar, Keduanya Berstatus Mahasiswa

Bandung
Pertama di Indonesia, Bandung Gelar Balap Gokart Listrik, Catat Jadwalnya

Pertama di Indonesia, Bandung Gelar Balap Gokart Listrik, Catat Jadwalnya

Bandung
Serpihan Tabung Gas yang Meledak di Sukabumi Ditemukan di Atap Rumah Warga, 1 Tabung Masih Dicari

Serpihan Tabung Gas yang Meledak di Sukabumi Ditemukan di Atap Rumah Warga, 1 Tabung Masih Dicari

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com