Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diresmikan Jokowi, Kolam Retensi Diklaim Bakal Kendalikan Banjir di Bandung Barat

Kompas.com - 06/03/2023, 10:21 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com- Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pengendalian banjir Citarum terbagi menjadi tiga bagian, yakni pengendalian di hulu, pengendalian di tengah, dan pengendalian di hilir.

Pengendalian banjir Citarum di hulu, kata dia, sudah disiapkan fasilitas pengendaliannya seperti Sodetan Cisangkuy.

Sodetan Cisangkuy, lanjut dia berfungsi untuk menarik air dari hilir. Basuki menyebut, sodetan Cisangkuy awalnya mampu menyedot air sebanyak 230 meter kubik per detik.

"Cisangkuy tinggal 5 kubik per detik, makanya surut, ada juga daerah lain. Ada tiga seperti ini, Gedebage, Cieunteung dan Andir, sekarang makanya tidak banjir lagi rumahnya harga tanah pun naik," katanya ditemui usai meresmikan Kolam Retensi Andir bersama Presiden Jokowi, Minggu (5/3/2023).

Baca juga: Banjir Landa 3 Kecamatan di Bima, 1 Rumah Hanyut, Puluhan Hektar Lahan Pertanian Terendam

Tidak hanya itu, guna mengantisipasi banjir Citarum, Basuki mengatakan beberapa polder air sudah dibuat.

"Sekarang sudah ada lima, tahun ini mulai lagi pembangunan, harapannya ada tujuh, jadi gak banjir lagi," ujarnya.

Awalnya, sambung dia, pemukiman warga yang terdampak banjir ada sebanyak 81 persen.

Saat ini, tinggal 72 hektar lagi pemukiman warga yang harus diselesaikan dari persoalan banjir.

"81 persen yang kita bebeskan dari banjir tinggal 72 hektar lagi tergenang walaupun ketinggian pendek dan segera surut, dengan dua polder ini sudah kontrak tinggal dikerjakan," ungkapnya.

Baca juga: Presiden Jokowi Resmikan 4 Infrastruktur Atasi Banjir dan Macet di Bandung

Sementara untuk penanganan di hilir, Basuki mengatakan telah membangun Bendungan Cibeet dan Bendungan Cijuray.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com