"Saya tanya kepada audiens kemarin, di sana ada KLHK ada polisi. Jadi kalaupun saya lepaskan, saya jamin 100 persen tidak membahayakan," sebut Ewon.
Menurutnya, kerusakan lahan hutan di Ranca Upas merupakan sebagian kecil dari kerusakan hutan yang sebelumnya sudah masif dilakukan korporasi pabrik semen di berbagai daerah di Indonesia.
Kerusakan lingkungan akibat aktivitas pertambangan ini yang musti negara turun tangan dengan membatasi aktivitas-aktivitas perusakan lingkungan di berbagai daerah di Indonesia.
"Bukan hanya Ranca Upas yang kami persoalkan. Karena musang itu ada di mana-mana, ular itu ada di mana-mana. Ranca upas itu di antaranya saja. Itu hanya sampel kecil, contoh besarnya bisa dicek ke beberapa pabrik semen. Berapa gunung, berapa hutan, berapa ribu hektar yang mereka rusak tapi apa kontribusi mereka terhadap kelestarian alam ini," jelas Steve Ewon.
Pada aksi demonstrasi itu, Steve Ewon menyampaikan protes dan tuntutan agar KLHK mau melek atas kerusakan hutan yang saat ini dinilai sudah pada level akut.
"Kerusakan alam bisa terasa dengan dampak cuaca yang tak menentu dan pemanasan global. Intinya kemarin saya mengingatkan bahwa alam sudah rusak, yuk kita jaga sama-sama untuk keberlangsungan anak cucu kita," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.