Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Tradisi Ziarah Makam Sunan Gunung Jati Cirebon Saat Ramadhan

Kompas.com - 23/03/2023, 11:42 WIB
Muhamad Syahri Romdhon,
Reni Susanti

Tim Redaksi

CIREBON, KOMPAS.com – Meski telah memasuki bulan Ramadhan, tradisi menziarahi Kompleks area pemakaman Syekh Syarif Hidayatullah atau dikenal Sunan Gunung Jati Cirebon, masih tetap ramai.

Warga berduyun-duyun mengantre untuk dapat masuk dan mendekat ke sekitar bangunan makam untuk berziarah. Petugas menyebut, tak sedikit peziarah juga akan bertadarus di malam hari.

Kompas.com menyaksikan warga yang datang silih berganti. Sebagian besar mereka datang secara rombongan; satu keluarga, rombongan pengajian, atau bahkan rombongan ziarah dari luar kota yang menggunakan bus pariwisata.

Baca juga: Mudik 2023, Pemerintah Kebut Perbaikan 4 Jembatan Utama Pantura Cirebon

Warga yang datang tak hanya berasal dari Kota-Kabupaten Cirebon, melainkan dari berbagai daerah lainnya.

Beberapa di antaranya berasal dari Kabupaten Indramayu, Jakarta, Tangerang, Madura, dan juga hingga luar pulau jawa.

Sebagian besar datang untuk berziarah, atau yang biasa dikenal dengan istilah tradisi munggahan.

Baca juga: Tradisi Drugdag Keraton Kasepuhan Cirebon Sambut Ramadhan

 

Munggahan adalah mengunjungi kerabat, keluarga, atau tokoh yang masih hidup beberapa hari menjelang masuknya bulan puasa. Berkunjung juga dilakukan kepada yang telah meninggal dunia, dengan cara berziarah.

Munggahan kepada Sunan Gunung Jati ini dimaksudkan sebagai simbol penghormatan terhadap tokoh, yang telah berjasa menyebarkan Agama Islam di tanah pesisir pantura Cirebon dan sekitarnya.

Atin dan Yogi, misalnya. Warga Tangerang ini melakukan tradisi munggahan ke Makam Sunan Gunung Jati Cirebon. Keduanya melakukan ziarah bersama beberapa anggota keluarga lainnya.

Keduanya menyebut, tradisi ini sudah dia lakukan sejak lama. Mereka akan berangkat dari Tangerang malam hari, berziarah di pagi hari, dan kembali ke Tangerang pada sore atau malam hari.

“Sudah lama, setiap tahun seperti ini. Setiap mau bulan puasa, dan nanti setelah lebaran. Sudah pasti ke sini lagi,” kata Yogi dan Atin saat ditemui Kompas.com Selasa (21/2/2023).

Keduanya yang berprofesi sebagai pedagang sayur di pasar tradisional menyebut, ziarah sebagai wujud berbakti kepada tokoh yang telah menyebarkan agama Islam di Tanah Wali. Melalui perantara menziarahi Sunan Gunung Jati, keduanya juga berharap keberkahan hidup.

Tak hanya warga umum, tradisi munggahan ke Sunan Gunung Jati juga dilakukan sejumlah pejabat Pemerintah Kabupaten Cirebon.

Bupati Cirebon, Wakil Bupati, Sekretaris Daerah, dan juga beberapa Kepala Dinas turut serta melakukan tradisi ini.

Mereka datang secara rombongan untuk bersama-sama berziarah, memanjatkan doa, dan juga menaburkan bunga di sekitar areal pemakaman.

Imron Rosyadi, Bupati Cirebon menyampaikan, menziarahi makam Sunan Gunung Jati, tiap menjelang bulan puasa, sudah menjadi tradisi yang melekat di Cirebon.

Kegiatan ini sudah berlangsung puluhan bahkan ratusan tahun, yang terus dilakukan tiap tahunnya.

Imron menyebut, ziarah merupakan simbol penghormatan dan wujud terima kasih warga Cirebon kepada orangtuanya.

Sunan Gunung Jati atau Syekh Syarif Hidayatullah sebagai orangtua yang telah menyebarkan agama Islam di tanah pesisir Cirebon dan sekitarnya.

“Kami bersama rombongan Forkopimda, SKPD, dan jajaran terkait melestarikan tradisi dan kearifan lokal yang dulu dilakukan. Pertama kita kunjungan ke makam para wali, atau napak tilas,” kata Imron saat ditemui Kompas.com Senin (20/3/2023).

Ziarah, sambung Imron, juga bagian dari upaya untuk mempelajari ulang apa yang diamanati Sunan Gunung Jati semasa hidupnya.

Karena Syekh Syarif Hidayatullah juga merupakan salah satu walisongo dan menjadi pemimpin di Cirebon pada masanya.

Diprediksi, jumlah kunjungan masyarakat untuk melakukan tradisi munggahan ke Makam Sunan Gunung Jati akan terus meningkat.

Budayawan, yang juga Dewan Penasehat Dewan Kesenian Kabupaten Cirebon, Made Casta mengungkapkan, tradisi munggahan memiliki dua dimensi; habluminannas dan hablumminallah, hubungan dengan sesama manusia dan hubungan dengan Allah.

Dua hal ini dilakukan sebelum memasuki bulan puasa untuk melebur kesalahan-kesalahan.

“Kenapa ada munggahan, dengan berkunjung dan juga berziarah, karena penekanannya dua, memperbaiki hubungan sesama manusia dan sang pencipta. Ini yang diajarkan para wali terdahulu, sehingga manusia memasuki bulan puasa dengan melebur dosa, penuh keyakinan dan kebersihan jiwa,” kata Made kepada Kompas.com di area pemakaman.

Sedangkan dua dimensi yakni melaksanakan hubungan baik antar sesame manusia, dan juga hubungan baik dengan Tuhannya, itu dilakukan oleh semua orang, berbagai kalangan, tanpa melihat latar belakang profesi, jabatan, asal, dan lainnya.

Mereka yang datang tidak hanya berasal dari Cirebon, melainkan dari berbagai daerah di seluruh Indonesia.

Pasalnya, Sunan Gunung Jati juga memiliki jejaring kuat antar walisongo lainya, para ulama, dan diteruskan oleh para kyai-kyai yang kini menyebarkan nilai-nilai kebaikan di tiap daerah.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Kepastian Hukum Kasus Bayi Tertukar di Bogor akan Diungkap lewat 'Scientific Crime Investigation'

Kepastian Hukum Kasus Bayi Tertukar di Bogor akan Diungkap lewat "Scientific Crime Investigation"

Bandung
Diduga Keracunan Cimin, Puluhan Murid SD di Bandung Barat Alami Muntah hingga Diare

Diduga Keracunan Cimin, Puluhan Murid SD di Bandung Barat Alami Muntah hingga Diare

Bandung
Siswa di KBB yang Meninggal Diduga Keracunan Cimin Tenyata Penderita Thalassemia

Siswa di KBB yang Meninggal Diduga Keracunan Cimin Tenyata Penderita Thalassemia

Bandung
Masa Transisi Tanggap Darurat Bencana, TPA Sarimukti Dipadatkan

Masa Transisi Tanggap Darurat Bencana, TPA Sarimukti Dipadatkan

Bandung
Cerita Guru di KBB yang Puluhan Muridnya Diduga Keracunan Cimin, Banyak Anak yang Izin Sakit

Cerita Guru di KBB yang Puluhan Muridnya Diduga Keracunan Cimin, Banyak Anak yang Izin Sakit

Bandung
Harga Beras Naik, Pedagang di Pasar Soreang Keluhkan Sepi Pembeli

Harga Beras Naik, Pedagang di Pasar Soreang Keluhkan Sepi Pembeli

Bandung
Mahasiswa Demo di Depan Gedung Sate, Protes Parahnya Penanganan Sampah

Mahasiswa Demo di Depan Gedung Sate, Protes Parahnya Penanganan Sampah

Bandung
Cimin Dagangannya Diduga Jadi Penyebab Keracunan Massal, Kakek T Ternyata Baru Sehari Berjualan

Cimin Dagangannya Diduga Jadi Penyebab Keracunan Massal, Kakek T Ternyata Baru Sehari Berjualan

Bandung
Bayi Tertukar di Bogor Dikembalikan, Kedua Ibu Berencana Ganti Nama Anaknya

Bayi Tertukar di Bogor Dikembalikan, Kedua Ibu Berencana Ganti Nama Anaknya

Bandung
Kapolrestabes Bandung Minta Aplikasi Walla Diblokir, Banyak Disalahgunakan

Kapolrestabes Bandung Minta Aplikasi Walla Diblokir, Banyak Disalahgunakan

Bandung
Cerita Keluarga Bagaimana Cimin Diracik Sebelum Keracunan Massal di Bandung Barat

Cerita Keluarga Bagaimana Cimin Diracik Sebelum Keracunan Massal di Bandung Barat

Bandung
DPW PSI Jabar Bakal Sanksi Pengurus DPD Cirebon yang Dukung Ganjar

DPW PSI Jabar Bakal Sanksi Pengurus DPD Cirebon yang Dukung Ganjar

Bandung
Polisi Kembali Tangkap Perempuan Bandar Judi 'Online' di Karawang

Polisi Kembali Tangkap Perempuan Bandar Judi "Online" di Karawang

Bandung
DPD PSI Cirebon Deklarasi Dukung Ganjar Jadi Bakal Capres, Dahului Keputusan DPP

DPD PSI Cirebon Deklarasi Dukung Ganjar Jadi Bakal Capres, Dahului Keputusan DPP

Bandung
Mayat Penuh Luka Ditemukan di Tengah Sawah Indramayu

Mayat Penuh Luka Ditemukan di Tengah Sawah Indramayu

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com