Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Difabel 2 Anak Melawan Stigma, Jadi Tulang Punggung Tanpa Tangan dan Kaki

Kompas.com - 11/04/2023, 17:33 WIB
Bagus Puji Panuntun,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BANDUNG BARAT, KOMPAS.com - "Keterbatasan bukanlah penghalang bagi seseorang untuk menjadi sesuatu."

Ujaran itu keluar dari benak Cecep Herman (44), warga Kampung Cikalapa RT 02/07 Desa Rajamandala Kulon, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat.

Cecep hidup dengan serba keterbatasan. Ia ditakdirkan tak memiliki dua lengan dan dua kaki sejak lahir. Mau tak mau Cecep harus beraktivitas menyesuaikan apa yang manusia normal lakukan.

Baca juga: Kemensos Dampingi Perempuan Difabel Korban Kekerasan Seksual di Lampung

Di tengah keterbatasan fisik itu, Cecep harus berjuang menghidupi istri dan kedua anaknya. Keterbatasan ekonomi menjadi dorongan Cecep untuk berjualan mainan dan aksesoris keliling.

"Setiap hari berkeliling dorong gerobak. Keliling jualan di sekitar wilayah Cipatat saja," kata Cecep saat ditemui di sela istirahat jualan, Senin (10/4/2023).

Baginya, keterbatasan fisik bukanlah penghalang untuk mundur dari tanggung jawabnya sebagai tulang punggung keluarga.

Baca juga: Kisah Lulusan SMP di Pelosok Bandung Barat, Bangun Masjid Mirip Kabah di Kampungnya

Cecep harus giat bekerja menjajakan aksesoris dan mainan anak keliling ke sekitar Kecamatan Cipatat.

Setiap harinya, ia menyiapkan modal Rp 100.000 untuk membeli barang yang hendak dijual keliling menggunakan gerobak sederhana. Keuntungan dari jualan hanya cukup untuk menambal kebutuhan dasar rumah tangga.

"Sehari dapat paling besar Rp 150.000. Yang Rp 100.000 buat modal lagi. Jadi paling banter dapat Rp 50.000 sehari," kata Cecep.

Melawan Stigma sedari Kecil

Keterbatasan fisik kerap kali menjadi halangan untuk berkehidupan sosial. Stereotip dari masyarakat umum kebanyakan selalu memandang sebelah mata pada kondisi fisik.

Dengan kondisi fisiknya itu, ia kerap dipandang sebagai manusia yang lemah, tak bisa berbuat sesuatu, berbeda, abnormal, menyeramkan, dan segudang stigma yang merundungnya.

Cecep sadar betul stigma buruk terhadap kaum difabel itu ada di tengah masyarakat. Ia merasakan betul bagaimana dunia menghakiminya sedari kecil.

"Sudah gak heran sama omongan-omongan orang. Mental saya sudah kuat. Yang namanya bully, dikucilkan, sudah saya rasakan dari kecil," ucap Cecep.

Meski mendapat stigma menyebalkan dari masyarakat umum, Cecep bisa membuktikan bahwa difabel bisa setara bahkan lebih unggul dengan orang-orang yang memiliki organ tubuh sempurna.

"Sewaktu SD dulu, kalau mau masuk SD tidak bisa langsung masuk kelas 1. Harus percobaan dulu 1 tahun. Dulu ditakutkan gak bisa menyeimbangi siswa normal, karena memang dulu juga gak ada SLB," papar Cecep.

"Tapi alhamdulilah, sampai kelas 6 selalu masuk 3 besar. Bahkan dari kelas 1 yang siswanya 27 orang, pas kelas 6 berkurang-berkurang katena gak naik, karena keluar sekolah dan sebagainya," imbuhnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Buka Luka Lama, Keluarga Vina Sempat Tolak Pembuatan Film, Setuju demi Pengungkapan Kasus

Buka Luka Lama, Keluarga Vina Sempat Tolak Pembuatan Film, Setuju demi Pengungkapan Kasus

Bandung
Saat Sopir Bus Kecelakaan Maut Subang Berulang Kali Minta Maaf...

Saat Sopir Bus Kecelakaan Maut Subang Berulang Kali Minta Maaf...

Bandung
Terungkap, Kecelakaan Bus Siswa SMK Lingga Kencana karena Oli dan Rem Angin Bocor

Terungkap, Kecelakaan Bus Siswa SMK Lingga Kencana karena Oli dan Rem Angin Bocor

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Bandung
Usai Kecelakaan Bus SMK Depok, Sekolah di Bandung Barat Diultimatum  Tak 'Study Tour' ke Luar Kota

Usai Kecelakaan Bus SMK Depok, Sekolah di Bandung Barat Diultimatum Tak "Study Tour" ke Luar Kota

Bandung
Uji Coba Makan Siang Gratis di Bandung, 2.500 Porsi Per Hari untuk 6 SD

Uji Coba Makan Siang Gratis di Bandung, 2.500 Porsi Per Hari untuk 6 SD

Bandung
Aktivitas Gunung Ruang Mulai Turun, Statusnya Jadi Level III Siaga

Aktivitas Gunung Ruang Mulai Turun, Statusnya Jadi Level III Siaga

Bandung
Dinas Pendidikan Jabar Perketat Aturan 'Study Tour' Imbas Bus Terguling di Ciater

Dinas Pendidikan Jabar Perketat Aturan "Study Tour" Imbas Bus Terguling di Ciater

Bandung
Video Viral Bocah SD di Cirebon Depresi Usai Ponsel Dijual Ibu

Video Viral Bocah SD di Cirebon Depresi Usai Ponsel Dijual Ibu

Bandung
Bus yang Alami Kecelakaan di Subang Sempat Setel Rem Saat di Tangkuban Parahu

Bus yang Alami Kecelakaan di Subang Sempat Setel Rem Saat di Tangkuban Parahu

Bandung
Pilkada Jabar 2024 Dipastikan Tidak Ada Calon dari Jalur Perseorangan

Pilkada Jabar 2024 Dipastikan Tidak Ada Calon dari Jalur Perseorangan

Bandung
Momen Warga Gelar Doa Bersama di TKP Kecelakaan Bus Subang

Momen Warga Gelar Doa Bersama di TKP Kecelakaan Bus Subang

Bandung
Imbas Bus Terguling di Ciater, Bey Keluarkan SE Kegiatan 'Study Tour'

Imbas Bus Terguling di Ciater, Bey Keluarkan SE Kegiatan "Study Tour"

Bandung
2 Mantan Bupati Serahkan Bukti Dukungan Calon Perseorangan Pilkada Garut 2024

2 Mantan Bupati Serahkan Bukti Dukungan Calon Perseorangan Pilkada Garut 2024

Bandung
Wisata Sejarah Pendopo Kota Bandung: Syarat, Cara Daftar, dan Jam Buka

Wisata Sejarah Pendopo Kota Bandung: Syarat, Cara Daftar, dan Jam Buka

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com