Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Pastikan Anak Aktor Barry Prima Belum Ditemukan

Kompas.com, 13 April 2023, 16:31 WIB
Bagus Puji Panuntun,
Reni Susanti

Tim Redaksi


BANDUNG, KOMPAS.com - Keberadaan putri aktor senior Barry Prima, Feony Elizabeth Johanna Knoch, masih teka-teki. Feony dinyatakan menghilang sejak Senin, 10 April 2023.

Hingga Kamis, 13 April 2023 sore, pihak keluarga masih berupaya melakukan pencarian melalui koordinasi dengan pihak kepolisian.

Pihak keluarga menampik kabar mengenai telah ditemukannya Feony pada Selasa, 12 April 2023. 

"Aduh itu kabar hoaks dan mengatasnamakan (keluarga) ya. Kabar itu hoaks dan orang jahat makin banyak hubungi saya, padahal saya berusaha fokus ke kakak saya dulu," ungkap Ferozi Knoch, adik Feony, saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Kamis (13/4/2023).

Baca juga: Kisah Lulusan SMP di Pelosok Bandung Barat, Bangun Masjid Mirip Kabah di Kampungnya

Ferozi mengatakan, saat ini keluarga masih berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk melakukan pencarian ke lokasi-lokasi yang dicurigai disinggahi oleh Feony.

"Saat ini saya masih koordinasi sama pihak berwajib kok. Maaf kalau slow respons, saya bales sebisa saya ya," ujar Ferozi.

Ferozi mengaku, hingga saat ini banyak pihak yang menghubunginya dan memanfaatkan informasi hilangnya Feony.

Baca juga: Anak Barry Prima Sudah Ditemukan Usai Menghilang

Ia khawatir bahwa informasi yang semrawut malah berdampak pada kondisi psikis Feony.

"Sudah terlalu banyak yang menghubungi, bahkan banyak orang jahat juga yang mau memanfaatkan keadaan ini. Pihak keluarga meminta agar informasi ini tidak dipelintir sembarangan. Dikarenakan media yang terlalu heboh bisa membuat feony ketakutan untuk pulang dan malu sehingga dikhawatirkan dia malah akan menjauh. Terima kasih, mohon pengertiannya," papar Ferozi.

Sebelumnya, Feony dikabarkan hilang sejak Senin, 10 April 2023 pagi. Kabar hilangnya Feony tersebar melalui selebaran poster yang berisi informasi pencarian orang hilang.

Dalam poster yang tersebar di media sosial tersebut dikabarkan adanya orang hilang atas nama Feony Elizabeth Johanna Knoch (35) dengan tinggi badan 158 sentimeter.

Pihak keluarga mengonfirmasi bahwa Feony dikabarkan hilang dengan ciri-ciri terakhir mengenakan kacamata, rambut tipis, dan bertubuh gemuk.

Feony dikabarkan terakhir terlihat di sekitar Cikole, Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Ia meninggalkan rumah dengan mengendarai sepeda motor Honda Beat berpelat nomor D 2920 ABO.

Pihak keluarga khawatir karena Feony pergi dengan kondisi fisik yang tak sehat. Ia mengidap penyakit mental dan tidak bisa lepas dari obat.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau